S2. 10

850 42 23
                                    

Pernikahan jeno hanya berlangsung 2jam, hari ini lea mengajak jisung untuk mampir di rumah johnny. Lea tidak mau menghilangkan kesempatan ini dan ingin meledek abangnya yang masih setia menjomblo. Lea langsung mencari mark kedalam kamarnya, kebetulan pria itu tengah terlentang sambil memainkan handphonenya.

"Abang!!". Lea menjatuhkan diri di atas ranjang samping mark. "Apaan?!".

"Abang... Jeno sudah nikah, lea juga sudah menikah. Abang kapan?". Lea bertanya dengan nada meledeknya. Mark merotasikan bola mata. "Mau abang slepet kamu hah?"

"Jahat...". Cemberut lea.

"Lagian yah, nikah itu sekali seumur hidup. Abang mau nikah sama orang yang abang cintai juga mencintai abang, karena abang belum nemu, ya mau gimana lagi?".

Lea diam, tidak ada yang salah dengan kata kata mark, tapi jika melihat pada hubungan pernikahan lea dan jisung saat ini, kenapa rasanya sangat menohok dirinya.
Mark melambaikan tangan di depan matanya, menyadarkan Lea yang sedang termenung.

"Woi ! Lo gapapa dek?".

"Abang nyindir lea ?". Mark terbelalak, maksudnya apa coba?! Mark tidak melakukan apapun bahkan tidak mengatakan hal yang salah dari tadi. "Tidak tuh".

"Huh menyebalkan". Ia melangkah pergi dari kamar mark, meninggalkan mark yang memperhatikan nya sambil menggaruk kepala.

Lea menekuk wajahnya lalu duduk di samping johnny. Raut wajahnya benar-benar menggambarkan kalau dia sedang tidak senang. Itu sudah biasa terjadi ketika lea mendatangi kamar mark. Dia pasti keluar dengan wajah yang kontras dengan sebelumnya.

Jisung di depannya mengernyit, ingin bertanya tapi ia urungkan niatnya. hatinya berkata untuk tidak bertanya saat ini kalau tidak sesuatu yang buruk akan terjadi. Lea berulang kali menghela nafasnya memburu. "Ayo kita pulang!". Serunya.

"Kenapa kamu hah?". Tanya johnny yang masih melepas rindu dengan sang cucu. Lea menggeleng cepat, ia menuntun tangan seuji untuk membawanya pulang. Sedikit memaksa.

"Bunda... Seuji masih mau sama apih".

"Pulang saja seuji, temenin bunda yah?". Seuji masih enggan untuk melangkah lebih jauh hingga lea harus sedikit menarik nya. Jisung tak paham apa yang lea rasakan, tapi yang jelas ia tidak suka caranya memaksa seuji. Jisung melepaskan tarikan tangan lea pelan.

"Biarkan saja seuji disini sebentar. aku yang akan jemput seuji sore nanti". Kata jisung pelan penuh pengertian. Lea menepis tangan nya dari jisung, tanpa banyak bicara berjalan pergi meninggalkannya.

"Nanti papa jemput ya...".  Ucap jisung kepada seuji.

Sepanjang perjalanan pulang tidak ada obrolan yang keluar dari keduanya, lea diam melirik keluar kaca sedang jisung diam sibuk dengan pikirannya. Helaan nafas kasar beberapa kali keluar dari lea membuat entitas yang buruk didalamnya semakin terasa.

Suasana hatinya benar-benar tidak sebagus itu untuk di ajak mengobrol, entah bagaimana rasa kesal semakin meluap saat ia melihat jisung di depannya. Ini bukan kehidupan yang lea inginkan setidaknya untuk saat ini ia ingin sendiri dan melupakan fakta bahwa lea sudah resmi menjadi istrinya selama 7 tahun kebelakang.

Entah kehidupan nya yang dulu menyenangkan atau tidak, ia tidak pernah tahu. Ia seperti di permainkan oleh takdir.

Lea berlari menuju kamarnya. sekali lagi, sekali lagi ia menatap dirinya di dalam cermin untuk memastikan, siapa tahu ini hanyalah mimpi belaka. Tidak ada yang berubah, ini adalah dirinya, wanita cantik dengan postur yang menjadi sedikit ke-ibuan dari yang lea ingat.

Lea kesal, benar benar kesal. Saat mark mengatakan ia ingin menikah dengan orang yang ia cintai juga mencintainya, lea melihat jauh kedalam dirinya sendiri. Mungkin, jika benar dulu lea merasa bahagia bersama dengan jisung– ia tak apa. Tapi bukankah saat ini sudah berbeda? Lea tidak mengingat apapun, Lea bahkan tidak bisa menumbuhkan rasa cintanya kepada jisung, bahkan setelah ia berusaha untuk menerimanya.

Jodohku Jisung || Park Jisung (On Going)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang