12. rasanya malu

6.5K 184 20
                                    

.
.
.

Sshh...

Lea bangun, ia hendak bangkit tapi dia urungkan, rasa perih dan panas masih teramat nyata di inti bawahnya. Lea tidak berpikir sesudahnya akan seperih ini kalau ia tahu mungkin lea akan menghentikan jisung untuk memasukkan miliknya kedalam sana.

Bodohnya lea malah mengijinkan jisung dan justru ikut melebarkan pahanya untuk memberikan akses penuh pada jisung. Dengan tanpa bersalahnya dia melancarkan aksinya sangat brutal dan membuat lea menahan sakit sekaligus nikmat secara bersamaan di bawah Kungkungan nya.

"Ahh jisung! More plis".


Sial lea tak mengira dirinya akan mendesahkan nama jisung. Lea malu sekali! Oke lupakan.

Matanya mengedar mencari keberadaan jisung. Terakhir kali lea ingat jisung tidur di sampingnya tapi sekarang lelaki itu tidak ada disana. Beberapa kali menguap akibat rasa kantuk yang masih bersarang, lea akhirnya melihat sosok jisung di gelapnya kamar mereka.

Jisung sudah lengkap memakai hoodie serta celana trainingnya duduk diatas sofa dan fokus pada laptop di pangkuannya. Padahal baru jam lima subuh tapi dia sudah sibuk dengan pekerjaan kantornya.

Lea menatapnya kasihan, padahal terlihat jika jisung lelah, apalagi malam tadi dia sudah habis habisan menggempur lea.


"Sayang-". Suara lea mengalun memecahkan keheningan di kamar mereka. Jisung segera mendongak lalu memperlihatkan segaris senyuman kepada istrinya.

"Sudah bangun sayang?"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Sudah bangun sayang?". Tanya dia mengusap surai hitam milikku.

"Emmm".

Tidak ada hal lain yang lea ucapkan selain deheman berbarengan dengan anggukan padanya. karena sungguh lea sangat malu sekarang bertatapan dengan jisung. Apalagi bayang bayang beberapa jam lalu terus berputar layaknya CD di pikirannya.

"Sayang- aku akan memberimu anak. Oh shit- ini enak!".

Oke sial! Lea malu mendengar kata katanya itu.

Sama seperti yang lea rasakan, jisung juga merasakannya. Dia malu tapi berusaha mengacuhkan itu. Sangat awkward! Tak pernah mereka pikirkan bahwa akan ada moment seperti ini dalam hidup mereka.

Jisung kembali fokus pada laptopnya, tangan besar miliknya terus mengetik serangkaian kata didalamnya. Sialnya bagi lea salah fokus pada tangan berurat itu. Tangan itu, tangan itu yang sudah mengobrak abrik kenikmatannya. Disamping memasukkan miliknya, dia juga memasukkan jarinya membuat lea menjerit sangat keras.

Jodohku Jisung || Park Jisung (On Going)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang