👥21. Kecelakaan

5 1 0
                                    

Tian menyusuri sepanjang jalan namun ia tidak menemukan Reno di mana pun.

"Sialan kemana Reno pergi! Masa langsung ilang. Apa dia di maksimal speed?" Gerutu Tian.

Tian berhenti di pinggir jalan lalu menelepon Reno namun Reno tak mengangkatnya membuat Tian hampir membanting ponsel nya.

****
Di sisi lain Reno terus melajukan motornya. Entah apa yang ada di pikiran Reno. Pikiran nya kacau dan instingnya terus ingin melaju menembus udara malam yang cukup dingin.

Kendaraan tak cukup banyak pada malam hari hingga ia bisa terus melesat. Pantas saja jika sedetik Tian meleng, Reno akan langsung menghilang.

Tian kini telah ketinggalan jauh bahkan tak tau lagi kemana arah Reno pergi.

Wussshhhhh~~
Bruuuummm~

Tanpa di sadari air mata Reno menetes, Reno dengan cepat menutup kaca helm full face nya.

"BAJINGAN AWASSSS!!!!!!!" Teriak Reno di balik helm.

Karena kecepatan yang tinggi Reno tak bisa langsung mengerem motornya. Orang yang ada di hadapannya pun tak punya waktu untuk berlari kepinggir.

Reno membelokan motornya spontan hingga ia jatuh tersungkur ke aspal.

Orang itu langsung berlari ke arah Reno yang sudah terpisah dengan motornya.

"Eh lo gapapa? Maaf maaf..." Ujar orang yang ada di tengah jalan tadi. Ia seorang gadis berambut panjang.

Reno melepas helmnya ia menatap tajam ke arah perempuan itu. "Lo ngapain sih, tengah malem di tengah jalan?! Kalau mau mati, mati aja sendiri." Kesal Reno.

"Iya gue minta maaf. Gue mau buang sampah. Dan bukan sepenuhnya salah gue dong. Gue nyebrang udah lihat kanan kiri kok. Lo aja pake motor bar bar." Ujar gadis itu tak mau sepenuhnya di salahkan.

"Terus gimana nih kaki gue sakit banget."

"Lu bawa hp ga? Pinjem hp lu gue telponin ambulance."

"Hp lu dong."

"Hp gue di dalem rumah kelamaan kalau ngambil."

"Gue capek banget sumpah, lo ada p3k?"

"Ada sih."

"Obatin gue aja. Gue ga mau ke rumah sakit."

"Lebih aman ke rumah sakit,-"

"Udah puluhan kali dalam tahun ini gue bolak balik rumah sakit. Bosen gue. Udah lah pelit amat, itung itung rasa tanggungjawab lo setelah bikin gue jatuh lah."

"Sialan gue lagi di ruma sendiri nih."

"Ya terus kenapa? Hellow gue cuma mau numpang di bersihin luka. Bukan mau macem macem. Apa lo mau lebih?"

Reflek perempuan itu menampar pipi mulus, tanpa jerawat Reno. "Ngomong sekali lagi gue tinju lo." Kesal gadis itu lalu memapah Reno masuk ke dalam rumahnya.

Reno hanya diam di bopong masuk rumah. Ia sedikit syok pasalnya ini pertama kali ia di tampar oleh seorang perempuan.

"Tunggu sini dulu gue benerin motor lu." Ucap perempuan itu, lantas keluar rumah.

Beberapa saat kemudian perempuan itu masuk ke rumah dan menawarkan teh hangat pada Reno. Reno tetap diam dan hanya mengangguk.

Gadis itu datang lagi sambil membawakan teh hangat dan p3k. "Ngomong kek. Kaget ya gue tampar?" Ucap perempuan melihat Reno yang bengong.

"Iya sih kaget ini pertama kali nya gue di tampar cewek. Apa lo ga merasa rugi nampar muka ganteng gue?"

"Dih? Jijik banget."

"Tapi selain itu berkat tamparan lo, gue jadi tersadarkan nih sama duniawi."

"Ape sih?" Perempuan itu menggelung celana jeans Reno ke atas.

"Aduh apa sih yang gue lakuin tadi." Reno mengacak acak rambutnya mengingat kejadian ia memukul Bagas dan Tian. "AGHHH SAKIT BEGO!" Seru Reno kala lukanya lengket dengan celana.

"Iya ini pelan-pelan kok."

Reno merampas ponselnya lalu menghubungi Tian.

"Hallo gue bego ya? Aishhh napa gue tadi nonjok bang Bagas sih anjing gue kenapa bangsat!!!" Kesal Reno sendiri.

"Ye si anjing bukan cuma bang Bagas, lu juga nonjok gue. Ga sadar?! Lo dimana su?!"

"Ga gak jangan cari gue dulu, bisa gepeng gue sama bang Bagas nanti,- AGHHH SIALAN SAKIT PELAN PELAN NAPA!"

"Iya iya maaf ini kan baru di obatin."

"Aish ya jangan di penyet penyet cukup di tutul tutul pelan aja."

"Banyak bacot."

"Lu ngomong sama siapa?"

"Bukan siapa-siapa. Tolongin gue, klarifikasi ke bang Bagas ya Tian... Gue ga sengaja, gue kalut."

"Minta maaf sama gue dulu, nih sudut bibir gue berdarah."

"Tian yang tampan, mempesona, membahana, sayang ku, cinta ku, sahabatku, selama nya, sejiwa, sehidup,-"

"Cukup alay. Iye gue klarifikasi ke bang Bagas dulu kalau lo cuman kesal sesaat. Lu juga jangan lupa pulang, jangan ngelayap mulu."

"Iye iye tenang aj,- SAT SAKIT AGHHH!"

"SABAR INI MAU SELESAI MANA IN KAKI LO TERUS PULANG SANA."

"PELAN PELAN ANJING BANGSAT AGHHHH TOLONG!!!"

"Suara cewek tapi ini bukan Milan kan Ren? Hallo? Hallo Ren? Lu dimana? Baru di perkosa ya?"

Tuuttt Tutttt Tuttttt~

****

don't forget to follow n vote🖤

RENO | SADARMA Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang