"Mana Clarissa?" Prabu langsung menarik Raden yang duduk di meja makan. Roti dengan selai coklat miliknya jatuh ke lantai. Tarikan kuat di kerah itu membuat Raden memundurkan langkahnya, terkejut karena gerakan itu cepat dan kuat. Keseimbangannya hampir goyah, segera dia menarik tangan Prabu agar mereka berdua tidak terjatuh."Apa apaan Lo?"
Raden memegang kendali, tangan Prabu di genggamnya dengan kuat. Iris mata yang hitam menyorot tajam, "pagi pagi udah cari masalah"
"Gue tanya, mana Clarissa?!"
"Lo liat ada Clarissa gak disini?!"
Nafas Prabu tercekat, dia mundur beberapa langkah saat Raden menyentak tangannya dengan kasar.
"Jadi, Lo bohong?"
"Bodoh" Raden berbalik, mengambil tas hitamnya lalu berjalan ke arah pintu. Raden meninggalkannya begitu saja, sementara Prabu berkedip beberapa kali, tidak menyangka dia bisa semarah itu kepada Raden hanya karena masalah sepele.
"Den Prabu, gak sarapan?" Bi Yus keluar dengan takut takut dari dapur, dia mencegah Prabu yang melangkah pergi.
"Udah sarapan, Bi. Prabu pergi dulu" Prabu menatap roti yang digigit setengah milik Raden.
Sambil merutuki dirinya, dia berangkat ke sekolah.
"Ajigile.... Pagi pagi udah suram aja Prabu Siliwangi ini, cerita bro, cerita" Gempar duduk di kursi depan Prabu, tangannya terlipat di atas kepala kursi, menunggu Prabu berbicara
"Males"
"Kemalesan yang rajin" gumam Gempar
"Gue liat si Raden juga serem bener mukanya, berantem lagi kalian?"
"Lo perhatiin Raden?"
"Gak sengaja liat dia di parkiran" Gempar menepuk kepala kursi, "gue yakin ada masalah lagi kalian kan? Masa anak orang gak sengaja nyenggol bahu dia langsung di ajak gelud"
Gempar geleng geleng kepala, "kasian juga anak kelas satu itu, pasti syok berat"
"Gak Lo lerai?"
"Gila Lo Prab, ngelerai kalian kemarin aja gue agak bergetar, tapi wajar kalau gue bantu, soalnya kan temen gue yang berantem, tapi kalau gue ikut campur yang itu? Habis gue"
"Kalau soal dia, gue gak kaget lagi, semua orang di ajak berantem, anak gila" Prabu membuka bukunya dengan kesal
"Itu lah, untung ada temen Raden yang narik tu anak kelas satu. Kalau engga, udah berkasus lagi si Raden"
"Raden mulu, Raden mulu" Ola berjalan mendekat, "noh, pacarnya ikutan muncul disini"
Ola menunjuk ke arah pintu, tiba tiba seorang gadis cantik memanggil, "Prabu!" Dia melambai lalu masuk dan langsung memeluk lengan kanan Prabu
"Gak cowok, gak ceweknya, sama sama gila, diluar nalar tingkahnya" Gempar melirik Clarissa dengan sinis
"Terserah gue, kalau Lo gak suka, pergi aja dari sini, gue kan mau ketemu Prabu, bukan Lo"
"Ini kelas gue, woi. Emang beneran rada rada, pergi sana, itu bangku gue"
"Males, Prabu aja diem, kok Lo yang berisik sih?"
"Lepas, Clarissa" Prabu menarik dirinya
"Ihhh Prabu kok gak manggil aku, Risa lagi sih? Aku ngerasa asing, panggil Risa lagi ajaaa" Clarissa mengerucutkan bibirnya karena kesal
"Gue gak suka Lo kayak gini, lepas" Prabu berucap dengan tegas
"Prabu, jangan gini dong, kamu masih marah ya? Aku minta maaf, tapi, kamu jangan takut, Raden gak bakal marah kok kalau tau kita kayak gini" Clarissa menangkup pipi Prabu membuat cowok itu terkejut, "aku sama Raden gak ada apa apa, kamu tenang aja"

KAMU SEDANG MEMBACA
LILBROTHER [SELESAI]
Teen Fiction"Tentangnya yang berusaha menjaga apa yang belum di rebut darinya" ____ • Terdapat adegan kekerasan dan kata kata kasar Raden cowok galak, kasar, pemarah, dan menakutkan, leader dari kelompok kecil cowok nakal SMA RAJAWALI. Dia tidak pandang bu...