꒰ 𝟰𝟴 : ᴋᴇɴᴀɴɢᴀɴ ʟᴀᴍᴀ ʏᴀɴɢ ᴛᴇʀᴘᴇɴᴅᴀᴍ ꒱

310 42 0
                                    

——————————
-ˋˏ ༻❁༺ ˎˊ-
-———————————————

——————————-ˋˏ ༻❁༺ ˎˊ--———————————————

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

⊱┊꒰ ᴘᴇsᴛᴀ ɴᴀᴛᴀʟ sʟᴜɢʜᴏʀɴ ꒱

    EURYBELLE MEMANDANG pantulan dirinya di cermin sekali lagi. Rambut keemasan cerah yang tersanggul anggun, riasan simpel namun elegan yang menempel di wajahnya yang sangat cantik, kalung emas putih berbatu sapphire yang cantik, gaun biru gelap berbahan satin yang berkilau, dan sarung tangan panjang menutupi sikunya yang tampak melengkapi penampilannya malam ini. Eurybelle tampak lebih tinggi (walau dia sudah menjadi yang tertinggi dibanding gadis-gadis lain) dengan sepatu hak cantiknya.

Spektakuler, adalah kata yang bisa mendeskripsikan penampilan Eurybelle malam ini, yeah, walau tatapan mata Eurybelle sama sekali tidak menampilkan sorot bersemangat atau tertarik.

Suara sepatu berhak menuruni tangga terdengar anggun seperti biasanya.

Cup!

Eurybelle tampak tak tertarik sama sekali ketika pemuda jangkung dihadapannya yang merendahkan sedikit tubuhnya hanya untuk mengecup punggung tangan cantik milik Eurybelle. Tetapi hal ini tampaknya tak berpengaruh untuk sang pemuda juga, maka mereka menautkan lengan mereka sementara mereka berjalan menuju tempat yang sedang dituju.

Lengan jas hitam polos yang bersentuhan dengan sarung tangan yang elegan, hembusan nafas yang mengeluarkan embun berasap, dan langkah kaki senada yang saling mendampingi. Atau harum parfume satu sama lain yang tampak menyatu.

Pukul delapan, mereka sudah hampir tiba di kantor Slughorn dan semakin dekat, suara tawa, musik, dan obrolan semakin keras terdengar. Entah apakah memang demikian, ataukah karena dia memakai trik sihir, kantor Slughorn tampak lebih besar daripada kantor guru yang biasanya. Langit-langit dan dinding-dindingnya didekorasi dengan hiasan gantung hijau zamrud, merah, dan emas, sehingga kesannya mereka berada di dalam tenda yang sangat luas. Ruangan itu padat dan pengap dan bermandi cahaya merah yang dipancarkan oleh lampu emas berhias yang tergantung di tengah langit-langit. Di dalam lampu itu peri-peri sungguhan mengepakkan sayap, masing-masing merupakan bola cahaya cemerlang. Nyanyian keras diiringi musik yang kedengarannya mandolin terdengar dari sudut yang jauh; kepulan asap pipa menggantung di atas beberapa penyihir berusia lanjut yang sedang asyik mengobrol, dan sejumlah Peri-Rumah berjalan menyelip-nyelip dengan bising di antara hutan lutut, tersembunyi oleh piring-piring perak berat berisi makanan yang mereka bawa, sehingga mereka tampak seperti meja berjalan.

"Archilles, Eurybelle, anakku!" dentum Slughorn dengan antusiasme yang berlebihan seperti biasanya, segera setelah mereka berdua masuk. "Masuk, masuk, banyak orang yang aku ingin kalian temui, terutama kau, Eurybelle!"

Selama Slughorn membawanya berbincang-bincang dengan tokoh-tokoh penting, Eurybelle malah merasa mual dan perasaan ingin segera pergi timbul di hatinya. Tak henti-hentinya dia hanya membalas pertanyaan orang-orang itu dengan kata 'ya', 'tentu saja', 'tidak', atau dengan cara mengeluarkan senyuman manisnya dan kekehan kecilnya.

𝐒𝐈𝐃𝐄 || 𝗁𝖺𝗋𝗋𝗒 𝗉𝗈𝗍𝗍𝖾𝗋Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang