S2. 02

1K 61 18
                                    

"bagaimana dengan tawaran saya? Anak saya mungkin cocok dengan kriteria anda. Dia cantik, dia juga lulusan Harvard university dengan predikat cumlaude, pont plus nya dia mudah akrab dengan anak kecil, sangat cocok dengan anda yang sudah memiliki seorang anak". Ucap seorang pria paruh baya di hadapannya, setelah selesai meeting mereka menyempatkan waktu untuk sedikit berbincang.

Jisung menyesap kopi di hadapannya yang sudah sedikit dingin. Ia hanya tersenyum canggung sambil berusaha untuk tidak menghiraukan bualan rekan bisnis di hadapannya.

Haechan yang disamping nya ikut diam tanpa minta nimbrung dalam obrolan 2 bos besar. Jisung melirik jam di tangannya ia sudah terlambat untuk meeting dengan mr. Anh. Karena hari ini ia akan pulang lebih cepat.

"Sebelumnya maaf mr. Qin, saya masih belum memikirkan hal itu, anak saya juga sepertinya tidak terlalu mau melihat saya dekat dengan wanita lain saat ini".

Mr. Qin menghela nafas. "Sayang sekali...". Ia kemudian merogoh sebuah foto yang sudah di cetak 2R dan memberikannya kepada jisung.

"Siapa tahu berubah pikiran...". Jisung tersenyum. Gadis itu memang cantik, tapi tangannya refleks menolak dan mengembalikan foto itu.

"Anda simpan saja. Dan mohon maaf sepertinya saya harus segera undur diri".

"Terima kasih atas kerjasamanya. Permisi". Baik jisung maupun haechan keduanya pergi meninggalkan mr. Qin ditempat.

Pandangannya berubah 180° setelah ia berbalik. Setiap kali bertemu rekan bisnis nya pasti selalu seperti itu, ia menjadi enggan untuk meeting dengan mereka, terlalu banyak berbasa basi tentang anaknya.

"Sepertinya mereka sangat ingin menjadikan mu sebagai menantunya". Celetuk haechan. Jisung tak menjawab dan terus berjalan menuju parkiran.

"Kau yang bawa mobil". Jisung melempar kunci mobilnya.

"Huh... Anak mr. Qin cantik juga, padahal gw single, mapan dan ganteng". Ucap haechan penuh percaya diri.

"Kalau begitu kau saja yang menikah dengan nya". Jawab jisung tak peduli. Ia masuk kedalam mobil di susul dengan haechan yang mengemudi.

Hari ini jisung pulang lebih cepat, sekitar jam 14:00 ia sampai di rumah sakit tempat seuji masih menjalani rawat inap.

"Bagaimana sekarang mendingan?". Tanya jisung mengelap keringat yang ada di dahi anaknya.

Seuji mengangguk, ia kemudian bangkit untuk memeluk jisung. "seuji mau pipis...". Katanya.

Jisung terkekeh, kemudian memangku seuji untuk membawanya ke dalam toilet. Benar benar anak yang manja persis seperti mamanya.

Omong-omong jisung jadi kangen. Lain kali ia akan menyempatkan diri untuk berkunjung ke kuburan lea.

🌻 🌻 🌻

Suasana yang teramat berbeda dari biasanya sedikit membuat renjun kebingungan. Jisung yang sibuk dengan laptopnya, jaemin yang sibuk dengan handphonenya, haechan yang sibuk menyantap makanannya sedangkan jeno sibuk mengetuk ngetuk meja menggunakan jarinya dengan tempo yang sama. Dan pandangannya tak lepas dari haechan diseberang dirinya. Ah mark tidak ikut kumpul hari ini, ia begitu merindukan keponakan satu satunya dab memutuskan untuk pulang menemui nya.

Jodohku Jisung || Park Jisung (On Going)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang