Semua anak pulang begitu saja setelah misi nya menghajar Arkan hari ini terlaksana.
Pikiran Kevin berkecamuk ia terus bertanya-tanya siapa pria yang menemui Reno tadi. Dari tampilannya ia sangat yakin bahwa pria itu adalah gengster. Namun ia tak bisa asal menebak begini takutnya menimbulkan masalah yang tidak tidak. Lebih baik Reno sendiri yang menceritakan, begitu pikirnya.
****
Arkan mengetik nama Max menggunakan tangan kirinya. Ia meminta tolong Max untuk datang ke lokasi yang ia sebutkan. Karena teriak pun tidak akan ada yang dengar keberadaan Arkan.Reno dan teman temannya memilih lokasi yang pas untuk membunuh manusia. Mulai dari lokasi yang sepi, jalan yang jarang di lewati orang, sekitar pemandangan adalah ilalang, sekaligus 1km dari Arkan adalah sungai.
Arkan menunggu sekitar 30 menit untuk Max datang denga mobilnya. Di waktu itu juga Arkan menahan sakit yang amat di tangan kanan nya.
Max membawa Arkan ke klinik terdekat. Setelah mendapatkan pertolongan pertama, Max mengikuti saran perawat untuk membawa Arkan ke rumah sakit yang lebih besar.
Di rumah sakit besar itu, Arkan di saran kan untuk di rawat inap.
****
Reno mengistirahatkan dirinya di dalam mobil. Ia mengambil tisu lalu mengelap pergelangan tangannya yang berlumuran darah."Kau tak takut melakukan hal seperti tadi."
"Takut kalau aku tidak memiliki tujuan."
"Apa tujuan untuk ke brutal an yang tadi?"
"Balas dendam karena orang itu telah membuat teman ku kritis di rumah sakit."
"Smithen akan suka kabar ini." Ucap laki-laki itu tak lagi mendapatkan tanggapan dari Reno.
Reno mengatur nafasnya sambil melihat pemandangan sekitar.
"Dimana kalian menemukan ayah? Kenapa sangat cepat?"
"Ayah kamu kami temukan di sekitar perbatasan distrik. Ia tampak sedang ingin menyebrang ke negara ini."
"Bagaimana kondisinya?"
"Sangat lusuh, dan bau. Sepertinya ia juga sudah tidak makan berhari-hari."
Hati Reno sedikit sakit mendengar hal itu namun ia memantapkan hati nya untuk tidak ragu.
Sekitar satu jam menuju lokasi markas besar UNDERLINE'S di distrik E, Reno sempat tertidur. Pria itu membangunkan Reno dengan hati-hati.
Reno bangun lalu keluar dari mobil. Ia merenggangkan otot-otot nya. Smithen keluar dari gedung dan menyambut Reno.
"Seperti yang sudah kamu tau, tugas kami sudah selesai."
"Dimana dia?" Tanya Reno langsung.
"Sebelum itu aku ingin bertanya dan memastikan sekali lagi."
"Iya iya. Lulus SMA gue langsung gabung UNDERLINE'S."
Smithen tersenyum mendengar jawaban dari Reno. "Baiklah ikuti aku."
Reno berjalan dengan percaya diri mendului Smithen. Smithen bertukar pandang dengan laki-laki yang sedari tadi bersama Reno.
Smithen bertanya dengan lirih mengapa seragam sekolah anak itu banyak bercak darah? Dan laki-laki itu menjelaskan kalau ia bertemu Reno saat Reno sedang menghajar salah seorang siswa.
"Dimana?" Tanya Reno bingung arah.
"Makannya kalau aku bilang ikuti aku, jangan mendahului." Smithen ambil alih jalan lalu mengarahkan Reno ke ruang bawah tanah.
Di bawah sana ada 2 pengawal pribadi Smithen yang menjaga pintu. 2 orang itu lantas membukakan pintu.
Terdengar teriakkan meminta ampun yang tak asing bagi Reno. Beberapa tahun tak bertemu tak membuatnya melupakan suara ayahnya.
"Aku akan masuk sendiri, tolong jangan ganggu." Ucap Reno pada Smithen.
"Hm, baiklah kalau sudah selesai segera naik ke kantor ku." Smithen pergi di ikuti seluruh anak buahnya.
Reno menghirup banyak udara lalu menghembuskan nya. Dengan langkah yang berat Reno memasuki ruangan gelap itu.
****
don't forget to follow n vote🖤
KAMU SEDANG MEMBACA
RENO | SADARMA
ActionKehidupan SMA yang penuh dengan problematika keluarga. Namun di sisi lain Reno tidak bisa meninggalkan ke solidaritas an nya di SADARMA. Suatu insiden membuatnya harus bisa memutuskan dengan bijaksana untuk keselamatan teman-temannya. -+500 word per...