👥42. Kejujuran

1 1 0
                                    

Siera mencegat kayaknya di depan pintu. "Kenapa hajar Reno begitu hm?" Kesal Siera.

"Karena dia penyebab lo nangis."

"Gak usah sok tau! Gue ga cerita apa-apa sama lu!" Siera pergi meninggalkan Sananta dan masuk ke dalam kamarnya. Sananta menaikkan kedua bahunya lalu kembali ke kamarnya.

Di dalam kamar, Siera menutupi seluruh tubuhnya dengan selimut  lalu menangis. Ia menutup mulutnya agar suaranya tak terdengar sampai luar.

"Reno sialan! Reno bajingan! Brengsek! Gue udah suka sama lu bajingan tapi lu kayak anjing!" Maki maki Siera. Ia menjambak rambutnya, melampiaskan emosi di sana.

Siera lantas mengambil kertas-kertas tentang data diri Reno yang sudah ia minta sebelumnya dari seseorang.

Siera menyobek semua informasi mengenai Reno dan membuangnya asal.

****
Reno menahan sakit di perutnya dan ia pergi ke rumah Tian. Tian yang di hadapkan seorang yang babak belur di tengah malam langsung terkejut.

Ia membiarkan Reno masuk dan dengan cekatan ia mengobati luka-luka basah Reno.

"Shhh sa-sakit."

"Iya iya pelan-pelan. Lu kenapa Ren?" Tanya Tian namun Reno tak merespon.

"Sakit banget ini."

Setelah 10 menit mengobati Reno, Tian menatap Reno khawatir.

"Lo di serang juga sama orang-orang itu?"

"Teror mobil sedan?" Tanya Reno dan Tian mengangguk.

Reno dengan cepat menggelengkan kepalanya. "Banyak yang mau gue ceritain ke elu."

"Ceritain." Tian menatap wajah Reno dalam. "Yaelah bukannya cerita malah nangis. Akhir-akhir ini lu cengeng banget sih." Ujar Tian lalu menepuk-nepuk bahunya agar kawannya diam.

"Gue ga boleh bahagia ya Ti? Kenapa gue selalu di uji, Ya Tuhan gue ga sekuat itu sumpah." Reno menghapus air matanya lalu menatap Tian.

"Hubungan gue sama Milan udah selesai."

"Ya ampun lu pasti nyesel ya ga cinta Milan sampai lu di putusin dia." Tian menepuk-nepuk bahu Reno.

"Gue yang putusin dia." Ujar Reno membuat Tian melotot.

"Si anjing. Lu yang mutusin dan lu yang nangis?!"

"Gue ga menangisi Milan. Lu ingat kan perempuan yang sering gue jemput? Namanya Siera. Gue suka sama dia. Gue selalu bahagia dan nyaman di sisi dia. Tapi hari ini dia bilang sama gue untuk ga kontak dia lagi. Saat gue dateng ke rumahnya gue malah di hajar kakaknya karena udah buat Siera menangis. Tian, tolong gue... Gue ga mau kehilangan Siera..."

Tian menggaruk tengkuknya yang tidak gatal. Ia bingung harus menolong bagaimana. Ia sama sekali tidak mengenal siapa Siera ini.

"Ya ya, lu tenang dulu jangan nangis."

"Semua akun sosial media gue di blok sama dia. Gue ga ada akses untuk komunikasi dan ngejelasin kalau gue udah ga ada hubungan apa-apa sama Milan."

"Iya iya, lu tenang dulu Reno... Biarin Siera itu juga tenang dulu. Kalian masih sama-sama emosional. Nanti kalau emosinya sama-sama reda baru deh di omongin lagi."

Reno menghapus air matanya dan menatap Tian. "Gue punya rahasia dan kayaknya ini ada hubungan sama teror teror akhir-akhir ini." Reno tiba-tiba membelokan alur cerita.

Tian membulatkan matanya, "apa?"

"Gue udah bunuh ayah gue." Ujar Reno membuat Tian semakin membulatkan matanya.

"Dengan bantuan gengster." Lanjut Reno kini mata Tian hampir keluar.

"Gile lu?"

"Gue serius. Mungkin orang-orang itu bagian dari CROSSROAD, organisasi ayah gue dulu."

Tian diam seribu kata. Ia tak tahu harus mengatakan apa hingga ia hanya menatap kosong ke arah Reno.

"Lu boleh kalau mau jauhin gue. Gue emang pantas untuk di jauhin."

"Lu bunuh ayah lu dengan bantuan gengster?"

"Iya."

"Kan gue udah bilang kalau lu mau bunuh ayah lu bilang sama gue biar gue yang gunain tangan gue. Tangan lu jadi kotor kan!" Emosi Tian, entah mengapa membuat Reno terenyuh. Ia berbinar menatap Tian.

"Sialan lu nanggung semuanya sendiri. Gengster mana yang bantu lu?" Tian menatap tajam Reno.

"Mafia yang dulu nawarin gue untuk jadi anggota. Namanya UNDERLINE'S."

"Kok bisa sekelas mafia nawarin lu jadi anggota?" Tanya Tian, Reno hanya mengangkat bahunya tidak tahu.

"Gue akan terus selidiki ini. Kalau memang benar yang menyebar teror adalah CROSSROAD maka gue ga bisa diam saja. Gue akan menyelesaikan semuanya sampai tuntas."

****

don't forget to follow n vote🖤

RENO | SADARMA Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang