👥22. Menginap

4 1 0
                                    

"Babi capek gue..." Reno

"Lu kalau anteng cepet." Perempuan itu memasukan kembali obat-obatan ke dalam kotak.

"Dah selesai kan? Pulang sana."

"Kaki gue masih kaku. Tega lu?" Judes Reno.

"Ya udah lo pake kamar kakak gue aja."

"Gue tidur di sini ga masalah."

"Terserah."

Perempuan itu pergi memasuki satu bilik kamar. Reno menatapnya kagum. Berani juga dia memasukan seorang laki-laki ke rumahnya bahkan sampai menawarkan kamar.

"Ngabayangin apa lu senyum senyum gitu?" Reno sontak kaget.

"Ga ada."

"Nih bantal sama selimut. Lo ga boleh menginjakan kaki selain di sini dan di kamar mandi. Paham?"

"Yaps gue paham. Btw siapa nama lo?"

"Siera. Dan nama lo?"

"Reno."

"Okay Reno asal lo tau gue ahli beladiri kalau lo macem macem di rumah ini baik melakukan hal-hal yang bentrokan dengan hukum seperti mencuri, mengotori, ataupun merusak rumah ini, gue akan ambil jalur hukum."

"What the hell, come on girl.."

Siera mematikan lampu lalu memasuki kamarnya. Reno menaikkan selimut nya lalu mulai terlelap.

****
Pagi pun tiba. Siera sudah siap dengan seragamnya sedangkan Reno masih terlelap tidur. Siera membangunkan Reno dengan menarik selimutnya.

"Ape sih." Ucap Reno yang mulai terganggu.

"Bangun, gue mau sekolah. Lo pulang sana."

"5 menit lagi."

"Bagun, gue nanti telat."

"Jam berapa sekarang?" Tanya Reno yang masih memejamkan matanya.

"6 pagi."

"Anjir ga akan telat."

"Sekolah gue jauh. Lo ga usah ngeyel mending cepet bangun." Siera yang greget memegang luka Reno yang belum sepenuhnya kering. Sontak Reno terbangun dan mengaum sakit.

"Babi bener perempuan satu ini."

"PULANG BANGSAT!"

"BERISIK! SHIT, Lo masih smp?" Reno membelalakkan matanya melihat seragam Siera.

Siera memproses pertanyaan Reno di otaknya. Apa maksud dari pertanyaan itu bersamaan dengan komuk Reno yang sangat menjengkelkan.

"Hahahhahahaa anjing gue kira lo seumuran gue dek."

"Jijik banget lo panggil gue dek."

"Dan sebaik nya lo panggil gue kak." Reno menarik lengan Siera agar lebih mendekat.

Pluk~

Reno menangkap tinju Siera yang hampir mengenai rahang kirinya.

"Yang barusan bahaya baby."

"Lo harus pergi sebelum lo kehilangan kaki lo." Ancam Siera.

"Dimana sekolah lo? Biar gue yang antar."

"Gue bisa berangkat sendiri." Siera melepaskan genggaman Reno.

"Ga mungkin naik motor kan? Lo belum punya izin."

"Emang lo punya?!"

"Belum sih hehe..."

"Udah sih banyak bacot,-"

"Gue antar. Tunggu sebentar gue pipis dulu."

Setelah menunggu Reno 2 menit akhirnya mereka pun berangkat bersama. Reno mengantarkan Siera ke sekolah yang lumayan jauh. Yeah luka Reno sebenarnya bukan masalah besar. Reno hanya sedikit manja, if you know.

Sekitar 20 menit di jalan, akhirnya mereka pun sampai di depan gerbang. Siera turun dari motor dan berterimakasih ke Reno.

"Nanti pulang jam berapa?"

"Mau ape?"

"Ya jemput lah masa di antar ga di jemput."

"Dih siapa lu?"

"Reno. Jadi pulang jam berapa?"

Siera tampak berpikir lalu menjawab, "sekitar jam 3 sore."

"Oke nanti gue jemput ya."

"Gue masuk dulu,"

"Eh tunggu. Nomor hp lu?"

"Nanti aja sekalian gue kasih."

"Oke deh."

Reno memperhatikan Siera masuk ke dalam sekolah dan tersenyum simpul. "Bu, kayaknya Reno jatuh cinta deh."

Reno melajukan motornya ke sebuah rumah makan. Ia memesan beberapa makanan dan memakannya dengan lahap.

Reno hendak menelepon Tian namun ponselnya ternyata sudah mati karena kehabisan baterai. "Ah sial, semoga aja Tian peka." Ucap Reno yang ingin Tian mengizinkan nya sakit karena tidak berangkat sekolah.

Setelah kenyang, Reno menuju bengkel motor milik alumni SMA DARMA.

Ia menserviskan motornya sekalian mandi dan mengisi baterai ponsel nya.

"Bener lo kecelakaan tunggal?" Tanya Andy.

"Iye bang ndelosor gitu."

"Hahaha ada ada aja lo Ren. Semalem kagak hujan padahal."

"Nghindari cewe bang."

"Kunti?"

"Sekate kate."

Tringgg Tringgg

"Telepon tuh." Ujar Andy.

Reno menghampiri ponselnya lalu melihat nama yang tertera di sana.

"Kok ga diangkat? Dari pacar lu kan?"

"Jadi gimana bang motor gue, aman kan?" Reno mengalihkan pembicaraan.

"Iya cuman lecet aja. Eh itu loh cewek lo telepon lagi."

"Bang udah bang, gue udah putus."

"Bangsat Milan cantik bego."

"Ya gue kagak cinta sama dia. Secantik apapun dia kalau gue ga bisa sepenuhnya sayang sama dia sama aja gue nyakitin dia terus terusan. Hubungan yang ga sehat kayak gitu mending di udahin. Jangan sampe pacaran tapi cuman satu sisi aja yang cinta."

****

don't forget to follow n vote🖤

RENO | SADARMA Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang