Hari senin, hari yang sangat sibuk. Jisung berjalan penuh wibawa menuju ruang kerjanya. Berpapasan dengan karyawan yang saling menyapa dirinya. Jisung hanya tersenyum tipis untuk menghargai semua sapaan mereka.
Ia meletakkan enam paper bag diatas sofa. Itu berisi sebuah oleh oleh yang sudah jisung siapkan untuk para sahabatnya.
Pertama yang datang adalah Haechan dengan setumpukan berkas di tangannya. "Semua sudah beres tepat waktu. Silahkan di cek". Kata haechan yang telah menyelesaikan pekerjaannya yang jisung titipkan Kepadanya.
"Ya terimakasih. Oh iya, tolong bagikan paper bag itu sesuai namanya yang sudah saya tulis termasuk nama kamu".
Haechan melirik arah tunjuk jisung. Ia mendekati paper bag yang ada di atas sofa, dan mulai menelisik. "Eh? Apa nih?".
"Oleh oleh dari Bali".
"Wih. Makasih loh, Segala repot repot. padahal ga per—".
"Chan— terima saja dan keluar dari ruangan saya sekarang". Demi apapun jisung tidak mau mendengar kata kata haechan yang seolah tidak perlu tapi sangat menginginkan oleh olehnya.
"Baik! Siap! Selamat bekerja kembali CEO park". Haechan menghilang di balik pintu dengan semua paper bag yang di bawanya.
Di perjalanan menuju ruangannya kebetulan ia bertemu dengan jeno.
"Nih. Dari CEO park".
Jeno mengernyit heran. "Buat gue?".
"Iya. Tuh ada nama lo".
"Wah. Thanks ya".
"Hooh".
Tidak punya banyak waktu karena haechan harus segera kembali bekerja, ia meninggalkan jeno lebih dulu bngt untuk membagikan semua oleh oleh itu kepada yang lainnya.
Tapi untuk chenle, wah pria itu susah untuk di temui jika jam segini. Kecuali haechan harus membuat janji lebih dulu. Biarlah toh nanti juga akan bertemu haechan membawa paper bag chenle untuk ia bawa ke ruangannya.
Di tengah perjalanan ia berpapasan dengan giselle yang membawa satu map. Kebetulan arah tujuan giselle adalah dirinya.
Dan seperti biasa, memakai kacamata, dengan pakaian yang tidak mengikuti trend sama sekali. wanita yang benar-benar berbanding terbalik dengan apa yang haechan lihat kemarin malam.
"Permisi pak. CEO park kata ada yang harus di periksa kembali terkait berkas ini". Giselle gugup mampus, tapi haechan benar benar tidak terlihat canggung sama sekali seolah ia melupakan kejadian kemarin malam di apartemen giselle.
"Bawa keruangan saya". Haechan berlalu begitu saja, padahal Haechan hanya perlu mengambil map itu tanpa harus repot menyuruh giselle mengantarkannya, karena sebenarnya Haechan juga akan kembali ke ruangannya.
Emang dasar modus.
Haechan duduk di kursinya dan giselle menaruh map itu di atas meja. "Kalau begitu saya permisi pak".
"Ah giselle. Tunggu sebentar". Haechan merogoh sebuah paper bag kecil di laci kerjanya. Ia menyodorkan itu kepada giselle.
"Untuk mu. Semalam saya lupa bawa jadi belum sempat saya kasih ke kamu".
"Ah? Terimakasih". Giselle sempat terkejut, ia kira haechan akan benar-benar ilfil kepadanya. Tapi ternyata tidak. Giselle tersenyum tipis sambil menatapi hadiah yang haechan beri kepadanya.
"Kemari". Haechan berjalan memutari meja tangannya mengambil kembali paper bag di tangan giselle. Ia membukanya rupanya sebuah kalung emas putih berliontin berlian. Gila giselle bisa tahu kalau kalung yang haechan berikan adalah kalung mahal bahkan hanya sekali lihat saja ia sudah tahu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Jodohku Jisung || Park Jisung (On Going)
Fanfiction⚠️ Terdapat Bab yang mengandung 21+ "park jisung... Namaku park jisung, siapa tahu kamu lupa". Ini bukan lagi seperti mimpi buruk... Tapi sudah seperti di dalam neraka!! Published on March 23, 2023 S2 - on going S1 - Revisi #1- fiksiremaja (11des2...