17 - Basketball in Timezone

165 15 0
                                    

Raga Pratama : Besok mau jalan-jalan nggak?

Azzahra Paramita❤️ : Kemana?

Raga Pratama : Rahasia. Mau nggak?

Azzahra Paramita❤️ : Iya mau

Raga Pratama : Jam 10 pagi aku jemput di rumah

*****

Raga dan Raya saat ini berada di ruang makan. Mereka akan sarapan bersama pagi ini namun belum dimulai karena masih menunggu papanya gabung bersama mereka.

"Good morning my daughter and my son!" sapa Rendi— Papa Raga dan Raya.

"Good morning, Pa!" balas Raga dan Raya serempak.

"Udah nunggu lama ya," kata Rendi sembari terkekeh.

"Iya nih, Pa, Raya tuh udah kelaperan daritadi katanya," sahut Raga.

Raya menatap tajam ke arah kakaknya, "Aku nggak bilang gitu ya!" ujar Raya yang membuat Raga terkekeh geli.

"Udah-udah kalian tuh ya sukanya ribut mulu. Raga ini juga suka banget ngisengin adeknya," ujar Rendi.

"Maaf, Pa," kata Raga.

"Gimana masalahmu sama Zahra? Udah selesai?"

"Kok Papa tau? Kan Raga belum cerita apa-apa. Raga aja baru ketemu Papa pagi ini."

Raga memang baru saja bertemu papanya pagi hari ini karena semalam papanya pulang terlalu larut hingga Raga dan Raya sudah tidur duluan. Sepertinya benar kata Raya jika papanya sekarang lebih sering kerja sampai larut malam.

"Ya tau lah. Apa yang papa nggak tau dari perkembangan anak Papa? Gini-gini Papa perhatian loh!" ujar Rendi membanggakan dirinya sendiri.

"Idih mulai deh narsisnya," ejek Raya. Rendi hanya terkekeh mendengarnya.

"Papa tau dari Om Deni. Papa juga tau kalo kamu udah terbang kesini sejak hari Jumat dini hari. Papa juga sebenernya udah kirim orang kemarin buat jemput kamu di bandara. Tapi orang itu udah Papa kasih tau kalo awasin kamu aja mau balik sama siapa kalo udah lama nggak ada yang jemput baru mereka yang gerak. Lagian juga kenapa sih kamu nggak mau kabarin Papa? Masa Papa taunya dari Om kamu terus,"

Raga merasa tak enak mendengar ucapan papanya, "Maaf, Pa, bukannya Raga nggak mau ngabarin papa tapi Raga takut kalo waktu itu papa udah tidur, Raga nggak mau ganggu." ujarnya menjelaskan.

"Iya papa tau, tapi  lain kali kalo ada apa-apa langsung kabarin papa. Papa lebih seneng kalo denger berita tentang kamu itu dari kamu sendiri bukan dari orang lain." ujar Rendi menasihati.

"Siap, Pa. Maafin Raga,"

"Udah lupain aja. Papa nggak marah sama kamu cuma papa pengen kamu lebih terbuka ke papa," ujar Rendi kemudian. "Oh ya, kamu balik ke Malang hari senin ya, Papa udah siapin tiket pesawatnya." lanjutnya.

"Hah? Raga mau balik besok, Pa. Senin ada ujian, Raga harus masuk."

"Papa udah beliin tiket buat hari senin jam 3 sore. Papa juga udah ngizinin ke dosen kamu katanya nggak papa kok nggak masuk, ujiannya bisa diganti hari selasa atau hari lain." ujar Rendi. "Malahan sebenernya papa maunya kamu balik dari sini hari selasa atau nggak rabu biar lama disini,"

"Raga nggak ma—"

"Tapi papa tau kamu pasti nggak mau." ujar Rendi memotong ucapan Raga.

"Emang kenapa sih, Pa, kok papa pesenin tiket hari senin?" tanya Raga.

"Papa dan Raya juga masih pengen ngabisin waktu sama kamu selagi kamu masih di Jakarta. Papa tau habis ini pasti kamu mau pergi sama Zahra kan? Jadi besok hari minggu adalah family time. Setuju nggak, Raya?" tanya Rendi pada Raya yang asyik menyantap makanannya tanpa mempedulikan obrolan antara papa dan kakaknya itu.

ZAHRAGA 2Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang