"Bangun Lo! Mana tinju Lo yang kuat itu? BANGUN BANGSAT"
Sakit. Sakit sekali.
Prabu tergeletak di aspal yang dingin. Seluruh tubuhnya terasa remuk, semua terasa bergoyang, sakit kepala menyerang tatkala darah menetes dengan deras dari kulit yang terbuka. Prabu tidak mengeluarkan suara sama sekali, kecuali erangan menahan sakit, dadanya sesak, mengharuskan cowok itu menarik nafas kuat yang terdengar menyakitkan. Mereka belum puas, tanpa ampun menendang bagian yang sama berkali kali dengan kuat.
"Cowok pengecut! Cowok lemah kayak Lo berani beraninya buat Clarissa nangis!" Prabu di tarik kuat agar berdiri, "ini karena Lo udah buat Clarissa nangis"
Bugh
"Ini karena Lo cari gara gara sama gue"
Bugh
"Dan ini, karena Clarissa lebih milih Lo dari pada gue!"
Bugh
Pandangannya kabur, terhantam kuat di aspal membuat kepala Prabu semakin pusing.
"Mana sikap sok jagoan Lo mukul gue kemarin? Hah? Lemah Lo"
"Yoga, minggir. Pemandangan ini jangan di sia sia in dong" seorang cowok mematikan rokok dengan menginjaknya di aspal, dia mengeluarkan handphone dari kantongnya, mendekat ke arah Prabu yang tergeletak lemas di aspal.
"Mau ngapain Lo? Gosah rekam rekam, kena masalah nanti kita"
"Tenang aja Lo, paham lah gue"
"Yaudah, simpen hape nya"
"Ssstttt, diem. Seru nih, jangan di biarin aja"
Cowok itu bergerak mengelilingi Prabu, "haloo~ seru guys, seru. liat nih, yang katanya preman dari SMA Rajawali. Di ajak main main kok malah tepar? Kocak" cowok itu menendang wajah Prabu agar terlihat di kamera. Dia tersenyum puas.
"Udah siap. Yoga, Lo udah puas belum?"
"Liat muka si Yoga, babak belur juga dia"
"Namanya berantem, pasti bonyok lah muka gue"
"Balik yok, udah malem, biarin aja dia disitu"
"Woi, Raden. Sekali lagi Lo belagu dan buat Clarissa nangis lagi, gue pastiin Lo tidur di tanah bukan di aspal"
Mereka berbalik pergi sambil tertawa.
Setengah sadar, Prabu mendengar mereka berbicara. Satu nama terdengar jelas, Raden. Semua ini karena Raden?
Hari semakin gelap, mata Prabu terlalu berat untuk terbuka, dia pasrah.
Tapi ebuah senter motor menyorot dari jalanan yang jauh, suara motor menggebu gebu terdengar keras, tiba tiba suara itu menghilang.
"Anjing, ada orang mati, Cok"
"Weh, weh, weh, turun! Bantu njing"
"Jangan, gosah turun, bisa jadi itu pancingan, kalau kita kesitu, bisa aja dia ngelakuin sesuatu yang jahat. Kalau dia begal, gimana?" Seorang perempuan berbicara dengan khawatir
"Rad, maju sana, Lo kan kuat"
"Gila Lo, kalau gue di tusuk, gak kuat lagi, langsung jelly badan gue"
"Eh, anak sekolah itu, Rad. Cepetan deketin!"
Seorang laki laki melepas helmnya, dia menghela nafas melihat tiga temannya yang lain, niat nongkrong malah berhenti karena ada orang yang terkapar di tengah jalan.
"Woi, Lo gak papa?" Radit menepuk pundak Prabu
"Cek mesih nafas apa engga, Rad"
"...Masih"

KAMU SEDANG MEMBACA
LILBROTHER [SELESAI]
Novela Juvenil"Tentangnya yang berusaha menjaga apa yang belum di rebut darinya" ____ • Terdapat adegan kekerasan dan kata kata kasar Raden cowok galak, kasar, pemarah, dan menakutkan, leader dari kelompok kecil cowok nakal SMA RAJAWALI. Dia tidak pandang bu...