S2. 01

1.3K 57 15
                                    


"Aku mencari mu... Ayo pulang bersama ku". - park jisung.


Tuhan punya skenario tertentu untuk masing masing hambanya. Bisa jadi kamu membenci sesuatu tapi itu adalah yang sebaik baiknya untuk mu dan begitu pun sebaliknya.

Pertolongan Tuhan itu selalu ada melalui apapun. Bahkan saat kamu merasa akhir hidupmu datang detik detik ini, percaya lah jika itu belum saatnya Tuhan akan menyelamatkan mu melalui tangan tangan yang ia kehendaki. Sama halnya dengan ini.

Deburan ombak menerjang menjadikan basah seluruh permukaan yang bersentuhan, kesadaran yang mulai menipis, mata menyipit, serta aroma besi yang semerbak semakin membuatnya hilang dari akal sehat yang mulai memudar.

Rasa sakit yang mulai tak bisa ia rasakan, mulai memadukan kacau balau 'nya perasaan. Bertambah sekelebat bayangan kehidupan yang semakin membuatnya takut kehilangan.

Saat raga tak lagi bisa merasa, saat pikiran tak bisa lagi mencerna. Secercah harapan menghampiri dirinya tanpa di duga.

Sebuah uluran tangan datang menghampiri wanita yang sudah hampir kehilangan jiwanya. Wajahnya yang basah membuat setetes air mata bahkan tidak terlihat seperti keluar dari dalamnya. Dia tak lagi sadar dalam pangkuannya. Laki laki itu terus berlari sambil berharap masih adanya waktu menyelamatkannya.

Berharap Tuhan dapat berbaik hati untuk dirinya. Kim Doyoung.

Senyuman dan tangisannya masih melekat berputar bagai video yang pernah ada habisnya di pikiran. Wanita yang sudah menemani 5 tahun masa hidupnya kini terbujur tak sadarkan diri di balik pintu yang tertutup rapat. Rasa bersalah mulai menyeruak dirinya.

"Maaf bayi dalam kandungannya tidak bisa di selamat kan". Keterangan sang dokter setelah bertaruh menyelamatkan 2 nyawa. Kim doyoung menunduk, sudah pasti bayi itu akan pergi lebih dulu dan ia sudah menduganya.

Berjam-jam menunggu, setelah semua hal dirasa sudah cukup menolongnya, kim doyoung di perbolehkan masuk untuk menemani pasien. Ia duduk melamun menunggu dan terus menunggu mata yang terpejam itu mengerjap dan melayangkan lengkungan bulan sabit kepadanya. Seo Lea, wanita itu masih terbaring lemah dengan bibir pucat pasi di atas tempat tidur rumah sakit.

Ia akan berterus terang kepadanya, menempatkan diri untuk menjauhinya. Tapi betapa terkejutnya ia saat dokter menyatakan Seo Lea, pasien yang mengalami benturan keras di kepalanya itu mengidap amnesia. Ia tidak bisa mengingat apapun, hanya sebagian besar dari waktu masa gadis nya yang ia ingat.

Kini doyoung mulai bimbang dengan keputusan awal. Sekali terkena getah maka getah itu akan tetap menempel. Tapi ini bukan berbicara tentang getah.

"Kak...". Panggil Lea sembari menatap doyoung yang sedang melamun. ini tepat sepuluh hari ia berada di rumah sakit dan tepat 7 hari setelah Lea sadar dan diagnosis mengalami hilang ingatan separuh.

"Kenapa melamun?". Doyoung menggeleng cepat, ia mengusap surai hitam nya dengan lembut. "Kata dokter besok sudah boleh pulang". Dia mengembangkan senyumnya, mengangguk cepat. Senangnya sudah bisa keluar dari tempat dengan rasa makanan yang hambar itu.

Doyoung memapah nya perlahan, mereka pulang ke apartemen miliknya. Menjalani hidup seperti biasanya, seperti skenario yang sudah di atur oleh nya.

"Kita sudah menikah selama 7tahun?!". Lea sangat terkejut dengan apa yang di tuturkan oleh laki laki tampan di hadapannya. Ia bertanya kembali untuk memastikan.
Waktu berjalan sangat cepat tanpa ia duga, lea baru saja di beri tahu jika dia sudah menjadi seorang istri dari kim doyoung dan operasi yang dilakukannya beberapa waktu lalu adalah operasi pengangkatan janin yang adalah anak mereka.

Jodohku Jisung || Park Jisung (On Going)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang