Raga sudah sampai di kampus, ia hari ini datang lebih awal hingga kelasnya masih sepi. Raga meneruskan catatannya dan ingin mengembalikan buku catatan Michelle dengan segera.
Satu persatu teman-temannya mulai datang, namun Erlan dan Vico belum muncul juga. Memang keduanya itu kalo datang selalu mepet dan kadang malah sampai telat dan dosennya sudah datang.
Raga menatap Michelle yang baru saja datang dengan Davina— temen satu kelasnya juga. Kebetulan Raga sudah menyelesaikan catatannya. Ia menghampiri bangku Michelle yang agak jauh dari tempatnya.
Raga menyodorkan bukunya pada Michelle, "Gue udah selesai nyatat, makasih ya." ujarnya.
Michelle tersenyum, "Sama-sama."
"Nanti pulang ngampus gue traktir makan siang ya," ajak Raga.
Michelle mengerutkan keningnya, "Dalam rangka?"
"Ya mau traktir lo aja."
"Kalo karena catatan ini mendingan nggak usah. Gue ikhlas bantuin lo."
"Anggap aja sebagai ucapan terima kasih."
"No, thanks. Gue juga mau pergi nanti."
"Kemana?" tanya Raga.
"Gramedia. Nyari buku buat tugas kemarin."
"Yaudah gue temenin."
Michelle memberikan tatapan menyelidik, "Kenapa jadi maksa ya?"
"Gue cuma mau berbuat baik ke orang yang baik sama gue juga." ujar Raga. "Lagian gue juga mau cari buku kaya lo, kan tugas kita sama juga." tambahnya.
Michelle melirik Davina, "Gue pergi sama Davina sih."
Davina yang namanya disebut pun terkejut, "Hah?! Kok gue, Chel? Kan gue mau—" ucapannya terpotong karena Michelle meliriknya dengan tajam.
"Yaudah gue bakal ajak lo di lain hari." ujar Raga santai.
Michelle geram, "Kenapa sih lo batu banget?!"
"Lo kenapa batu banget juga? Gue cuma ajak makan kaya gue ajak ke KUA aja!"
Michelle mendelik, "Gila lo!"
Raga memutar bola matanya malas, "Gue bakal terus ajak lo sampe lo mau."
"Yaudah sih hari ini aja. Gue nggak pergi sama Michelle kok. Dia bohong." kata Davina yang membuat Michelle meliriknya tajam.
Raga tersenyum penuh kemenangan, "Udah gue duga. So, pulang ngampus ya?" tanyanya meminta kepastian kembali pada Michelle.
Michelle mendesis, "Terserah!" ujarnya ngegas.
Setelah mendapatkan jawaban itu, Raga kembali ke bangkunya yang ternyata Erlan dan Vico sudah datang disana.
"Habis ngapain lo? Tumben amat nyamperin Michelle?" tanya Erlan saat Raga baru saja kembali duduk di bangku.
"Tau nih, padahal dulu anti banget sama Michelle." sahut Vico.
"Ngajak dia makan nanti." balas Raga santai.
"HAH?!" kejut Erlan dan Vico bersamaan.
"Serius? Ngapain?" tanya Erlan.
"Ya ngajak makan aja." ujar Raga. "Salah emang?"
"Ga? Lo baik-baik aja kan? Apa karena Zahra punya pacar baru terus sekarang lo mau jadiin Michelle sebagai pelampiasan?" tanya Vico.
"Ga, jangan dimainin perasaan cewek!" peringat Erlan.
"Apa sih?! Gue cuma ajak makan kok nyambungnya ke pelampiasan!" ujar Raga tak terima.
"Lo dulu anti Michelle loh!" kata Vico yang diangguki oleh Erlan.
KAMU SEDANG MEMBACA
ZAHRAGA 2
Teen FictionCOMPLETED✅ HIGHEST RANK🏅 #1 in ceritajadian (23-02-2024) #1 in duniakuliah (24-02-2024) #2 in ldr (24-02-2024) "Ketika hubungan kita dijatuhi beberapa rintangan" Masa SMA telah usai. Kini masa kuliah yang tiba. Raga Pratama Setiawan memutuskan untu...