👥51. Kesempatan

2 1 0
                                    

"Mau kan UNDERLINE'S bantu? Jangan malu malu UNDERLINE'S juga kan calon rumah lu."

"Diem bangsat!" Kesal Reno.

"Ya udah terserah kalau mau bantu. Dateng ke perbatasan distrik-negara minggu malam. Sekarang lo pergi."

"Anjing lu gitu doang?"

"Lu mau apa?" Reno menatap tajam mata Siren.

"Iya iya gue pergi. Semangat latihannya."

Siren lalu meninggalkan tempat itu melambai ke arah Reno. Reno kembali bergabung bersama Leo dan Arkan.

"Kasar banget sih jadi cowok." Leo.

"Ga usah sok tau. Cewek tu juga bukan cewek baik baik."

"Tau dari mana lu?"

"Banyak tanya lu. Ayo ajarkan kami kan." Reno menatap Arkan bersiap latihan.

Akhirnya Arkan mengajarkan Leo dan Reno. Namun pada akhirnya seluruh anggota juga tertarik dengan teknik Arkan. Sehingga murid Arkan bertambah.

Mereka latihan dari siang hingga matahari tenggelam. Sekeras itu mereka latihan untuk menunjukan taring bahwa anak SMA bisa marah jika di usik termasuk kelas mafia.

Mereka semua istirahat dan menyeka keringat yang sudah membanjiri badan nya. Beberapa saat kemudian 3 truk makanan datang ke markas besar SADARMA.

"Siapa yang pesan?" Tanya Bagas melihat sekitar.

"Anggap aja rasa terima kasih gue." Ucap Reno.

"Wuihhh tumben lu baik." Putra dan Rafli langsung berlari untuk antri pertama.

"Reno gilaksss badas kali lu." Seru anak anak lain dan ikut mengantri.

"Lu buang buang uang." Tian menghampiri Reno.

"Gue hampir hilang harapan. Tapi mereka menguatkan gue dan yakinin gue bahwa CROSSROAD bukan gengster yang ga bisa di tembus oleh anak SMA. Ini bukan apa apa." Lirih Reno sedikit tersenyum.

Tian menatap wajah Reno yang berseri. Perasaannya menjadi tenang kala ia ingat pertama kali ia menemukan Reno setelah sekian lama Reno menghilang.

"Begini rasanya memiliki banyak teman." Tian dan Reno menatap ke depan. Ketenangan antara SADARMA, SKARTA dan SADEWA tercipta. Suasana baru yang membuat hati tenang ini tak henti-henti nya mengukir senyuman tulus di bibir Reno dan Tian.

"Siapa cewek tadi?" Tiba-tiba Tian bertanya hal yang membuat senyuman Reno hilang.

"Dia Siren, pamannya ketua mafia bernama UNDERLINE'S yang membantuku membunuh ayah." Ujar Reno dan Tian mengangguk.

"Kasar banget lo sama dia."

"Gue ga suka sama dia. Dia suka sama gue."

"Dih pd amat lu." Tian menatap sinis Reno.

"Gue trauma sama cewek yang suka sama gue."

"Kalau cowok?" Tanya Tian berhasil mendapatkan jitakan dari Reno.

"Jangan ngaco! Kalau cowok suka sama gue, gue patahin burungnya."

"Termasuk gue?" Tanya Tian kembali mendapatkan tatapan dari Reno.

"Lu suka sama gue?"

"NAJIS!" Tian geli sendiri mendapatkan tatapan dari Reno.

"Kalau lo pengecualian sih."

"BANGSAT SALAH GUE TANYA!" Kesal Tian.

"HOY KALIAN MAU MAKAN APA? GUE AMBILIN." Seru Rafli.

"Rice bowl 2 sama es teh." Seru Reno sambil mengacungkan 2 jari.

"Oke!"

"Jadi, UNDERLINE'S yang akan nampung lu nanti? Lu yakin akan gabung sama gengster beneran?"

"Pikirin nanti deh, males gue juga." Ujar Reno, wajahnya berubah menjadi kesal. Ponselnya berdering dan menampilkan nama yang di beri emoticon hati.

"NAH INI AYANG GUE." Seru Reno menunjukkan ponselnya ke Tian. Tian memutar bola matanya malas, "angkat gih."

"Hallo, Siera kamu udah ga marah sama aku?"

"Dih najis aku kamu." Gerutu Tian.

"Ya?"

"Baik saya kesana sekarang."

"Dih najis sekarang saya saya." Tian memutar bola matanya.

"Gue pergi dulu ya."

"Eh eh mau kemana kamu?" Tanya Tian langusng mendapat jitakan dari Reno.

"Ndas mu kamu kamu."

"Tian, Reno nih makanannya." Rafli membawa makanan itu di tangan kanan dan kiri.

"Buat lo aja. Dah gue duluan." Seru Reno pergi sambil memakai jaketnya.

"Loh kok ga makan dulu?" Seru Rafli.

"Anjing tu orang emang seenaknya." Tian merampas rice bowl dari tangan Rafli.

"Satunya juga sini."

"Lu makan 2?"

"Iya, laper gue."

****
"Lo yakin amu temuin dia?"

"Hm,"

Pria itu memakai jaketnya dan menuju ke suatu tempat untuk menemui Reno.


****

don't forget to follow n vote🖤

RENO | SADARMA Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang