👥37. Pertemuan SADARMA

5 1 0
                                    

Pagi ini Reno menjemput Siera. Sebelumnya ia mengajak Siera jalan jalan karena ini hari libur namun Siera menolak dengan alasan ia ada jadwal latihan.

Reno yang kangen berat dengan Siera pun menawarkan jemputan. Siera menolak karena ingin di antar kakaknya namun semenit kemudian Siera menerima ajakan Reno.

Jam 7 pagi Reno sudah berdandan rapi di depan kaca ia menyemprotkan banyak parfum ke badan dan bajunya.

Tian bangun dari tidurnya. Sambil mengumpulkan nyawa, ia memperhatikan Reno dengan penuh selidik. "Pasti mau jemput cewek itu."

"Iya dong."

"Terserah lah kalau cuman cewek itu yang bisa buat lo bahagia sok aja. Tapi ingat, nanti sore jangan sampai ga datang di mabes."

"Iya iya, gue cabut dulu ya."

****
Sesampainya di depan rumah Siera, Siera langsung keluar dan menggunakan helm nya tanpa sempat Reno turun dari motor.

"Mau izin nenek dulu." Ujar Reno.

"Nenek siapa?"

"Nenek elo lah."

"Nenek ga ada di rumah."

"Oh gitu, ya udah naik."

Siera naik ke motor Reno. Reno menarik tangan Siera agar melingkarkan tangan di perutnya. Namun kemudian Siera menarik tangannya kembali.

"Ga usah banyak tingkah deh. Ayo jalan."

Reno terkekeh lalu melajukan motornya dengan kecepatan sedang. Di jalan Reno sangat cerewet dengan melontarkan pertanyaan-pertanyaan yang aneh. Seperti siapa cikal bakal presiden di tahun depan, kira-kira ada berapa pejabat kotor yang menilap uang rakyat dan lain sebagainya. Stress nya lagi Siera menanggapi pertanyaan Reno.

Siera senang aura Reno sudah berubah dari murung ke cerewet seperti biasanya.

Sesampainya di sana Reno bertanya pada Siera apa boleh Reno melihatnya latihan.

"Apa lo ga punya kerjaan?" Tanya Siera dan Reno menggeleng.

Dengan malas Siera memperbolehkan Reno melihatnya latihan. Reno dengan senang hati mengikuti Siera dari belakang.

"Sini biar gue yang bawain tas lo."

Siera melemparkan tasnya ke Reno dengan cekatan Reno menangkap tas tersebut.

"Gue kira berat."

"Isi nya cuman baju." Ujar Siera.

Siera memasuki ruangan berAC tersebut lalu duduk di bangku semen.

"Sama siapa nduk?" Seorang pria paruh baya mendatangi mereka.

"Oh ini, temen. Santai aja om dia orang bego."

"Hahaha ga boleh gitu." Pria itu mengusap pucuk kepala Siera agar tidak berkata demikian.

Reno tersenyum mendengar pembicaraan mereka berdua. Reno lalu berjabatan tangan dengan pria itu.

"Selamat pagi om perkenalkan saya Reno, teman nya Siera."

"Selamat pagi juga Ren, saya Tom pelatihnya Siera. Panggil saja om Tom."

"Baik om Tom. Saya mohon izin mau menemani Siera latihan."

"Siap ga masalah. Ayo kita mulai saja sekarang sepertinya nanti kamu ada kencan."

Siera dengan cepat melepas bajunya dan menggunakan perlengkapan.

Reno duduk dan memperhatikan Siera latihan bela diri. Belum 5 menit duduk, Reno kagum di buatnya.

****
Malam pun tiba, Reno benar-benar tidak datang di pertemuan sore tadi.

Tian menghembuskan nafasnya kasar kala Reno memasuki rumahnya lalu mandi, dan tidur. Reno sama sekali tidak memberikan alasan mengapa dirinya tidar hadir.

****
Hari berikutnya Reno di izinkan oleh Tom untuk latihan bersama dengan Siera. Sebelum latihannya di mulai, Tom ingin melihat seberapa besar kekuatan Reno. Ia meminta Reno untuk Sparring partner dengan Siera.

Reno sedikit melonggarkan ototnya untuk melawan Siera.

"Serius." Ujar Siera dengan tatapan tajam.

Mereka ancang ancang menyerang sambil membuka telinga lebar lebar mendengar aba aba Tom.

"Mulai."

Brugh!

Hanya 1 detik. Ya hanya 1 detik, Reno tumbang. Siera melilitkan tangannya ke dalam tubuh Reno ketika ada celah dan langsung membantingnya.

"Bentar bentar kenapa serius banget?"

"Gue udah bilang lo untuk serius kan."

"Baiklah ulangi." Tom membantu Reno berdiri.

"Benar benar serius ya kali ini." Ujar Tom. Reno salah telah meremehkan Siera ia seharusnya sadar saat menemani Siera latihan kemarin.

Reno kini telah full energi dan dalam waktu 1 menit Reno kembali di kalahkan oleh Siera.

****
Sepulang kerja Tian melajukan motornya dengan kecepatan tinggi. Ia merasa perasaan tidak enak seperti ada yang mengikutinya.

Bolak balik ia melihat spion tapi mobil hitam berplat nomor dinas itu tak juga pindah jalur dan terus mengikutinya.

Di jalanan yang cukup sepi mobil itu melajukan kecepatannya hingga satu senti lebih dekat dengan Tian. Tian yang panik juga menaikan kecepatan motornya. Hingga pada akhirnya Tian kehilangan keseimbangan dan jatuh.

****

don't forget to follow n vote🖤

RENO | SADARMA Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang