Tian dan Reno melanjutkan pekerjaan temannya yang sudah separuhnya bersih.
Di satu sekolah ini, guru yang paling mereka takuti adalah pak Boris. Tidak hanya di angkatan nya, bahkan di angkatan Gery dan Eren juga. Atau mungkin para senior terdahulu juga merasakannya. Tentang bagaimana kengerian pak Boris jika sedang menertibkan siswanya.
Tian mengambil parfum dari tasnya lalu memakainya setalah itu ia menyodorkan pada Reno. Mereka berusaha menyamarkan bau rokok.
Satu menit kemudian bel istirahat berbunyi, bersamaan dengan pak Boris yang datang ke area belakang sekolah.
Ia tampak senang 2 siswa nya itu telah menyelesaikan pekerjaannya dengan baik. Boris sebenarnya tak menaruh banyak harapan pada mereka. Mereka adalah laki-laki yang malas, siapa sangka dapat membersihkan area belakang sekolah yang cukup luas dalam waktu 30 menit.
"Bagus anak-anak kalian melewati ekspektasi saya."
"Hehehe bagaimana pak area ini apa sudah bersih?"
"Sudah cukup bapak sudah puas. Kalian boleh kembali ke kelas dan istirahat. Bapak harap kalian tidak ada telat, bolos, dan kenakalan kenakalan remaja lainnya ya." Pak Boris menasehati.
"Siap pak laksanakan!" Mereka berdua hormat seperti 2 prajurit yang baru saja menerima perintah dari komandannya.
Pak Boris dan mereka segera pergi dari area belakang sekolah untuk mengistirahatkan diri selama 20 menit.
Tian dan Reno menyempatkan mampir ke kelas untuk meletakkan tas. Mereka lantas segera melesat ke kantin karena perut yang sudah keroncongan.
Sesampainya di sana kantin sangatlah ramai. Banyak siswa dan siswi sedang mengantri untuk membeli jajanan yang familiar.
Reno dan Tian segera melesat ke dalam kerumunan. Dengan kegesitan keduanya, mereka telah sampai di barisan paling depan. Orang orang yang mengantri sedari tadi tampak kesal namun memaklumi daripada mereka tersangkut masalah dengan mereka.
Mereka segera memesan makanan. Satu mangkok soto sudah bertengger di tangan keduanya. Di tambah lagi sekarang satu es teh sudah ada di tangan kanan. Mereka kembali menerobos kerumunan untuk menyantap sarapannya.
"Minggir minggir air panas, air panas, minggir minggir woi." Reno berteriak-teriak di tengah kerumunan yang sangat ramai itu. Tian mengikutinya di belakang agar jalurnya terbuka otomatis.
Dengan gerakan yang lamban, para siswa dan siswi membuka jalan untuk keduanya. Mereka langsung melesat ke arah bangku pojok belakang bergabung dengan kawan kawannya yang sudah hadir tadi.
****
Bell pulang sekolah berbunyi dan para murid berhamburan keluar sekolah. Mereka berjalan bersama gerombolannya masing-masing.Cuaca sore ini cukup cerah hingga membuat Tian jingkrak-jingkrak kegirangan. Tidak hanya karena cuacanya cerah, namun juga karena nilai ulangan dia berada di atas Reno.
Biasanya sekeras apapun ia belajar nilainya selalu di bawah Reno. Entah apa yang sudah di lakukan anak itu, atau ada apa dengan otaknya yang selalu bisa di andalkan di setiap situasi.
"Hahahaha lihat lihat ini nilai sejarah ku sempurna!" Seru Tian pamer pada satu kelas.
"Halah nyontek google kan lu." Ucap seorang siswi yang sedang memasukkan buku-bukunya ke dalam tas.
"Enak aja. Gue belajar tau!"
"Ren," Tian memanggil Reno yang tampak tenang membereskan perlengkapannya ke tas.
"Apa?"
"Lihat nilai gue!" Tian menyodorkan lembaran kertas dan Reno berdehem.
"Iye iye, terima kasih dulu sama Tuhan, jangan main sombong lu."
"Hehehe YA TUHAN TERIMA KASIH TELAH MENDENGARKAN DOA DOA HAMBA SELAMA INI YA TUHAN, HAMBA JANJI HAMBA AKAN SELALU SENANTIASA MENGINGAT-MU YA TUHAN..." Suara Tian menggema di dalam kelas.
Teman teman Tian menyembunyikan senyum simpulnya, begitu juga dengan Reno. Mereka tau betapa kerasnya anak itu dalam belajar. Setiap nilainya jelek dari hasil otaknya sendiri ia selalu merasa kecewa dan tidak puas. Ia selalu marah marah tidak jelas. Yang pada akhirnya membuatnya mencontek agar nilainya perfect.
Tapi, ulangan kemarin pengawasnya adalah pak Boris yang membuatnya tidak bisa mencontek. Alhasil ia belajar semalaman sebelum ujian tiba. And see, hasilnya sangat memuaskan. Thank's God!
"Tidak ada yang tidak bisa selagi kita berusaha. Nikmati prosesnya. Belum gagal artinya belum sukses. Sukses adalah hadiah yang di berikan atas proses. Semangat kawan!"
****
don't forget to follow n vote🖤
KAMU SEDANG MEMBACA
RENO | SADARMA
ActionKehidupan SMA yang penuh dengan problematika keluarga. Namun di sisi lain Reno tidak bisa meninggalkan ke solidaritas an nya di SADARMA. Suatu insiden membuatnya harus bisa memutuskan dengan bijaksana untuk keselamatan teman-temannya. -+500 word per...