18 - Kembali ke Rutinitas

137 13 0
                                    

Raga mengajak Zahra untuk mampir ke rumahnya terlebih dahulu sebelum mengantarkan gadis itu pulang karena Raya tadi berpesan pada Raga agar membawa Zahra main ke rumah. Zahra pun mengiyakan saja karena ia juga sudah lama tak bertemu Raya.

Sesampainya di rumah, Raga dan Zahra dikejutkan kehadiran Karin yang tengah bergurau dengan Raya.

"Eh ini yang ditunggu akhirnya datang juga!" seru Karin.

"Kak Zahra!!" Lain halnya dengan Raya, gadis kecil itu langsung beranjak dari duduknya dan berlari memeluk Zahra. Zahra pun membalas pelukan hangat itu.

"Kangen. Kenapa nggak pernah main?" protes Raya.

Zahra tersenyum, kemudian ia memainkan anak rambut Raya dan membawanya ke belakang telinga, "Maaf ya, kak Zahra lagi sibuk kuliah juga. Kalo ada waktu luang, pasti kakak kesini buat main sama Raya ya," ujarnya lembut yang membuat Raya menganggukkan kepalanya.

"Udah lama lo?" tanya Raga pada Karin.

"15 menitan paling." jawab Karin. "Btw, tumben lo tiba-tiba pulang. Belum libur semester padahal," tanyanya.

"Ada yang ngambek sampe semua sosmed gue di blokir." ujar Raga sembari terkekeh.

"Apasih, Ga!" protes Zahra tak terima.

Karin ikut tertawa karenanya, "Namanya juga cewek. Kalo lagi ngambek ya gitu. Maklumin aja."

"Tuh, Karin aja paham." ujar Zahra pada Raga.

"Iya sayang iya." balas Raga sembari mengacak lembut rambut Zahra.

"Hadeh dasar duo bucin. Mendingan sekarang kita selfie dulu deh sama bocah Malang satu ini. Yok selfie berempat!" usul Karin yang disetujui oleh mereka.

*****

Hari ini tibalah Raga harus berangkat kembali ke Malang. Sesuai dengan arahan papanya yang sudah menyiapkan tiket pesawat untuk putranya itu. Raga diantar ke bandara oleh papanya, Raya, dan juga Zahra tentunya.

Perjalanan Raga menuju Malang hatinya terasa lebih lega, tak seperti saat penerbangan menuju Jakarta kemarin. Hatinya tak karuan dan fokusnya hanya tertuju pada Zahra.

Tak perlu waktu yang lama, pesawat Raga pun telah mendarat. Om Deni dan Tante Indira yang menjemput Raga di bandara kali ini.

Sesampainya di rumah, Raga segera menuju ke kamar untuk mengistirahatkan tubuhnya sejenak sebelum makan malam bersama om dan tante nya.

Saat Raga membuka pintu kamarnya, tiba-tiba...

"SURPRISE! WELCOME BACK BRO!"

Ya, Itu ulah Erlan dan Vico yang kini nangkring diatas kasur kingsize milik Raga.

"Bangsat! Ngagetin aja sih!" umpat Raga yang tak habis pikir dengan kelakuan kedua temannya itu.

"Kita udah effort loh buat bikin surprise buat lo!" ujar Vico kesal.

"Kita? Lo aja kali. Gue ikutan orang sinting satu ini doang, Ga. Sumpah!" balas Erlan sembari mengangkat kedua jarinya membentuk huruf V.

"Matamu! Lo juga ikutan ya!" protes Vico tak terima.

"Udahlah, gue juga tau siapa yang alay kali!" ujar Raga melerai keduanya. "Lagian lo berdua nggak aja kerjaan apa gimana sih? Ngapain bikin ginian segala kaya gue nggak balik lama aja!" tambahnya.

"Idihhh dari Jumat sampai senin tuh lama yaaa!!!" kata Vico.

"Bagi lo, bagi gue sih biasa aja." sahut Erlan.

"Nyambung aja lo kek kabel telepon!" balas Vico.

Raga duduk ditengah kedua temannya dan melerai keduanya agar tak berdebat melulu. "Gue mau istirahat." ujarnya.

"Lo ngusir?" tanya Erlan.

Raga mengendikkan bahunya, "Nggak bilang ngusir gue."

"Ah bangsat lo, lo pasti juga kangen kita kan?! Ngaku deh!" ujar Vico yang kembali membuat suasana menjadi rusuh.

"Eh gimana, Ga, hubungan lo sama Zahra? Udah clear semua kan?" tanya Erlan mengalihkan topik.

"Udah aman." jawab Raga seadanya.

"Jangan lagi deh lo berdua berantem. Kasian lo nya gue harus effort ke Jakarta buat dapet maaf. Bukan gimana-gimana tapi maksud gue, lo malah jadi ketinggalan kuliah." ujar Vico menasehati.

Erlan menatap Vico aneh, "Lo waras?" tanyanya sembari meletakkan punggung tangannya pada dahi Vico.

Vico menyingkirkan tangan Erlan dengan cepat, "Nggak ada yang sakit anjir!" ujarnya.

"Tumben kata-kata lo bijak? Biasanya kata-kata dari mulut lo itu kalo gak penting ya gak mutu!" sahut Erlan.

Vico menoyor kepala Erlan, "Badjingan!" umpatnya.

"Iya, Vic, gue tau kok. Tapi kali ini gue bakal pastiin deh kejadian kek gini nggak bakal terulang lagi antara gue sama Zahra. Doain aja gue sama dia baik-baik terus hubungannya." ujar Raga yang akhirnya kembali membuka suara.

"Bagus deh," kata Vico.

"Eh, Ga, gue kemarin sempet tuh lihat postingan lo yang foto sama 4 cewek, salah satunya Zahra sih menurut gue. Itu siapa aja dah?" tanya Erlan.

Raga diam dan tengah berpikir tentang foto yang Erlan maksud. "Oh itu ada adek gue sama satunya tetangga gue. Kenapa emang?" tanyanya.

"Yang kanan sendiri, sebelahnya pacar lo itu siapa, Ga?" tanya Erlan kembali kepo.

"Yang kanan sendiri, sebelahnya pacar lo itu siapa, Ga?" tanya Erlan kembali kepo

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Oh itu tetangga gue. Karin namanya. Kenapa nanya-nanya? Naksir?" tanya Raga.

"Mata lo, gue cuma nanya aja dibilang naksir!" omel Erlan tak terima.

Raga terkekeh, "Ya kali aja. Jomblo kok dia."

"Btw, boleh minta nomernya nggak?" Erlan kembali bersuara.

"NAHKAN, FIX ERLAN NAKSIR TETANGGA LO TUH, GA!" sahut Vico menggebu-gebu.

"Berisik lo, anjing!" umpat Erlan sembari menutup kedua telinganya karena teriakan Vico.

Raga tertawa karena ulah kedua temannya itu, "Lo juga sih, Lan, katanya nggak naksir tapi minta nomernya." ujarnya.

"Gue ada urusan soalnya."

Kini Raga mengerutkan keningnya, "Lo aja nggak kenal Karin, gimana ceritanya lo ada urusan sama dia?" tanyanya bingung.

Erlan berdecak, "Jadi ini lo mau ngasih nomernya nggak sih?"

"Weitss, santai bro! Gue izin orangnya dulu ya. Takutnya kan gue ganggu privasinya dia karena sebarin nomernya dia ke orang lain."

Erlan pun mengangguk dengan jawaban Raga. Ia berharap jika bisa mendapatkan nomor gadis bernama Karin itu. Sudah lama ia mencari gadis itu dan baru sekarang menemukannya. Erlan yakin kali ini ia tak mungkin salah orang. Gadis bernama Karin adalah gadis yang ia cari selama ini.

*****

TERIMA KASIH YANG SUDAH MEMBACA CERITA INI❤️❤️

JANGAN LUPA VOTE KOMENNYA GAIS

SAMPAI JUMPA DI CHAPTER BERIKUTNYA👋🏻👋🏻

ZAHRAGA 2Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang