"Baik Nyonya, kami ada beberapa gaun yang cocok untuk putri anda." angguk sang manager.
"Bawakan kemari."
"Tentu Nyonya, hei kau! Bawakan semuanya." perintah sang manager pada para pelayan tokonya.
"Baik bos!"
...
"Gu gu gu gu gu! Bwahahaha!"
"Yena suka nggak sama gaunnya?" (Name) terkekeh sembari menyisir rambut bergelombang Yena di depan cermin.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
"Hehehe..."
"Hmm suka? Ok kita pilih itu buat Yena yah!"
Sett!
(Name) kembali menggendong Yena.
"Aku pilih yang ini, berapa?"
"T-Tidak usah Nyonya, Presdir sudah mengatakan pada kami bahwa Anda akan datang. Bawa saja Nyonya." ujar sang manager toko.
"Oh baiklah, ayo Janghyun, Weonseok."
(Name) melenggang pergi begitu saja melewati Janghyun dan Weonseok yang menatapnya cengo.
Tak perlu bayar? batin mereka berdua.
"Kenapa malah bengong? Ayo cepetan!"
"I-Iya Noona!"
...
"Yena mau apalagi sayang?"
"Gu gu gu gu gu! Ba ba ba ba!"
"Noona, sudahlah. Ini semua sudah cukup kok." ucap Janghyun tak enak hati karena (Name) membeli banyak macam barang kebutuhan Yena dan dirinya serta Weonseok.
"Benar Noona, Yena memang selalu minta macam-macam kalau melihat barang-barang tapi tidak pernah memakainya, jadi buang-buang uang kalau membelinya mainan lagi Noona." ujar Weonseok yang menggendong Yena.
"Hadeuh kalian ini, jangan perhitungan sama anak sendiri. Toh lagipula juga Noona kan mamanya Yena, wajar kan kalau Noona manjakan Yena?"
"... Tapi... Ini kebanyakan Noona." ucap Janghyun semakin merasa tak enak hati.
"Tak apa-apa, kalian juga Noona belikan pakaian untuk pekerjaan kalian. Toh juga Noona abis gajian, jadi pengen abisin duit, hehehe."
