20

3.5K 383 48
                                    


Cerita hanya fiktif, berdasarkan imajinasi, jika ada kesamaan tempat, nama, dan kejadian, hanya kebetulan semata.

•–•

  "Maaf, den. Bapak Lo...." Marcel menahan kata katanya, dia menggeleng, lalu menghela nafas melihat sorot dingin Raden.

  "Udah?"

  Marcel mengangguk

  "Duduk"

  Marcel duduk dengan patuh. Dia mengeluarkan sebuah tab dan menyodorkannya kepada Raden. Membaca sejenak, Raden berdehem, "punya anak angkat?"

  Marcel mengangguk, "sebut aja kayak gitu. Tetangga mereka bilang, keluarga itu punya tiga anak, dua anak angkat, satu anak kandung, Yoga. Tapi gak ada berkas resminya, mungkin anak yang di titip saudara, atau yang di ambil dari jalanan? Dugaan gue"

  Raden menyerahkan tab itu, "mereka mesih di rumah itu?"

  Marcel menggeleng, "tadi malam gue ke sana, rumahnya di kunci, gak ada orang, lampu rumahnya juga gak nyala"

  Raden berfikir sejenak, bertumpang dagu, menimbang nimbang apa yang dia baca sebelumnya, "mereka gak semiskin itu"

  "Awalnya. Dulu, mereka jualan ayam dan bebek, keluarga sederhana, tapi semenjak ayah Yoga kena stroke ringan, semuanya perlahan berubah, dan biaya rumah sakit itu gila"

  "...hm, cari tahu dimana mereka sekarang, terutama, anak angkatnya"

  Marcel mengangguk dan segera pamit pergi

____

  Prabu menarik nafas dalam, di temani pak supir, dia keluar dari mobil, membawa sekantong plastik bunga. Setelah suami istri itu pulang, Prabu tidak tahan ingin bertanya dengan Marcel, dan tanpa dia duga, Marcel langsung memberi tahunya. Tidak perlu fikir panjang kenapa Prabu bertanya pada Marcel, sejak dulu, jika masalah Raden, Marcel juga ikut di sana. Jarum dan benang.

  Masuk ke dalam TPU, Prabu mendekat ke arah sebuah nisan yang tanahnya mesih basah, terdapat banyak bunga, dan ada seorang perempuan di sana. Dia kenal siapa itu, Clarissa.

  Prabu berjongkok di depan Clarissa yang menangkup tangannya, sedang berdoa, saat gadis itu membuka mata, dia hampir teriak.

  "Prabu?!"

  "Mata Lo merah, jangan nangis terus"

  "Prab..." Clarissa menggosok matanya dengan tangan, "gue tau ini bukan tempat yang tepat, tapi, gue minta maaf"

  "Gue udah lupa apa kesalahan lo" Prabu berdoa sejenak, membiarkan Clarissa menunggunya dengan tidak sabar

  Prabu menabur bunga, berbisik beberapa kalimat doa dan bangkit berdiri, buru buru Clarissa mengikutinya, setelah keluar dari gerbang TPU, Clarissa menarik tangannya, "gue minta maaf atas semua yang gue lakuin buat Lo. Lo pasti udah tau hubungan gue sama yoga di belakang lo, sekali lagi, gue minta maaf"

  Walau dada Prabu terasa sesak, dia tetap mengangguk, "lupain aja semuanya, udah terjadi. Gue pergi"

  Mata Clarissa memanas, tapi dia tidak menahan tangan Prabu lagi, "iya, hati hati"

  Sebenarnya, Prabu tidak tau apapun, Hubungan di belakang apa? Prabu cuma ingin mendoakan Yoga. Mendengar itu, dia tidak ingin bertanya, marah, atau apapun, karena Prabu tidak peduli lagi, mau marah atau bagaimana, kenyataannya, Clarissa sudah menyakiti hatinya, tidak perlu di perjelas lagi.

_____

  Prabu sarapan dalam diam, mengunyah rotinya perlahan lahan, tiba tiba terdengar suara langkah kaki mendekat, Prabu menoleh, Raden meliriknya sejenak dan lanjut berjalan, duduk di sebrang meja makan.

LILBROTHER [SELESAI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang