22📖

7.8K 470 6
                                    

Hari Minggu, adalah hari yang ditunggu-tunggu oleh banyaknya orang termasuk kepada pelajar bahkan para pekerja. Hari Minggu dinobatkan sebagai hari libur sedunia.

Kebahagiaan di hari Minggu pun memancar pada wajah teman-teman Galen, hari ini mereka sudah berkumpul bermain PS di rumah Viger.

Bantal, jajan, dan botol susu berserakan di ruang santai hingga membuat bi Dian yang melihat dari jauh menggeleng pelan.

"Kelakuan cah lanang emang rata-rata sama," kata bi Dian lalu melangkah pergi.

"Waduh, gue kalah lagi!" seru Ben sambil mengunyah keripik singkong.

Harsa dan Dean hanya terkekeh lalu kembali fokus pada televisi. Sementara Keano kini sedang menempel pada Viger hingga membuat si pemilik rumah merasa risih.

"Jauhan dikit, Keano!" seru Viger untuk kesekian kalinya.

"Nggak mau, ah. Gue males deketan sama Galen, suka ngamuk soalnya."

Galen melirik Keano. "Sembarangan."

Keano dan Viger terkikik geli saat melihat Galen yang memasang wajah kesal. Bagi mereka, melihat Galen yang kesal adalah keseruan tersendiri.

"Oh, ya, Vi. Si Inara katanya masuk rumah sakit, ya?" Keano bertanya membuat Galen dan Harsa diam-diam menguping.

Viger menganggukkan kepala saja lalu kembali meneguk susu putihnya yang tersisa setelah gelas.

"Kapan baliknya?"

Viger melirik Keano lalu meletakkan gelas bekas susu tersebut di meja kaca. "Hari ini pulang, mungkin lagi di jalan."

Galen yang tadinya sedang menonton You--Tube kini fokusnya buyar saat mengetahui bahwa Inara akan pulang dari rumah sakit. Ada rasa semangat untuk melihat wajah yang ia rindukan tapi gengsinya lagi-lagi mengalahkan keinginan di hati Galen.

"Wah, bagus dong. Gue bisa ajak dia gabung sama kita biar tambah rame," sambung Ben dengan semangat.

Ben ini dari awal masuk sekolah memang sudah mengidolakan sosok Inara bahkan satu sekolahpun tahu akan hal itu.

"Enggak! Kalo tuh cewek gabung, gue bakalan balik," kata Dean menolak tegas, diangguki oleh Dena.

Sepertinya kekesalan Dean saat di taman sekolah saat itu masih berlanjut sampai saat ini membuat Keano dan Harsa mengembuskan napas jengah.

"Ternyata masih dendam sama Inara, ya?" Ben cekikikan. "Pasti gara-gara lo ditol-aw, aw! Sialan banget, sakit Deanjing!" pekik Benzi karena Dean mencubit pahanya.

"Mangkanya hati-hati lo kalo ngomong," ujar Dean memperingati.

Harsa memutar bola matanya malas. Meminta orang lain agar berbicara hati-hati tapi Dean sendiri malah berbicara asal ceplos sesuka hati. Dipikir orang lain tak punya perasaan apa?

Dasar Dean, minta dihormati tapi tak mau menghargai orang lain sama saja seperti Galen. Mungkin satu spesies.

Mereka semua kemudian terdiam saat mendengar suara mobil yang sepertinya masuk ke pekarangan rumah Viger. Itu sudah jelas bahwa Inara pulang.

"Beresin, woy! Takut dimarahin om Brian nih," kata Ben sambil memunguti sampah dengan terburu-buru.

Viger dan yang lainnya pun kini jadi keteteran, membereskan bantal dan sampah-sampah atas perbuatan mereka hingga kini benar-benar bersih dan pintu utama pun sudah terbuka lebar.

Sopir masuk dengan membawa tas yang lumayan besar lalu disusul Nanda, Kana dan Zoya yang menuntun Inara dan di belakangnya ada Brian lalu kembali disusul Viano kemudian Tiar yang membawa tas dan ... Nathan?

JAGRATARA!! (REVISI)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang