42

4.9K 301 62
                                    

Cerita hanya fiktif, berdasarkan imajinasi, jika ada kesamaan tempat, nama, dan kejadian, hanya kebetulan semata.

•-•

Final Chapter.
...

  "Selimut, bantal, oh! Buah juga, bi."

  "Buah? Buat ngemil di mobil?"

  "...., Untuk Raden, dia suka buah rambutan, kan?"

  Semua barang sudah di masukkan ke dalam mobil, Prabu duduk dengan perasaan tidak tenang, memastikan berkali kali tidak ada yang terlupa, karena ini pertama kalinya mereka melakukan liburan keluarga!

  Di kursi kemudi duduk Adnan yang terlihat berbeda karena tidak memakai jas kantor, di sebelahnya ada Bi Yus, dan di depan, bersandar seorang remaja yang begitu dia tunggu tunggu ke datangannya.

   Prabu mengeluarkan kotak makan berisi buah rambutan yang sudah dia kupas, dengan semangat menyodorkan ke depan, pundak lebar sosok itu di tepuk, sukses merubah wajah bosannya menjadi sedikit bercahaya.

  "Makasih."

  Prabu mengangguk cepat, puas melihat Raden menerima benda itu dan memasukkan satu buah rambutan ke dalam mulut. Walau tidak ada ucapan tambahan, Prabu sudah cukup senang dengan itu.

  Di pantulan kaca mobil, tercetak wajah tampannya yang membuat Prabu tidak menoleh sama sekali. Bibir terkatup rapat, hidung mancung, rahang yang jelas, alis tebal menungkik dengan mata yang dalam dan tajam.

  Ah, tidak akan pernah bosan.

  Mata itu perlahan berubah sayu dan lama lama terpejam, bertumpang dagu di pintu mobil. Prabu segera meraih selimut putih miliknya dan bergerak menutup tubuh Raden. Adnan melirik, tapi seolah tidak ada yang terjadi, dia membiarkan Prabu sibuk dengan urusannya sendiri. Dengan hati hati, Prabu menyelipkan kain di antara kaca dan kepala Raden, melindunginya dari benturan akibat goncangan.

  Walau saat Raden bangun dia hanya memindahkan selimut itu tanpa peduli siapa yang membuatnya nyaman dalam tidur, Prabu sudah cukup puas.

  Dor dor dor

  Prabu langsung mendekat ke arah pria yang memberikan satu plastik jajanan keripik, hadiah dari permainan ini dimana Adnan berhasil menjatuhkan semua kaleng.

  Kedua, ketiga, ke empat, Prabu puas berkeliling, bi Yus sampai kesusahan mengangkat hadiah. "Den Prabu mau main apa lagi?"

  Prabu menoleh ke arah Adnan, ingin menunjuk sebuah permainan tinju tapi kemudian dia menyadari.

  Kemana perginya?

  Dalam padatnya kerumunan dan bercampurnya segala suara serta aroma, dia berdiri menatap komidi putar. Permainan penuh lampu berwarna warni dan di selimuti gelak tawa anak anak yang keras, mereka melambai kepada orang tua masing masing, memeluk patung kuda dengan hangat seolah olah hidup.

  Matanya melebar dan berbinar, ketenangan datang ke dalam hatinya membuat bibir yang sejak tadi membentuk garis lurus, naik perlahan lahan. Seharusnya, di umur segini, tidak terbesit lagi keinginan untuk bergabung dengan mereka.

  Raden melangkah pergi, seolah olah harapannya hanya angin lalu.

  "Kenapa ke sini sendiri?"

  Memangnya ada yang mau menemani?

  Raden mengangkat satu alisnya, menghilangkan rasa terkejut karena ke datangan Prabu yang tiba tiba. Entah dari mana Prabu mendapatkan keberanian untuk berotasi di sekitarnya, akhir akhir ini.

LILBROTHER [SELESAI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang