Reno dan Tian tiduran di atas kasur. Mereka sama sama menatap langit-langit kamar. Sunyi menyelimuti keduanya.
Di saat stres mereka biasanya menyesap rokok ataupun meminum alkohol. Namun semua itu kini terasa hambar. Berdiam diri sepertinya pilihan yang tepat.
****
Putra membeli makan malam di salah satu restoran dekat rumahnya. Ia sudah muak hanya bisa masak mie instan dan telur ceplok.Putra mengedarkan pandangannya. Ia melihat sosok yang ia kenali dari belakang. Putra terus menelisik postur tubuh yang tak asing itu.
Dengan keyakinan yang memenuhi dirinya, ia mengambil sebilah pisau steak yang ada di depannya dan berjalan dengan cepat ke arah laki-laki tersebut.
Putra dengan cepat menusukan pisau itu dari belakang dan mencabutnya. Ia kembali menusukan lagi hingga kejadian itu terjadi berulang ulang.
Semua orang yang berada di sana terkejut dengan apa yang pemuda itu lakukan. Banyak ibu-ibu yang teriak, ada anak kecil yang takut karena darah muncrat kemana-mana. Dan ada juga bapak-bapak yang berteriak memenangkan remaja itu.
Teman laki-laki itu langsung menendang perut Putra hingga ia terpental mundur.
"Akhh," pria itu berbalik sambil memegangi pundaknya yang mengucurkan darah.
"Putra! Udah gila lo?!" Seru laki-laki itu tak lain tak bukan adalah Candra, anak SKARTA yang beberapa kali ikut tawuran melawan SADARMA.
"Lo kan yang nabrak gue kemarin?!" Seru Putra.
"Apa maksud lo?! Ga ada gue nabrak lo!" Suara Candra tak kalah lantang.
"Halah ga ada maling ngaku, penjara penuh kali ah. Gue ga butuh kejujuran lo! Ikut gue ke kantor polisi!!" Putra menggeret lengan Candra namun dengan cepat Candra menepisnya.
"Sialan ya lo datang datang nusuk dan fitnah kayak gini."
"Ngaku aja lu ga usah ngelos terus!"
"Gue ga ada cari masalah sama lu bangsat! Akh.." Candra semakin kesakitan karena bahunya semakin nyeri dan tangannya sudah mati rasa.
Beberapa polisi datang dan langsung mengamankan Putra sedangkan Canda langsung di bawa ke rumah sakit untuk mendapatkan pertolongan pertama.
Teman teman Candra yang menyaksikan kejadian itu pun hanya terdiam dan tidak bergerak sama sekali. Mereka adalah teman-teman rumah Candra. Mereka tidak bersekolah di SMK 4 Dirgantara/SKARTA dan tidak juga bersekolah di SMA Darma/SADARMA.
Sejarah selalu mengatakan kalau SKARTA adalah sekolahan dengan reputasi anak-anak bandel terbesar. Walaupun bukan yang terbanyak namun nama SKARTA di takuti beberapa sekolah. Termasuk sekolahan mereka.
"Kayaknya kita ga usah ikut campur urusan mereka."
"Benar, jangan sampai kita terlibat masalah dengan SKARTA."
"Ngeri juga kalau sampai nyerang sembrono gini. Untung gue ga jadi masuk ke sekolah itu."
Mereka pun pergi meninggalkan lokasi dan pulang ke rumahnya masing-masing tanpa menyusul Candra yang sudah di bawa oleh ambulans.
Di dalam ambulans Candra masih sadarkan diri. Ia menahan sakit kala luka nya di seka dan di obati anti biotik oleh salah seorang perawat.
Candra mengambil ponselnya dan menelpon Arkan.
****
Jam menunjukkan pukul 4 pagi dan Reno masih setia menatap atap atap kamar. Ia semalaman sama sekali tidak tidur.Reno menatap ke sampingnya, Tian tertidur lelap dengan dengkuran lembut. Reno menghembuskan nafasnya lalu bangkit dari kasur.
Ia menuju dapur, mengambil segelas air putih dan meminumnya.
"CROSSROAD." Lirihnya. Reno mengusap wajahnya frustasi.
****
don't forget to follow n vote🖤
KAMU SEDANG MEMBACA
RENO | SADARMA
ActionKehidupan SMA yang penuh dengan problematika keluarga. Namun di sisi lain Reno tidak bisa meninggalkan ke solidaritas an nya di SADARMA. Suatu insiden membuatnya harus bisa memutuskan dengan bijaksana untuk keselamatan teman-temannya. -+500 word per...