Cerita hanya fiktif, berdasarkan imajinasi, jika ada kesamaan tempat, nama, dan kejadian, hanya kebetulan semata.
•-•
"Tuan, gak mau istirahat di kamar aja?"
Raden yang sibuk menulis di bukunya langsung menoleh, bi Yus berdiri dengan tangan di remas, setelah meletakkan sebaskom air dingin dan kain putih.
"Gak suka di kamar" balas Raden lanjut menulis lagi.
Bi Yus tidak mengatakan apapun, dia meremas kain itu lalu meletakkannya di dahi Raden yang bersandar di sofa.
"Gak mau pakai kompres penurun panas aja? Kalau pakai kain gini, takut netes netes, gak tahan lama juga dinginnya" ucap bi Yus sambil menekan nekan kain itu
"Gak papa" entah apa yang dia tulis, tapi Raden terlihat sibuk
Bi Yus mesih berdiri di sana, mencelupkan kain itu berkali kali di air dingin lalu di letakkan lagi di atas dahi Raden.
"Bi, ada semangka?"
"Ada, bibi siapin dulu ya" bi Yus langsung melesat pergi.
Raden duduk, mengambil kain di dahinya lalu menekan kulit yang tertusuk rasa dingin itu dengan tangannya, memberikan rasa hangat. Perhatiannya beralih ke baskom biru, Raden memasukkan tangannya disana, lalu air itu di putar putar sampai membentuk pusaran.
"Prabu pulang"
Raden menoleh, mengangkat tangannya dari baskom dan di lap dengan kain putih itu.
Prabu mendekat dengan langkah cepat, dia meletakkan plastik putih yang dia bawa ke atas meja, "nyuruh gue pulang cuma buat beli ini?"
"Harus di telfon dulu baru pulang?" Raden menyipitkan matanya, "gak punya temen gak usah kelayapan"
Prabu berdecak, "sok tau Lo"
Raden memalingkan pandangannya, dia menyambar plastik yang ada di atas meja, melihat isinya, tapi alis tebal itu langsung berkerut berkerut, "satu?"
"Mau banyak tanam sendiri"
Raden menghela nafas, gantian dia yang kesal, plastik berisi buah naga itu di letakkan begitu saja, seperti tidak ada. Raden memalingkan wajah, menyambar buku lalu menulis lagi, tidak peduli pada Prabu yang berdiri termenung.
"Astaghfirullah.." Prabu mengusap ngusap dadanya.
"Kalau Lo gak mau, buah naganya untuk gue"
"...." Raden seperti tidak mendengar apapun
"Tadi rame, gue males cari yang seger, dapet satu langsung pulang"
"...." Raden menatap Prabu dengan sinis, dia memutar bola matanya dan lanjut menulis lagi.
Prabu melongo, seperti lupa jati diri. Dia mendengus keras, "gak usah titip apa apa lagi ke gue! Dan jangan telfon gue suruh pulang!"
"Kenapa, den?" Bi Yus melangkah terburu buru membawa sepiring buah semangka yang sudah di potong potong, lalu di letakkan di atas meja
"Ini, bi, si Raden" Prabu menunjuk Raden dengan matanya.
Bi Yus berdehem, "duduk dulu, den, makan buah semangka, baru di buka tadi, seger"
Prabu kecewa berat. Buah naga yang dia beli susah payah, nanya nanya ke mas mas supermarket untuk memastikan segar, tidak di lirik Raden. Cowok itu duduk, mengunyah potongan semangka dalam diam, sesekali membaca tulisan di bukunya.
Prabu bergerak, tangannya terulur untuk mengambil satu potongan semangka, tapi segera di pukul Raden, "punya gue" Raden menatapnya tajam.
"Ya Allah" sama Raden memang bawaannya ngucap mulu, "jadi, gak boleh gue ambil?"
![](https://img.wattpad.com/cover/338174141-288-k681911.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
LILBROTHER [SELESAI]
Teen Fiction"Tentangnya yang berusaha menjaga apa yang belum di rebut darinya" ____ • Terdapat adegan kekerasan dan kata kata kasar Raden cowok galak, kasar, pemarah, dan menakutkan, leader dari kelompok kecil cowok nakal SMA RAJAWALI. Dia tidak pandang bu...