44 - Notifikasi

169 11 0
                                        

Kak Edgar : Lagi ngapain sayang?

Zahra yang tengah berkutat di depan laptop, melirik layar ponselnya yang menampakkan notifikasi. Ia tersenyum menatap nama Edgar disana. Zahra langsung mengambil ponselnya dan membuka notifikasi itu.

Azzahra Paramita : Nugas kak.

Kak Edgar : Sampai malam gini?

Azzahra Paramita : Iya, banyak banget huhuhu. Tadi siang nggak sempat ngerjain karena bikin proposal kan,

Saat ini jam menunjukkan pukul 10 malam dan Zahra belum selesai mengerjakan tugasnya padahal besok harus dikumpulkan dan presentasi pula. Maka dari itu Zahra harus menyelesaikan saat ini juga.

Kak Edgar : Coba lihat jendela.

Zahra terkejut menatap chat Edgar yang terakhir. Kemudian ia segera menuju ke jendela kamarnya. Saat ia membuka gorden, ternyata ada Edgar dibawah sana sedang melambaikan tanganny sembari tersenyum. Zahra pun ikut melambaikan tangannya ke Edgar.

Tak lama kemudian, Edgar menghubungan panggilan dengan gadisnya itu.

"Hallo sayang!" sapa Edgar, padahal Zahra masih menatapnya melalui jendela.

"Kakak ngapain malam-malam kesini kaya maling!!" ujar Zahra bercanda. Ia terkekeh geli.

"Iya kan maling hati kamu."

"Apaan sih garing, Kak!" ucap Zahra. "Kakak ngapain? Jawab dong!" ujarnya tak sabar.

"Mau seblak nggak? Nih aku bawain biar sambil nyemil nanti nugasnya."

"MAU!!! BENTAR AKU TURUN DULU!"ujar Zahra sedikit berteriak yang membuat Edgar tertawa mendengarnya.

Edgar sedikit sedikit mulai tahu makanan kesukaan gadis itu dan kebiasaan gadis itu. Meski masih sedikit namun Edgar akan terus mempelajari itu.

"Pelan-pelan sayang." ujar Edgar lembut saat mendengar langkah Zahra yang terburu-buru saat menuruni tangga.

"Hai, Kak!" sapa Zahra saat bertemu Edgar di depan rumahnya.

"Nih seblaknya." ujar Edgar sembari menyodorkan bungkusan sterofoam itu pada Zahra.

Zahra mencium aroma seblak yang membuatnya bersemangat, "Ini enak banget pasti! Makasih, Kak!" ujarnya girang persis seperti anak kecil yang dibelikan mainan baru.

Edgar tersenyum menatapnya, kemudian ia mencubit pipi kanan Zahra pelan, "Gemes banget sih!" ujarnya.

"Sakit!!!" protes Zahra.

"Eh iya kah?" tanya Edgar sembari mengelus pipi Zahra yang habis ia cubit. "Maaf ya, nggak sengaja." ujarnya menyesal.

"Enggak sakit. Aku cuma godain kak Edgar aja!!" ujar Zahra sembari meledek dan menjulurkan lidahnya.

Edgar mengacak rambut Zahra, "Kamu ya!!! Aku panik tadi kirain sakit beneran!"

Zahra tersenyum, "Tumben pake aku kamu?" tanyanya.

Edgar baru menyadari itu. Selama ini ia masih menggunakan bahasa lo-gue dengan Zahra namun tanpa ia sadari hari ini ia menggunakan aku-kamu.

"Nggak boleh?" tanya Edgar.

"Nggak papa." jawab Zahra.

"Yaudah dimakan seblaknya keburu dingin. Itu nggak aku kasih pedes ya!"

Zahra membelalakkan matanya, "KAK! MANA ENAK SEBLAK NGGAK PEDES?!" ujarnya ngegas.

"Malam-malam nggak boleh makan pedes, Yang. Udah makan dulu, habis itu tidur ya."

"Tugasku belum selesai."

ZAHRAGA 2Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang