👥19. Putus

2 1 0
                                    

"Lu ga mau pulang dulu?" Tanya Tian yang sudah rapi mau berangkat ke kedai.

"Enggak. Ngapain?"

"Ya minimal kalau mau ketemu pacar jangan dekil lah anjir. Lu playboy ga bermodal deh."

"Gue ga playboy ya anjing."

"Lagian lu pacarin Milan tapi lo ga suka sama dia namanya apa bangsat."

"Dia yang nembak gue."

"Terserah gue mau berangkat sekarang. Jangan lupa kunci pintu dan tutup semua jendela."

Tian keluar rumah dan pergi bersama dengan motornya. Tian hidup sebatang kara hingga ia harus mencari sumber makan sendiri.

Walaupun warisan dari orangtuanya sanggup memenuhi hidupnya hingga usia lanjut, namun Tian tidak mau menggantung kan itu semua.

Reno menatap jendela. Ia sangat malas untuk menemui Milan hari ini. Sudah 10 bulan lamanya hubungan mereka berjalan namun rasanya hanya Milan saja yang menaruh hati dan harapan.

Reno menghubungi Milan kalau ia akan on the way sekarang.

****
Reno dan Milan sampai di sebuah cafe. Mereka memesan kopi susu dan camilan. Wajah Reno sangat menyebalkan bila sedang bersama Milan.

"Ren, apa lo sayang gue?"

"Kenapa lo tanya?"

"Gapapa gue ngerasa gue sendiri yang berjuang di sini." Ucap Milan sendu.

"Ren, gue minta maaf ya kalau udah bikin lo malu. Gue dulu khilaf. Gue bikin lo malu di sekolah cuman agar gue dapetin elo. Gue egois ya." Lanjut Milan namun Reno tak menanggapi apapun.

"Gue bentar lagi pindah ke Singapore ngikut ayah. Mama sama papa gue cerai Ren, dan gue bakal ikut ayah. Gue rasa gue harus bicara ini sama elo. Gue benar benar minta maaf sama cara gue dapetin elo. Elo boleh benci gue sepuas lo, gue pantas untuk elo benci."

"Kita putus." Ucap Reno tegas.

Milan tampak terkejut lalu tersenyum. Ia merasa lega kini Reno berbicara menatap matanya. "Iya, lebih baik seperti itu."

"Ada lagi yang mau lo omongin?" Tanya Reno dan Milan menggeleng ragu.

"Ok, kalau gitu kita udah selesai ya. Sorry juga gue nyakitin lo tapi perasaan gue berkata yang sejujurnya. Gue pamit dulu ya jaga diri lo baik baik dan take care kalau udah mau berangkat ke Singapore. Gue cabut dulu."

Reno bergegas pergi dari tempatnya sebelum Milan selesai berkata, "hati-hati Ren.."

****
Rafli sudah baikan dan mulai berkumpul kembali bersama teman temannya.

"Coy kemarin gue ketemu Leo tapi dia lalu aja." Ujar Kevin.

"Ya bagus dong." Sahut Bagas dan Kevin mengangguk.

"Mulai sekarang kita harus jaga image. Jangan sampai kita di awasi seketat tahun kemarin."

"Sejak DEFARKA dibentuk, gue ga ngerasain euforia kayak dulu. Flat aja hidup gue." Lirih Eren.

"Tapi keren loh bisa bisa nya polisi buat DEFARKA cuman buat kita satu identitas sama 7 sekolah begundal lainnya."

"DEFARKA? Sekolah mana lagi itu?" Tanya Rafli bingung.

"Wajar lo belom tau karena kita menang ga terlalu mementingkan DEFARKA."

"DEFARKA bukan sekolah. DEFARKA adalah identitas kita saat ini." Ujar Eren dan Rafli pun semakin bingung.

"Identitas kita kan SADARMA sejak kapan? Oh, apa kita gabung sama smk lain?"

"No!"

"Bisa ngga langsung di jelasin aja bang?" Ujar Rafli sambil tersenyum lebar. Eren tertawa kecil lalu menyanggupi permintaan adik kelasnya. "Baiklah."

"DEFARKA adalah nama yang di berikan sama polisi untuk 8 sekolah begundal di kota ini."

"Apa ini ada hubungannya sama tawuran terbesar itu?" Tanya Kevin dan Eren mengangguk.

"Oh shit gue baru ingat apa itu DEFARKA."

"APA SIH?!"

"Lu di rumah ga ada tv ya?! Tahun 2015 itu di siarin di mana mana tau."

"Oh ya?"

****

don't forget to follow n vote🖤

RENO | SADARMA Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang