"Den Prabu, Bibi mau nanya" Bi yus mengelus tangannya, dia terlihat ragu.
"Nanya apa, Bi?" Prabu menegak susu yang baru saja di berikan Bi Yus
"Udah empat hari Tuan Raden gak pulang ke rumah, Den Prabu tau kemana Tuan Raden pergi?"
Melihat ekspresi Prabu berubah, Bi Yus cepat cepat melanjutkan, "saya gak berani bilang ke Tuan besar. Takut Tuan Raden di marah lagi, kalau Den Prabu tau kemana Tuan Raden, tolong suruh pulang ya, Den"
Prabu menyelesaikan sarapannya, dia bangkit berdiri, "Prabu gak tau"
"Den Prabu" cowok dengan tas hitam itu menghentikan langkahnya
"Bibi dikabari, Tuan besar pulang sebentar lagi, entah besok atau lusa, jadi kalau bisa, tuan Raden harus udah ada di rumah, tolong ya, Den Prabu"
"Iya Bi"
Walau dia mengangguk, tapi sejujurnya dia tidak peduli. Raden yang tidak pulang ke rumah setelah pertengkaran itu malah membuat Prabu sangat bersyukur.
Prabu telah sampai di SMA Rajawali, dia turun dari mobil, sedikit heran melihat halaman depan sekolah lebih ramai dari biasanya.
Sekelompok anak laki laki berseragam putih abu abu duduk di motornya, bercengkrama dan tertawa. Penampilan mereka seperti preman sekolah, kancing baju di buka setengah, lengan di gulung agar memperlihatkan otot tangan, rambut yang acak acakan.
Tidak ada jalan lain selain melewati mereka. Prabu ikut masuk bersama gerombolan murid SMA Rajawali.
Tuk
Prabu berhenti melangkah, dia melirik batu kecil yang mendarat di sebelah sepatunya setelah menghantam bagian belakang kepalanya. Prabu menoleh, ketika dia mendengar suara tawa beberapa pemuda.
"Ini orangnya? B aja, mesih gantengan Lo"
"Iya ini orangnya, muka kayak monyet, apa yang gue bilang bener kan? Gak ganteng, sok sok an juga"
"Kenapa Lo mesih ngeliatin? Mau dihajar?"
Aneh.
Prabu langsung berbalik pergi.
"Lo tau anak anak yang nongkrong depan sekolah kita gak?! Ganggu banget asli" Gempar menepuk buku cetak, "goda goda cewek, melototi cowok, prik amat"
"Lo ada di ganggu gak?" Prabu menggeleng
"Bagus deh, kalau Lo di ganggu, cepu ke Arlan aja, biar di bonyokin sama dia"
"Ya gak, Ar?"
"Gak, males berantem, muka gue jadi penyot"
"Mental kacang ijo" gumam Gempar
"Itu anak dari SMA 3 gak sih?" Ola tiba tiba menyeletuk, dia menarik kursi untuk mendekat
"Lo kenal? SMA 3 kan lumayan jauh dari sekolah kita"
"Gue gak kenal kali sih, tapi temen gue yang bilang, dia kenal cowok yang duduk di motor merah"
"Real? Mungkin mereka dateng karena mau ketemu temen Lo"
Ola menaikkan bahu, "gak tau juga, tapi gak mungkin lah. Kalau gitu, tu cowok udah berhentiin kami yang lewat di depannya"
"Jadi ngapain coba menempuh perjalanan 30 menit lebih buat nongkrong disini? Udah mukanya kayak preman semua"
"Curiga gue, kalau preman preman gitu, pasti gak jauh jauh dari Raden, gue tebak dia buat masalah lagi" Ola berucap dengan nada tidak bersahabat.
Gempar menepuk pundak Prabu, alhasil bukunya tercoret, dia menatap tajam ke arah Gempar, "gue gak liat Abang Lo akhir akhir ini, biasanya dia tebar pesona di lapangan basket atau lari lari sama temennya di kejar guru BK. Dia buat masalah sampe di datengin sama orang?"

KAMU SEDANG MEMBACA
LILBROTHER [SELESAI]
Tienerfictie"Tentangnya yang berusaha menjaga apa yang belum di rebut darinya" ____ • Terdapat adegan kekerasan dan kata kata kasar Raden cowok galak, kasar, pemarah, dan menakutkan, leader dari kelompok kecil cowok nakal SMA RAJAWALI. Dia tidak pandang bu...