32. Bugh!

2K 113 43
                                    

Bugh!!

Mark menonjok jisung tepat di pipinya, memberikan warna keunguan pada wajahnya. Ini di kantor dan dia tidak peduli jika jisung akan memecatnya, mark terus melancarkan tinjuannya di atas pahatan wajah jisung.

Renjun yang berdiri di samping jisung pun berusaha keras untuk memisahkan mark yang sedang membabi buta.

"Mark! Udah! Lo kenapa sih?! Datang datang maen tinju tinju jisung". Tapi seakan tuli mark tak mendengar kata-kata renjun, dia menatap sengit jisung yang masih terkapar di lantai sambil mengepalkan tangannya.

Mark memang sedikit tak percaya tapi bukan berarti tak peduli, memberi jisung sedikit efek jera adalah keputusan yang tepat.

"Woi jie... Kalo lo beneran selingkuh, gw ga akan segan segan lagi".

"Hah? Selingkuh? Jisung selingkuh? Beneran lo jie?". Renjun yang baru mengetahuinya bahkan tak percaya dengan kata kata mark, sangat tidak mungkin, tapi wajar saja jika mark marah. Jika benar lantas apa bedanya jisung dengan doyoung ?.

Jisung bangkit dengan susah payah, Pipinya berdenyut sakit mendapat tinjuan dari kakak iparnya sendiri, mark bahkan tak pernah menggunakan tangannya saat sedang marah kepada siapapun, jika seperti ini artinya mark benar benar marah.

"Ck sshh... Gw ga pernah selingkuh!". Tegas jisung.

"Terus bagaimana lo mau menjelaskan ciuman lo itu?". Tanya mark, renjun melotot tak percaya, ia menggigit bibir bawahnya menunggu klarifikasi yang akan di keluarkan jisung. Tapi keadaan tak memungkinkan saat tiba tiba seorang wanita datang dan menghampiri jisung.

"Loh ini kenapa? Ya ampun pasti sakit banget masuk dulu yuk! Salma obatin di dalem". Salma memapah jisung masuk kedalam ruangannya, pemandangan ini sungguh membuat mark jengah setengah mati, biang dari semuanya adalah salma.

"Cih tak tahu diri". Celetuk mark.

"Maaf pak mark saya tidak punya cukup waktu untuk meladeni anda, karena saya mau merawat pak CEO terlebih dahulu". Siapapun mark begitu ingin menjambak rambut salma dan jisung saat ini. Kedua orang itu masuk tanpa memperdulikan emosi mark yang meluap-luap.

"Arghhhh!!!!!". Mark menendang tong sampah yang kosong hingga berantakan tak berbentuk. Berbicara tidak berselingkuh tapi begitu erat dengan wanita lain, itu sama saja.

"Mark tenangkan diri lo". Renjun menepuk bahunya guna menenangkan harimau yang kini sedang mengamuk di hadapannya. Iapun sama tak habis pikirnya kepada jisung.

"Sialan!!".

••••

"Sshhh.. saya bisa sendiri". Jisung merebut kain yang sudah berisi es batu dari tangan salma untuk meredakan kebiruan dan denyutannya, mark begitu keras meninju wajahnya.

Salma terus saja memandangi jisung yang kini diam tak bergeming sedikitpun, perlahan ia menjulurkan tangannya dengan niat mengusap tanda kebiruan yang sekarang semakin jelas terpampang. Tapi jisung tak bodoh, ia segera menepis jari jemari salma sebelum sampai pada pipinya.

"Jangan sentuh saya".

"Maaf pak, salma cuman mau meredakan nyerinya, pak mark beberapa kali meninju wajah anda hingga seperti ini, itu pasti sangat sakit lalu kenapa tidak anda pecat saja?".

Jisung menghela nafas panjangnya.

"Kamu tahu saya sudah menikah?".

"Tahu".

"Kami tahu siapa istri saya?".

"Tidak".

Jodohku Jisung || Park Jisung (On Going)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang