Raden meringis, kepalanya berdenyut."Berdarah?"
Raden melirik Marcel, dia menarik tangannya, dengan santai menggeleng, "belum"
"Ck, apa apaan Lo? Kepala orang bisa pecah pake batu, bro. Ramah banget sapaan Lo" Marcel menggeser tubuh Raden, kini dia berhadap hadapan dengan Yoga.
"Masalah Lo apa?" Gama ikut ikutan.
"Wiushhh, santai santai, gue cuma mau ketemu Raden doang kok, mau main main lagi. Kemarin asik kan, Den?" Yoga melempar jaketnya dengan tiba tiba, menabrak wajah Raden dan jatuh ke tangannya. Tapi itu semua adalah rencana Yoga, dengan pandangan terhalang jaket, Raden tidak bisa menghindar saat Yoga menyambar bajunya lalu melemparnya ke gerbang sekolah. Suara yang keras beserta teriakan tawa itu mengejutkan semua orang, murid murid SMA Rajawali yang melihat langsung bergerak menjauh.
Yoga mundur, puas melihat Raden yang hampir terduduk setelah punggungnya menabrak gerbang dengan kuat
"Waaa keren, Yoga!"
"Berani juga, Lo!"
Raden sudah berdiri, sesekali menepuk celananya yang kotor, di tengah aktifitas santainya itu, Raden terkejut karena Yoga menarik seragamnya dengan kuat, menyeretnya ke arah teman temannya.
Mereka mendekati Raden, tersenyum puas seperti mendapatkan mainan baru.
"Hape Lo udah ketemu?"
"Anjir, gila gila, ganas Lo, Yoga. Setelah ngeliat langsung, baru percaya gue"
"Gimana skill ngerekam gue? Keren kan? Banyak yang nonton anjir, jadi bintang Lo"
Yoga memukul punggung Raden, "main yok, ke jalan belakang sekolah, seru seruan kita, mau gak?"
Raden melirik ke arah Yoga, tatapannya mematikan, tapi sedetik kemudian, bibirnya mengulas senyum palsu, "kayak kemarin?"
"Iya, persis, tapi... Kalau sama, bosen" Yoga mendekat, "yang kali ini lebih seru lagi, Lo pasti suka"
Raden menaikkan alisnya, dia menggeleng, "ada urusan, lain kali"
Yoga menggeraskan rahangnya, dia terus menatap Raden yang berjalan menjauh. Entah setan mana yang menghasutnya untuk menerjang Raden
Bugh
Sebuah pukulan mendarat di belakang kepala Raden. Cowok itu mematung di tempat. Yoga tersenyum puas, dia tertawa ke arah teman temannya.
"Gue paling benci liat mata Lo itu" ucap Yoga lalu mendorong kepala Raden.
"Udah di ajak main, gak mau ikut, sakit hati gue" Yoga berdiri di depan Raden, dia melirik teman temannya, untuk memastikan mereka melihat dirinya menghajar Raden.
"Gue gak suka di tolak" sebuah tamparan mendarat di pipi Raden. Suaranya nyaring dan memaku semua orang.
Yoga menarik rambut Raden, mata hitam itu menyorot tajam kepadanya. "Ikut gue"
Mereka berhenti di jalan belakang sekolah.
Yoga turun dari motornya, terburu buru mendatangi Raden yang bahkan belum melepas jaketnya.
"Lo semangat banget"
Grep
"Mukul Lo, dan ngeliat Lo tepar di aspal adalah keinginan gue dari dulu! " Yoga semakin mengeraskan tangannya yang menjambak rambut Raden, "Dengan sok Lo mukul gue di depan temen temen gue, sekarang gimana? Kenapa Lo diem aja gue pukulin, kena mental Lo abis gue pukul kemarin?"

KAMU SEDANG MEMBACA
LILBROTHER [SELESAI]
Fiksyen Remaja"Tentangnya yang berusaha menjaga apa yang belum di rebut darinya" ____ • Terdapat adegan kekerasan dan kata kata kasar Raden cowok galak, kasar, pemarah, dan menakutkan, leader dari kelompok kecil cowok nakal SMA RAJAWALI. Dia tidak pandang bu...