Pulang sekolah Reno berjalan dengan tergesa-gesa di koridor. Milan mengikutinya dari belakang menuntut penjelasan Reno.
"Aku cuma minta waktunya bentar aja dan kamu ga bisa?! Please tolong banget aku butuh waktu sama kamu..."
Reno terus berjalan dan di ujung koridor ia bertemu dengan Kevin dan kawan-kawan.
"Lihat kan? Gue emang lagi buru-buru."
"5 menit."
"Kita udah putus dan berhenti ganggu gue!"
"Reno,-"
"GUE MUAK BERHENTI CAMPURI URUSAN GUE!" Bentak Reno membuat Milan terkejut.
Reno lalu pergi di ikuti Kevin dan yang lainnya. Selama ia kenal Reno, ia tidak pernah di bentak seperti ini. Walaupun ia sering di cueki Reno, namun Reno bukan lah tipe laki-laki yang kasar pada perempuan.
****
2 orang sudah berada di posisi sesuai rencana. Mereka akan mengejar Arkan dan menggiringnya ke tempat yang sudah di tentukan.Anak anak yang lain termasuk Reno sudah menunggu di lokasi yang sudah di tentukan. Mereka sudah sedia balok kayu yang ujungnya tertancap paku paku, gear, dan alat alat lain.
Poin Reno, hari ini adalah ingin mematahkan salah satu tangan Arkan sebagai peringatan keras padanya.
20 menit kemudian suara motor yang kejar kejaran pun terdengar. Reno mengeluarkan smrik nya.
"Mampus lo kali ini."
Arkan memasuki jebakan Reno. Ia memukul stir nya tanda kesal lalu melepas helm nya. Tanpa basa basi seorang dari belakang hampir memukul kepala Arkan namun ia masih bisa menghindar.
"Bajingan main kotor."
"Emang lu ngga? SERANG!!"
Para anggota lantas menyerang Arkan secara bersamaan. Sebelumnya Arkan juga menyiapkan dirinya untuk lebih keras lagi latihan bela diri.
Arkan melawan sekitar 10 orang dan 6 di antaranya sudah tumbang. Reno menambah lagi anak yang menyerang Reno. Sebelum ada yang tumbang Reno meminta semua maju dan memukul bagian vitalnya saat dia lengah.
Benar saja melawan sekitar 40 anak sendirian memang mustahil. Arkan jatuh dan langsung mendapatkan pukulan bertubi-tubi dari anggota SADARMA.
Beberapa menit kemudian Reno menghentikan kawan-kawannya. Ia tidak takut Arkan mati namun ia lebih takut jikalau teman temannya terjerat hukum atas kematian Arkan.
"Pegang tangannya."
Sebagian menahan tubuh Arkan dan sebagian lagi membentangkan tangan Arkan. Reno mendekat sambil membawa kunci pipa ukuran 24".
"Jangan gegabah lo sialan." Peringatan Arkan tak di gubris Reno.
Reno duduk di Tas tubuh Arkan lalu memukul satu kali tangan bagian kanan dengan pipa. "Itu untuk satu kali lo pukul Tian,"
Brugh!!
"Dua kali."
"Aghhh stop!!!"
Brugh!!!
"Tiga kali."
Chiiiitttkkkkk~
Satu mobil sedan hitam berhenti di dekat perkelahian anak SMA itu. Seorang menggunakan jas dengan tatapan yang sangar keluar dari mobil.
"Tunggu, dia gengster??" Lirih Kevin yang di dengar Reno.
Reno bangkit berdiri dan menatap pria paruh baya itu. "Pesanan sudah siap, kami akan mengantar sekarang." Ucap laki-laki itu membuat semuanya diam membeku.
Pria itu menatap Reno seakan memberi sinyal bahwa dirinya adalah utusan Smithen. Reno melempar asal kunci pipa itu lalu berjalan menghampiri pria paruh baya tersebut.
"Hari ini cukup. Kalian boleh pulang." Ucap Reno pada anggota SADARMA.
"Ren, dia siapa?"
"Bukan siapa siapa."
"Sialan lo nyewa preman?!!" Seru Arkan.
"Tenang, bukan buat habisin lo kok. Nyawa lo itu urusan gue." Ucap Reno menatap tajam Arkan.
Reno melempar kunci motor nya ke Putra untuk meminta membawa motornya.
"Lo mau kemana?" Tanya Putra.
"Ga usah cerita apa-apa sama bang Bagas dan cepat pulang ke rumah." Ujar Reno dan di sanggupi semua anggota.
Reno naik ke dalam mobil bersama pria paruh baya itu dan melaju pergi meninggalkan lokasi.
****
don't forget to follow n vote🖤
KAMU SEDANG MEMBACA
RENO | SADARMA
ActionKehidupan SMA yang penuh dengan problematika keluarga. Namun di sisi lain Reno tidak bisa meninggalkan ke solidaritas an nya di SADARMA. Suatu insiden membuatnya harus bisa memutuskan dengan bijaksana untuk keselamatan teman-temannya. -+500 word per...