👥49. Malam Damai

1 1 0
                                    

"Ga salah denger gue?!" Candra menatap belakang dengan alis yang naik satu.

Putra memutar bola matanya malas menatap ekspresi Candra. "Ya, sorry gue udah buat lu kayak gini."

"Hahahaha sadar juga lu." Tawa Arkan yang menyetir.

"Btw tapi kalau gue jadi lu gue juga bakal melakukan hal yang sama sih."

"Tau sendiri kan." Judes Putra.

"Ini beneran SADARMA bakalan berurusan sama mafia beneran?" Tanya Putra yang tidak tahu apa-apa.

"Iye beneran. Ada rumor baru, katanya SADEWA juga akan bantu SADARMA untuk ini."

"SADEWA?!" Seru Putra. "Seriusan? Padahal terakhir kita terlibat tawuran karena mereka tidak terima dengan final last race tahun ini."

"Kalian aja yang curang mungkin."

"Enak aja lo!"

"Dih? Kayak ga tau SADARMA aja."

"Kenapa SADARMA?!" Seru Putra yang tak terima geng nya di fitnah.

"Udah udah malah berantem lagi. Udah sampe nih." Ujar Arkan. Mobil mereka kini menjadi pusat perhatian semua anggota SADARMA yang sedang mengadakan pertemuan besar.

"Loh, masih pada kumpul. Okeh deh makasih tumpangannya." Ujar Putra lalu keluar dari mobil Arkan. Namun bukannya pergi Arkan dan Candra juga keluar dari mobil.

"Pulang gih udah malam ga enak di lihatnya anak kecil pulang malam." Ucap Putra ke Candra dan Arkan. Candra yang berada di dekat Putra pun langsung memukul pelan kepala Putra lalu merangkulnya naik ke atas panggung di ikuti Arkan.

"Kenapa kalian juga ikut ke sini?! Putra lu udah bebas?" Reno menatap mereka tidak suka.

"Apa sih lepas!" Putra melepaskan rangkulannya Candra dengan kasar. "Udah, Candra cabut tuntutannya dan meyelesaikannya secara kekeluargaan."

"Ada rencana di balik ini?" Tanya Reno menaikkan alisnya seperti sedang menyelidiki.

"Ealah Arkan gimana nih kayaknya anak anak SADARMA suka banget tiba-tiba nyalahin deh." Candra menepuk jidatnya.

Arkan maju melangkah dan berdiri di tengah-tengah Reno dan Leo. "Gue menawarkan bantuan jika lu berkenan."

"Gak!" Tolak Reno langsung.

"Kan kan kan cabut aja yuk kan, percuma aja bantuan orang yang ga tau terima kasih."

"Diem dulu can."

"Oke." Candra mengacungkan jempolnya.

"Gue ga ada rencana apapun di balik bantuan ini. Gue juga ga harapkan rasa terima kasih dari diri lu dan geng lu. Gue cuman mau ikut ke distrik untuk lihat situasi nya. Gue penasaran sama distrik. Lagian hal yang menguntungkan juga untuk lu kalau geng gue ikut." Arkan menatap mata Reno mencoba meyakinkan. "Gimana?" Dirasa tidak ada respon dari Reno, Arkan menatap ketua SADARMA yaitu Bagas untuk meminta persetujuan.

"Menurut gue ga masalah sih kalau lu mau ikut bantu. Tapi dari kami tidak akan menjamin dan bertanggungjawab untuk luka luka baik ringan ataupun parah. Dan kami juga tidak bertanggungjawab untuk anggota yang mati nanti. Bagaimana?" Bagas menatap dalam Arkan.

"Sejak kapan SKARTA mempermasalahkan nyawa?" Seringai Arkan di sambut tawaan Candra.

"Jangan khawatir. Kami tidak akan menuntut itu."

"Bagaimana Ren? Apa ga masalah?"

"Terserah kalau emang lu mau ikut. Tapi ingat perjanjiannya tadi, kita sama sekali tidak bertanggungjawab atas biaya rumah sakit dan lain lain."

"Ga usah khawatir anggota SKARTA semuanya kaya." Sahut Candra percaya diri.

"Leo, kenapa lu ikut?" Tanya Arkan.

Leo memutar bola matanya malas, "kenapa lu mau tau?"

"Ya untuk mempermudah nantinya supaya kita bisa pecah tim dan maju sesuai arahan itu lah lebih strategis."

"Dih najis lama lama lu kayak Amerika segala urusan semua negara lu ikut turun tangan."

Malam itu terjadi pembuatan strategi perang yang di rencanakan anak-anak dari 3 geng tersebut. Mereka dengan serius membuat rencana yang matang, serta menganalisa resiko dan cara penanggulangannya.

SADARMA, SKARTA, dan SADEWA bekerjasama untuk melancarkan serangan ke markas CROSSROAD di distrik T, tepatnya di tanah anarki yang tidak pernah tersentuh pemerintahan di negara manapun.

****

don't forget to follow n vote🖤

RENO | SADARMA Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang