38

2.6K 309 74
                                    

Cerita hanya fiktif, berdasarkan imajinasi, jika ada kesamaan tempat, nama, dan kejadian, hanya kebetulan semata.

•-•

  Raden jadi sering melamun, disuruh makan ya makan, di suruh tidur, ya tidur, di ajak ngomong, juga ngebalas, tapi jiwanya seperti hilang. Raden di suruh apa apa aja mau, Nini menyuruh mandi yang ke empat kali, Raden hampir buka baju. Padahal Raden tidak suka pedas, tapi ketika di sodorkan terong sambalado buatan kak Culi, Raden memakannya dengan tenang.

    Raden kenapa?

  "Permata hati Nini, rindu mama, ya?"

  Tiba tiba, Raden yang sedang membaca buku bangkit berdiri membuat Nini terkejut, "mau kemana?"

  "Ketemu bang Iyo."

  Nini mendesah lelah, "dia di kebun, kalau gak ada, jangan di cari ya mas, pulang aja."

  Raden mengangguk dan berjalan pergi.

____

  Magrib, Raden demam tinggi. Dia menggigil di tempat tidur, menggulung tubuhnya dengan selimut. Di rumah tidak ada orang, Nini pergi ke rumah T. Manap, pria tua itu telah di panggil kepada sang pencipta.

  T. Manap meninggal setelah orang selesai sholat Jum'at, jadi Nini tidak tau Raden terserang demam dari sore. 

  Raden semakin meringkuk seperti bentuk udang, merasakan nafasnya yang menghangat. Sakit sekali. Biasanya, ada mas Ali yang datang mencium dahinya, atau menepuk nepuk punggungnya. Raden sangat rindu dengan mas Ali, dia berharap pria tampan itu datang membawanya pulang.  

    Creaaaakk

  Suara pintu tua terbuka.

  Raden menghela nafas lega, akhirnya Nini pulang. Setelah berbalik, mata teduhnya yang berkabut terbuka perlahan bibirnya menarik senyuman tipis yang manis.

  "Papa.."

  Panggilnya dengan lembut, sambil meraih ujung baju pria yang berdiri di pinggir tempat tidurnya.

_____

   Nini terkejut, kenapa ada orang lain di kamar ini? 

  Nini buru-buru menepuk pundaknya, "mas Raden tidur, merokok di luar, Dek!"

  Adnan melirik dengan malas, "dia yang tidur di luar."

  Nini menghela nafas, memilih mengecek Raden, "mana baju mas?"

  Adnan menunjuknya dengan dagu. Nini langsung meraih baju yang sudah terlempar ke sudut tempat tidur itu, "kenapa di lepas baju mas? Nanti masuk angin."

  "Dia bilang kepanasan, ma."

  Nini merasa ada yang aneh, punggung tangannya di tekan ke dahi Raden, "dek—" Nini tidak jadi melanjutkan, dia menghela nafas dan langsung melangkah pergi dengan tongkatnya.

  Adnan melirik Raden sekilas, dia menghisap rokok nya lalu menghembuskan asap itu ke wajah Raden membuat anak laki laki yang tertidur lelap itu menggerang dan alisnya berkerut. 

  Adnan merasa puas, dia tersenyum, "lemah."
____

  "Papa! Papa? Papa mana??"

  "Papa? Mas Ali pulang, mas?"

  Raden yang baru keluar dari kamar mengangguk ke arah Nini yang sedang mensortir padi dan beras. 

  "Nini gak liat mas Ali pulang."

LILBROTHER [SELESAI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang