24. nothing

3.3K 122 12
                                    

Cahaya mentari mengintip dari sela sela gorden kamar, membangunkan lea yang masih tertidur dalam dekapan polos jisung.

"Eunghh,,,". Lea menggeliat meregangkan otot-otot yang masih kaku, matanya bertemu dengan sang suami yang bahkan belum sempat memejamkan mata karena sibuk memperhatikan wanita cantik yang tertidur dengan pulas sehabis beberapa ronde ia gempur.

Lea memicingkan mata tak suka melihat keberadaan jisung disana.

"Pagi istriku...".

"Ihh-_- gak suka banget lihat kamu pagi pagi gini!!". Tubuhnya berbalik memunggungi sang suami yang kebingungan karenanya.

"Loh kenapa?".

"Gak tahu! Sebel banget mainnya kasar!".

Maafkan jika malam tadi ia tidak bisa mengontrol gairahnya karena sekian lama akhirnya ia bisa hanya berdua saja bersama istrinya tanpa ada yang mengganggu dan tanpa adanya rasa takut jika suara keduanya terdengar oleh sang anak yang masih kecil.

Melihat lea merajuk akibat ulahnya semalam mau tak mau ia harus membujuknya agar lea bisa memaafkan kekhilafannya malam tadi.
Ia peluk tubuh polos istrinya dari belakang tangannya berhenti pada perut yang sudah sedia menampung bibit bibit unggul anaknya kelak.

"Baby... Jangan marah dong... Nanti kalau main ga akan kasar lagi deh".

"Jangan panggil baby! Aku wanita yang sudah punya anak umur lima tahun!".

"Semalam aku panggil baby kamu ga marah, dan malah ikut panggil aku daddy".

"Ck! Lupakan-_-". Jisung terkekeh.

Karena hari ini adalah hari senin, hari yang mewajibkannya untuk pergi bekerja, terpaksa setelah kesenangannya semalam jisung harus meninggalkan lea untuk pergi ke kantor, ia lantas bangkit menuju kamar mandi. Tapi ingatkan ia untuk memakai bajunya terlebih dahulu sebelum ia berjalan tanpa sehelai benangpun yang menutupi tubuhnya.

"Pakai baju mu park!!!". Lea melempari dirinya dengan baju semalam yang berserakan di bawah nakas.

"Heii!! Jangan lupa semalam kamu mengemutnya tanpa malu! Hahaha". Ledeknya membuat lea menutupi seluruh tubuhnya termasuk kepala masuk kedalam selimut. park sialan!! Batin lea.

tapi mau sampai kapan lea menyembunyikanmemasak beberapa makanan untuk jisung sebelum ia berangkat bekerja, Meskipun ia kesulitan berjalan karena sepertinya akibat permainan yang begitu bersemangat semalam membuat nya lecet sedikit di area tertentu.

"Nanti kamu ga usah jemput seuji dulu, biar aku yang jemput setelah pulang dari kantor". Ucap jisung, untungnya suami Lea ini sangat pengertian tentang kondisi nya, tidak mungkin kan jika ia harus menjemput seuji dengan jalan terpincang pincang ke rumah johnny ? Bisa malu ia karena Johnny pasti akan meledeknya dengan senyum senyum sendiri kepadanya.

"Aku berangkat yah". Satu kecupan singkat mendarat di bibir lea. Wanita itu merengut, dirinya tidak ingin di tinggal bekerja oleh suaminya.

Ia kalungkan tangannya pada leher milik jisung dan melumat memperdalam ciuman keduanya dengan susah payah kakinya berjinjit, tangan mungilnya kini meremas kerah kemeja putih jisung yang sudah rapi terpasang dasi hitamnya.

"Baby... Hei kenapa? Kamu kenapa sih?". Jisung terkekeh kecil melihat tingkah laku Lea, agak heran karena tadi pagi ia marah marah bahkan sampai tidak mau melihatnya, tapi kini justru ia menjadi sangat manja terhadap nya.

Lea tertunduk sambil tangannya terus memegang ujung jas hitam jisung, tidak ingin membiarkannya untuk pergi bekerja. Lama memperhatikan lea yang masih saja belum menjawab pertanyaannya membuat jisung kebingungan tak tahu apa yang istrinya itu inginkan sedangkan pekerjaannya sudah menunggu di perusahaan, ia angkat tangannya guna melihat waktu pada jam tangan miliknya dan sesekali melirik lea yang masih tertunduk dihadapannya.

Jodohku Jisung || Park Jisung (On Going)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang