10

4.9K 481 20
                                    


  Gempar.

  Bukan, bukan Gempar anak kelas dua SMA Rajawali.

  Tapi berita yang menyebar membuat murid SMA Rajawali gempar, Vidio yang dikirim dari orang tidak jelas menjadi topik pembicaraan. Benarkah tuan muda keluarga Agung yang terkenal karena kengeriannya dalam bertarung telah kalah?

  "LOH? RADEEN?!"

  Raden berdiri di depan pintu, semua murid di kelasnya memandang Raden dengan tatapan heran dan terkejut. Raden menaikkan sebelah alisnya, dia terlihat sehat, tidak ada bekas perkelahian sedikitpun di wajahnya yang tampan.

  Raden menarik kursi, duduk dengan santai, tidak ada yang bertanya lagi, walaupun kepo maksimal, karena mereka mesih punya malu untuk tidak tiba tiba sok dekat dengan cowok itu.

  "Gimana, gimana? Udah Lo selidiki, kan? Sekolah mana yang mau kita serang? Kelompok gak tau diri mana yang nyenggol nyenggol keluarga Lo? Gue siap jadi garda terdepan" Gama memukul mukul meja dengan semangat

  "Apa rencana Lo?" Marcel yang duduk di sebelah Raden menepuk pundaknya.

  "Ngomong apa, sih?" Raden bertanya tak suka

  Marcel terkejut, "Den, pasti Lo udah nonton vidionya, kalau Lo sehat sehat aja, berarti orang yang di gebuk itu Prabu, Lo gak marah?"

  Raden mengangkat pandangannya, menampilkan ekspresi geli, "marah ke siapa?"

  Bagai seluruh darah mereka di tarik, Gama menggigit bibirnya kuat kuat, "njir, seriusan Lo ngomong gitu? Gue nelfon Lo membabi-buta tadi malam bukan buat denger Lo ngomong gini"

  "Den? Lo gak marah sama sekali? Itu-" ucapan Marcel terhenti, saat dia melihat senyuman menjengkelkan dari Raden, dia tidak bercanda.

  "Woi, Lo udah nonton vidionya? Jawab!"

  Teriakan Gama membuat seluruh murid di kelas itu menoleh ke arah mereka.

  "gosah teriak teriak—" Raden mencondongkan tubuhnya, menantang Gama, "udah gue tonton, trus kenapa?"

  Gama berdecak, "bangsat emang Lo. Lo paham gak apa yang terjadi? Kalau adek gue yang kondisi kesehatan nya kayak Prabu, gue udah kesurupan Den. Lo pikir, sekarang aja kita gak tau dia ada di mana, Lo tau gak sekarang gimana keadaanya?!"

  Raden menghela nafas, kembali bersandar di kursi, diam diam mulutnya menampilkan senyum tipis, "Lo marah sama gue buat apa? Gue gak ada hubungan lagi sama dia. Gue bukan Abangnya, dia sendiri yang bilang, Lo lupa?"

  "Anjing lah, gila Lo!" Gama mengacak rambutnya, "minimal Lo tanya gimana dia, siapa yang mukulin dia, Lo cari dia, Den. Ah, kecewa gue sama Lo"

  "Gak peduli—" Raden mengetuk meja dengan jarinya, "Gue perhatiin Lo peduli kali sama dia, cari aja deluan, balas dendam sana, hah!—" Raden menarik sudut bibirnya, mengejek, "kayak anak anak"

  Sret

  Gama dan Pandu kompak menoleh ke arah Marcel yang tiba tiba berdiri.

  "Cel?"

  Bugh

  Raden terjatuh ke lantai, bersamaan dengan suara kursi yang terbanting kuat, mengejutkan setiap orang. Marcel mengukung Raden di bawahnya, sekali lagi mendaratkan tinju yang berat dan kuat ke wajah Raden.

  "Lo harus di hajar sekali supaya sadar"

  Tangannya kembali terangkat, tanpa ampun memukul wajah Raden. Bibirnya pecah, dan hidungnya keluar darah, sampai pukulan yang ke sepuluh, Raden tetap diam, tangan kanannya yang berada di lantai tidak bergerak sama sekali, malah tangan kirinya seperti menjaga tubuh Marcel agar tidak jatuh.

LILBROTHER [SELESAI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang