4

5.2K 545 65
                                    

"Gue minta maaf, Raden. Gue khilaf, gue mohon sama Lo, buat jauhin gue, gue udah kesiksa banget Raden" Clarissa memohon dengan mata sembab.

"Gue minta maaf" cicit Clarissa.

Raden derandra raja agung, cowok itu seperti melihat sampah. Matanya yang tajam kembali menyorotkan amarah, tertera jelas dengan rahangnya yang mengeras, kalau saja orang yang berdiri di depannya ini bukan perempuan, sudah di pastikan menjadi samsak untuk tinju Raden yang kapanpun dapat melayang. Pemuda berambut lurus itu menyenderkan tubuh di kursi panjang, tempat biasanya dia berkumpul dengan teman teman lain, di gudang belakang sekolah, markas mereka.

"Gue gak butuh maaf Lo"

"Terus gimana cara Lo mau ngelepasin gue? Semua uang yang gue ambil dari Prabu udah gue kembaliin, gue juga udah putusin semua selingkuhan gue, gue udah jadi bahan bullyian karena di anggap gampangan! Mau di taruh mana lagi muka gue, Raden? Plis, gue udah gak sanggup lagi" Clarissa menutup wajahnya dengan tangan, lagi lagi dia menangis.

"Kenapa Lo gak ngaku sama Prabu apa yang Lo buat?" Gadis itu langsung memegang tangan Raden, terlihat sorot memohon di matanya yang besar.

"Gue gak bisa! Kalau Prabu, gue gak bisa, cuma dia yang mesih mau sama gue" Raden memandang tak suka, tangan Clarissa langsung di turunkan

"Kalau gitu, nikmati hari hari Lo di sekolah" Raden berdiri, menepuk celana abu abunya, Clarissa ikut berdiri lalu menahan tangan pemuda itu, lagi.

"Raden! Lo tau sendiri, gue gak bisa ngelakuin itu, cuma Prabu yang gue punya, dan.. Prabu itu cinta sama gue, Lo gak mikir perasaannya kalau gue ngaku apa yang gue lakuin di belakang dia? Bisa bisa, adek Lo sakit lagi, emang Lo mau?"

Raden marah. Tangannya mengepal dengan kuat, dia berucap setelah mengambil langkah mendekat.

"Itu bukan urusan gue. Dan jangan ngancem gue dengan bawa bawa Prabu, gue gak pernah peduli sama dia" Raden berbalik pergi, tiba tiba Clarissa berteriak

"BOHONG! kalau Lo gak peduli sama Prabu, kenapa Lo marah gue selingkuh dari dia? KENAPA LO MARAH? kalau Lo gak peduli, Lo gak bakal nyari tau gimana hubungan gue sama Prabu, ya kan?"

"Urus urusan Lo sendiri" Raden bergumam, "gue ngelakuin ini, karena gak tahan liat cewek munafik kayak Lo"

Pemuda itu berlalu pergi, meninggalkan Clarissa dengan wajah paniknya.

"Gue udah denger semuanya" Marcel, cowok itu bersandar di dinding dengan tangan di masukkan dalam kantong, "gue mau nongkrong di belakang, gak sengaja denger"

Raden berdehem, dia memberikan kode agar Marcel mengikutinya, "Lo pacaran sama Clarissa gara-gara itu? Cuma buat balas dendam?" Pancing Marcel

"main main doang"

"Parah. Itu cara terparah, Ter-ngeri, Ter anti-mainstream, yang pernah gue liat" Marcel merangkul pundak Raden, "gue mau nanya nih, Lo kok bisa tau si Clarissa selingkuh dari Prabu terus nipu dia?"

Raden tidak menjawab, memilih melemparkan pandangannya ke lapangan sekolah yang terlihat ramai. Senyum tipis muncul di bibir tipis Marcel, "Lo diem diem perhatiin Prabu, ya? Jujur aja Lo, gosa tipu tipu, udah ketebak"

"Apaan si, Cel" delik Raden tak suka.

"Dengerin, Bang Aden. Seorang Abang ya emang gitu, mau dia teriak ke siapapun kalau gak suka sama adeknya, bakal tetep marah kalau adeknya di ganggu. Gue punya adek laki yang mesih SMP, si Kevin. Gue selalu ganggu dia karena bandelnya di luar nalar, tapi kalau dia di ganggu orang, gue terima? Kagak lah, cuma gue yang boleh ganggu adek sendiri, Lo pasti juga gitu" Marcel memulai ceritanya, "wajar Lo ngelakuin itu ke Clarissa, cuma cara Lo yang beda, orang jadi salah paham, termasuk gue" dia menepuk punggung Raden yang tetap diam mendengar ocehannya

LILBROTHER [SELESAI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang