45 - Pancingan

117 12 1
                                    

Sekitar pukul 7 malam, kerja kelompok akhirnya selesai. Raga sempat mengirim chat ke Erlan untuk tetap di rumahnya ketika Michelle dan Davina pulang. Erlan pun mengiyakan saja. Raga juga menghubungi Vico untuk datang ke rumahnya.

15 menit setelah Michelle dan Davina pulang, Vico datang di rumah Raga.

"Lah lo ngapain kesini?" tanya Erlan saat melihat Vico yang datang. Erlan tak tahu menahu jika Raga menghubungi cowok itu untuk datang pula.

"Raga noh yang minta gue kesini. Ada apa sih, Ga?" tanya Vico.

"Duduk dulu." pinta Raga. Kemudian dua temannya itu pun duduk di lantai. Mereka memang suka duduk di lantai daripada sofa karena lebih dingin.

"Gue tadi nemuin sesuatu di hp nya Michelle." ujar Raga memulai pembicaraannya.

"Apaan?" tanya Erlan.

Raga membuka ponselnya, kemudian ia mencari foto yang sempat ia ambil mengenai notifikasi di ponsel Michelle. Raga menyodorkannya pada Erlan dan Vico agar keduanya bisa membaca notifikasi itu.

"Hahhh? Gebetan?" tanya Vico terkejut.

"Gebetannya dia kan lo?" tanya Erlan.

"Gue juga mikir gitu. Apalagi pas banget Raya habis dapet chat dari orang asing." ujar Raga.

"Langsung tanyain aja ke Michelle, Ga! Keterlaluan banget dia ini." ujar Vico geram.

"Berarti dia juga yang ngirim foto Zahra waktu itu?" Erlan kembali mengingat sesuatu.

"Bisa jadi." jawab Raga sedikit ragu.

"Jangan langsung ditanyain kalo menurut gue. Kumpulin dulu buktinya." ujar Erlan memberi ide. "Lo kan lagi deket sama dia, berarti lebih mudah lo dapet informasi tentang ini." lanjutnya.

"By the way, gue deketin Michelle emang karena ini. Gue udah pikirin dari awal dan gue sedikit curiga sama ini cewek. Makanya gue deketin dia." ujar Raga jujur.

"Bangsat pantesan!! Gue udah curiga dari awal lo deketin Michelle. Kaya nggak mungkin gitu lo yang awalnya benci Michelle jadi malah kegatelan ke Michelle. Ternyata ini rencana lo." ujar Vico yang sangat excited mengetahui sebuah fakta ini.

"Gue harus lakuin ini kan biar tahu yang sebenernya terjadi ke gue. Kalian sendiri kan yang bilang gue harus cari tahu karena ini udah ngusik Raya?"

"Pinter juga ide lo, Ga. Jadi menurut gue lanjutin aja dulu drama lo ini biar bukti yang lo punya makin kuat dan bisa skakmat Michelle. Soalnya kalo buktinya belum kuat bisa aja Michelle ngelak nanti." kata Erlan menasehati.

"Berarti ini gue lanjutin ya?" tanya Raga meminta pendapat.

"Lanjutin. Buat dia nyaman dan percaya ke lo jadi lo lebih gampang nangkap dia nantinya." timpal Vico.

*****

Hari ini tepat 5 bulan Zahra dan Edgar jadian. Sepertinya kata Sheza benar bahwa Edgar yang menang dan berhasil membut Zahra jatuh cinta pada Edgar. Namun di sisi lain ternyta Zahra belum sepenuhnya cinta pada cowok itu karena setiap malam, Zahra masih mengingat tentang Raga dan semua hal tentang cowok itu bahkan Zahra masih merindukan Raga.

Zahra semakin merasa bersalah, Edgar sudah sangat baik padanya selama ini. Edgar juga selalu berusaha membuatnya bahagia namun balasan Zahra tidak setimpal dengan apa yang Edgar lakukan. Namun Zahra juga tidak bisa membohongi perasaannya sendiri. Zahra memang nyaman bersama Edgar namun hatinya masih belum seutuhnya untuk Edgar.

Zahra merebahkan tubuhnya diatas kasur kingsize miliknya. Ia memejamkan matanya karena ini sudah pukul 1 siang. Daripada pusing memikirkan hal-hal tidak jelas lebih baik ia tidur siang kan?

ZAHRAGA 2Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang