👥46. Serangan

1 1 0
                                    

Reno pulang dengan ojek online tapi ia merasa aneh kala ia tak melewati jalan yang biasa ia lalui. Ojol tersebut mengatakan kalau ia mencari jalan pintas.

Namun aneh menurut Reno karena jalan pintas yang menuju rumahnya malah melewati perkebunan yang entah tak jelas dimana.

"Pak pak udah turun sini aja." Ujar Reno tak di gubris ojol itu.

"Pak!" Teriak Reno.

Reno dengan sembrono langsung turun dari motor yang masih melaju membuatnya terjatuh ke semak-semak.

Ojol tersebut berhenti sejenak menatap Reno lalu langsung pergi meninggalkannya.

"Sialan banget sih tuh orang." Reno melepas helm lalu membantingnya. Ia melirik ke lengan tangannya yang tergores.

"Shhh bangsat."

Reno membuka ponselnya untuk tau di mana lokasinya kini namun sayang sinyal tidak di ketemukan.

Reno berjalan kembali dari arah yang sudah ia lewati. Namun ia yakin tak yakin karena semua jalannya sama.

"Nyasar nih gue."

Reno memperhatikan sekitar. "Jejak ban!" Seru nya gembira. Ia mengikuti jejak itu hingga ia menemukan jalanan beraspal.

"Syukurlah..." Lirih Reno.

Tak lama kemudian 3 mobil sedan berplat merah datang mengepung Reno.

"Anjing!"

****
Arlan mengetok pintu kamar Arkan. Setelah adiknya mempersilahkan masuk, Arlan langsung merebahkan dirinya di kasur.

"Situasinya lagi sulit." Ucap Arlan tak digubris Arkan yang sedang belajar di meja.

"Kan, minta tolong bilangin Candra untuk cabut laporannya dong."

"Hm?" Arkan mengangkat satu alisnya menatap Arlan.

"SKARTA dan SADARMA dulu hubungannya ga seburuk ini loh." Arlan bangkit dan duduk di sebrang Arkan.

"Kita jadi musuhan karena salah paham. Dulu ada anak SADARMA yang jadi bulan bulan an ormas waktu demo."

"Apa sih sampe ormas segala di bawa. Diem lu kak gue lagi ngerjain tugas."

"Ih lu dengerin gue dulu." Arlan mengambil pulpen yang di pengang Arkan.

"Ketua kelas 1 SADARMA dulu ikut organisasi masyarakat. Ia ikut demo ke istana negara waktu itu. Nah barengan dengan dia, ada anggota SKARTA juga ikut ormas tapi mereka berada di organisasi yang berbeda. Singkat cerita 2 ormas ini datang ke istana negara dengan tujuan yang sama. Tapi di pertengahan acara, 2 ormas ini malah bentrok. Dan anggota SADARMA yang mengikuti ormas itu jadi bulan-bulanan ormas yang diikuti anggota SKARTA." Jelas Arlan.

"Mati?" Tanya Arkan dan Arlan mengangguk.

"Si yang mati ini memiliki sahabat. Dia wakil ketua kelas 1 SADARMA. Dia cari semua orang yang mengeroyok kawannya sampai habis. Di temui lah anggota SKARTA ini. Bodoh nya dia nemuin di sekolah kita. Ia langsung nusuk orang ini berulang kali hingga nyawanya habis di saksikan siswa lain. Polisi pun langsung menangkap orang ini. Dan di penjara selama 10 tahun."

"Anjing berani banget! Terus sekarang tuh orang udah bebas kan? Siap orang nya?"

Arlan mengangguk. "Orangnya udah mati." Ujar Arlan membuat alis Arkan berkerut.

"Kenapa?"

"Saat kebebasannya, SADARMA telat mengawal hingga orang itu terlebih dahulu menjadi incaran SKARTA. Banyak yang ikut serta waktu itu bahkan dari alumni 10 tahun yang lalu. Saat SADARMA datang, orang itu telah tewas babak belur."

Arkan bergidik ngeri mendengar cerita kakaknya. "Apa SKARTA waktu itu juga sekuat itu?"

"Ya."

"Siapa yang cerita ke kakak?"

"Guru kakak, kejadian ini terjadi pada adik kelasnya. Guru kakak dulu sekolah di SMA Darma juga."

"Hm dari sumbernya langsung. Jadi karena itu balas dendam balas dendam yang lain bermunculan? Entah Putra yang kehilangan kakaknya, kita juga banyak kehilangan anggota." Ucap Arkan dan Arlan mengangguk.

"Kenapa ga langsung di luruskan saja permasalahannya? Kalau langsung di luruskan kan ga jadi berkepanjangan gini. Gue yakin bang Bara dan bang Arya belum tau cerita ini."

"Boro boro mereka, kakak aja baru tau tadi. Kata nya guru kakak sih karena ada suatu masalah yang takutnya malah melebar kemana-mana karena ini kan juga berhubungan dengan partai besar."

Arkan mengangguk-angguk tanda paham. "Jadi, faedah kakak cerita ini apa?"

"Biar pandangan lu terbuka aja sih." Arlan kembali memberikan pulpen itu ke Arkan dan pergi dari kamar nya.

"Ga jelas." Gerutu Arkan.

****

don't forget to follow n vote🖤

RENO | SADARMA Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang