Reno berkendara diantara hutan belantara. Jalanan tersebut sangat sepi dan berbahaya. Namun itu semua tidak Reno hiraukan kala fokusnya hanya tertuju pada Siera.
Seorang pria yang menggunakan ponsel Siera untuk menghubunginya dan mengajaknya bertemu.
Reno datang ke lokasi yang pria itu sebutkan. Satu motor sport berwarna putih bertengger di sana dengan seorang pria yang berdiri tak jauh dari motor itu.
Reno memarkirkan motor yang ia pinjam dari Bagas dan memarkirnya tepat disebelah motor putih itu. Ia berjalan mendekat ke pria yang membelakanginya.
"Kaivan?" Panggil Reno.
"Gue 2001 setahun lebih tua dari lo jadi panggil gue kak."
"Kak Kaivan, siapa nya Siera?" Tanya Reno to the poin.
"Gue kakak kandungnya."
"Kak Sananta?"
"Juga. Ga penting lu tau silsilah keluarga kami. Langsung aja. Gue ga suka ada orang menyakiti adek gue. Adek gue bukan tipe orang lemah. Kalau pun perlu dia bisa ajak Sparring lu. Tapi lu beda." Ujar Kaivan membuat Reno menaikan alisnya.
"Jujur aja, kenapa lu deketin adek gue?" Kaivan menarik nafasnya menenangkan emosinya.
"Ga berpikiran begitu kak awalnya. Malam itu gue kecelakaan karena Siera yang tiba-tiba ada di tengah jalan. Salah gue juga sih gue ngebut ngebut. Malam itu Siera ngobatin gue dan saat itu juga gue merasa nyaman. Hal itu yang membuat gue terus deketin Siera,"
Brak!
Kaivan memukul pembatas kayu di depannya. "Lo deketin adek gue disisi lain lu punya cewek?" Desis Kaivan yang masih berusaha mengontrol emosinya.
"Enggak kak, dengerin dulu. Memang saat bertemu Siera aku punya pacar, tapi saat mulai nyaman dengan Siera aku memutuskan pacarku."
"Bajingan lo?!" Kaivan mencengkram kerah jaket Reno.
"Gue tau gue bajingan tapi bukan keinginan gue pacaran sama dia."
"Kalau gitu jangan pacaran!" Kesal Kaivan.
"Bisa tenang dulu kak? Gue ga ada celah buat itu. Gue ga nerima cinta dia dan gue juga ga bisa nolak karena malu dia nembak gue di depan seluruh murid SMA DARMA. Saat itu gue murid baru SMA DARMA dan Milan orang terkenal di sana. Gue juga harus jaga reputasi di sekolah kan kak?"
Kaivan menghempaskan tubuh Reno lalu kembali fokus menatap jalanan kota dari atas tebing.
"Gimana perasaan lu sama Siera? Apa sebatas nyaman?"
Reno menghembuskan nafas berusaha menetralkan susana hatinya. "Iya, mungkin lebih dari kata nyaman. Ada hasrat untuk melindungi dia."
"Maka dari itu lu sering antar jemput dia? Dan terus mendekati dia?" Tanya Kaivan dan Reno mengangguk. "Tapi setelah lo di hajar kak Sananta lu mundur?"
Reno dengan cepat menggelengkan kepalanya. "Bukan karena itu. Gue masih terus berjuang buat dapetin Siera kok. Sampai Siera dapet cowok yang benar-benar tulus sama dia, yang bisa membuatnya nyaman dan bahagia, baru gue lepas. Tapi untuk saat ini, gue masih fokus sama satu hal."
"Apa?" Kaivan menatap Reno berharap ia jujur padanya.
Reno meneguk saliva nya, jantung nya berdebar sangat kencang. Entah mengapa tatapan Kaivan semacam ingin mendominasi Reno.
"Ada, ada perang besar. Ini bukan sekedar tawuran, ada masalah dengan para gengster di area perbatasan."
"Atur kata kata lo." Kaivan memutar bola matanya mendengar kata-kata Reno yang belibet.
"Kak, maaf sulit untuk ku mengatakannya."
"Jadi untuk saat ini itu lebih penting daripada memikirkan perasaan adik ku yang sedang hancur?"
Reno menatap dalam Kaivan. "maksudnya kak?"
"Adek gue lu bikin hancur. Dia curat ke gue karena gue yang paling dekat sama dia. Gue janji ke dia untuk ga bertindak apa apa. Tapi masa iya gue diem aja sebagai seorang kakak. Gue ingin tau letak masalahnya dan bagaimana cara mengatasinya."
Reno menunduk mendengar perkataan Kaivan. "Mungkin malam ini kalau kak Sananta yang datang ia akan langsung menghajar mu lagi. Jangan ragu mengambil keputusan! Iya atau tidak kau mencintai adik ku?"
"Ya! Aku mencintai dia." Seru Reno spontan.
"Ku tunggu kau membuktikan kata-kata mu."
Kaivan beranjak ke motornya dan pergi meninggalkan Reno sendirian.
"Menunggu ku membuktikan kata-kata ku? Apa dia memberiku lampu hijau?"
****
don't forget to follow n vote🖤
KAMU SEDANG MEMBACA
RENO | SADARMA
ActionKehidupan SMA yang penuh dengan problematika keluarga. Namun di sisi lain Reno tidak bisa meninggalkan ke solidaritas an nya di SADARMA. Suatu insiden membuatnya harus bisa memutuskan dengan bijaksana untuk keselamatan teman-temannya. -+500 word per...