👥03. Nelat

12 1 0
                                    

Sinar matahari menerobos masuk dari jendela rumah Tian yang semalaman tidak ditutup. 2 pemuda yang terganggu dengan sinar itu pun mulai membuka matanya.

Reno mengucek matanya, ia memicingkan hidung kala menghidup bau mulutnya sendiri. "Jam berapa ini?" Tanya Reno dengan suara seraknya.

Tian meraih ponselnya dan jam menunjukan pukul 6.40 mereka dalam sekejap langsung terduduk.

"Sialan gue mandi dulu." Reno bangkit dan lari ke kamar mandi sambil terhuyung-huyung sebab kepalanya yang masih sakit akibat alkohol semalam.

Tian menyusul namun usahanya kalah cepat dengan Reno. "Agh kebelet pipis.. cepetan!" Seru Tian sambil memukul-mukul pintu.

Tian beralih ke kamarnya menyiapkan buku dan seragamnya. Dengan jalan yang zig-zag dan memegangi penisnya, ia beberapa kali juga terhenti untuk menahan kencing.

Tian melingkarkan handuk ke lehernya. Dan kembali ke depan pintu kamar mandi."CEPETAN REN ANJING GUE KEBELET PIPIS!!" Tian semakin gencar mendobrak pintu.

Reno membuka pintu tanpa menggunakan satu pakaian pun dan langsung menyerobot handuk dari bahu Tian.

"Sialan, minggir." Tian langsung masuk ke kamar mandi dan menutup nya.

Serangkaian kepanikan itu terjadi selama 15 menit. Tepat pukul 6.55 mereka panik mencari helm sambil memakai sepatu.

Jam 6.57 mereka berboncengan naik motor berangkat ke sekolah. Kali ini Tian yang menyetir. Mustahil memang tiba di sekolah dalam waktu 3 menit. Tapi Tian mengusahakan itu. Dengan apa? Ya tentunya dengan menaikkan kecepatan motor terus dan terus.

Reno berpegangan erat pada pinggang Tian dan terus menerus meneriaki Tian agar lebih cepat. Tian dongkol dengan Reno dan menggeber motornya.

Sial. Sangat di sayangkan. Tian salah tempat. Benar, ia memang dongkol dengan Reno. Tapi aksinya menggeber motor membuatnya di kejar segerombolan pelajar lainnya.

"Bangsat lo jangan cari perkara napa! Udah telat ini!" Seru Reno.

"Diem lu anjing bacot mulu dari tadi." Kesal Tian.

Lebih tepatnya 5 motor yang tadi sedang nongkrong asik di angkringan mendapatkan panggilan perang yang tak di sengaja dari Tian. Mereka pun langsung menaiki motor dan tancap gas mengejar motor hitam biru Tian.

Satu motor berhasil menyusul kecepatan motor Tian. Ia meneriaki Tian untuk segara meminggir dan turun. Namun Tian tak menggubris nya.

"Sialan turun lo!" Seru pria itu lagi kali ini sambil menendang motor Tian.

Reno menepuk-nepuk bahu Tian, "udah stop kita minggir aja." Ucap Reno.

"Tapi sekarang pelajaran,-" Tian menggantungkan ucapannya seakan dia baru dapat sinyal dari Reno.

Tian segera menepi dan turun dari motornya di ikuti 5 anak lain. "Dari sekolah mana lo?!" Seru salah seorang dari mereka.

"Dih dih lu kagak kenal gue?" Tanya Reno seperti menyombongkan diri.

"Songgong lu." Mereka berlima langsung menyerang Tian dan Reno dengan seksama.

"Ulur waktu." Ujar Reno pada Tian.

"Eh eh bangsat lo,- anjing lo mau kemana." Tian terpaksa menghadapi 5 pemuda itu sendirian, sedangkan Reno lari, pergi entah kemana.

Dengan tenaga penuh Tian mencoba menangkis serangan-serangan itu. Di sisi lain musuh mulai mengeluarkan senjatanya. Dan Tian berusaha masih bertahan.

Beberapa menit kemudian Reno datang dengan segerombolan anak berseragam putih abu-abu. Mereka membawa tongkat, dan senjata khas tawuran lainnya. Mereka berlari kearah perkelahian itu.

5 pemuda yang menyerang Tian kocar-kacir berlarian pergi meninggalkan lokasi. Untungnya tidak ada satupun dari mereka yang mengejar 5 pemuda itu sehingga tawuran tidak berlanjut hingga besar.

Reno menghampiri Tian yang menjatuhkan diri setalah 5 pemuda itu pergi. "Lu gapapa bro?"

Satu kata yang di ucapkan Tian, "kontol."

****

don't forget to follow n vote🖤

RENO | SADARMA Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang