Lima hari sudah Raga mencoba berjuang untuk mendapatkan kata maaf dan bisa kembali dengan Zahra. Namun semuanya terasa sia-sia. Selama itu pula Zahra tidak mau menemui Raga sama sekali. Anjani— mama Zahra sudah ikut membujuk putrinya untuk menemui Raga walau hanya sekali namun Zahra tetap kekeuh dengan pendiriannya.
Besok Raga dan teman-temannya harus kembali ke Malang karena lusa, kuliah sudah mulai aktif kembali. Raga sudah pasrah dengan hubungannya. Ia sudah berusaha semampunya. Setiap hari cowok itu mendatangi rumah Zahra saat ia telah memastikan Zahra telah berada di rumah menurut aplikasi yang sudah tersambung diantara mereka. Namun Zahra sama sekali tak mau menemuinya apalagi untuk memberikan ruang mereka berbicara.
Sore ini, Zahra baru saja selesai mandi, ia memakai kaus oversize bergambar mickey mouse dan menggunakan celana diatas lutut. Kemudian ia membaringkan tubuhnya di kasur dan mengambil ponsel yang ia lempar sembarangan tadi.
Zahra mengubah posisinya menjadi duduk saat membaca notifikasi chat yang masuk di ponselnya.
Raga Pratama : Ra, aku besok mau balik ke Malang. Bisa nggak kita ketemu dulu sebelum aku balik? Ada beberapa hal yang mau aku sampein. Kalo kamu nggak keberatan buat ketemu, aku tunggu di taman deket rumah kamu sore ini ya. Aku berharap banget kamu datang, Ra.
Setelah berpikir sebentar, Zahra memutuskan untuk menemui Raga di taman. Sebenarnya gadis itu amat sangat merindukan cowok yang kini berstatus mantan itu. Namun sebisa mungkin ia tak mau kontakan lagi dengan cowok itu untuk mempermudah jalannya untuk move on.
Zahra langsung mengambil cardigan cream dan segera keluar rumah dan berjalan menuju taman yang Raga maksud.
Tanpa menunggu waktu lama, Zahra langsung menemukan dimana Raga. Cowok itu tengah duduk menghadap air mancur. Tatapannya kosong disana. Zahra menghampirinya dan duduk di sebelah cowok itu.
Raga yang terkejut pun menoleh, matanya berbinar saat melihat Zahra. Energi yang sedari tadi melemah serasa terisi kembali saat melihat Zahra.
"Ra? Kamu datang? Aku seneng banget kamu mau nemuin aku." ujar Raga yang mengungkapkan rasa bahagianya.
"So, ada apa? Gue nggak punya banyak waktu." Lain dengan respon Raga yang amat senang, Zahra justru sebaliknya. Bersikap dingin dan layaknya mereka ini orang asing.
"Aku mau minta maaf, Ra. Aku tau aku salah banget kali ini. Mulai dari masalah Michelle sampai yang nuduh kamu selingkuh sama kating kamu. Maaf Ra, maaf aku terlalu emosi, aku takut banget kehilangan kamu, Ra." ujar Raga. Ucapannya terjeda sebentar, ia menatap kembali ke depan, tepatnya pada air mancur, "Meskipun sekarang aku beneran kehilangan kamu karena sikapku." lirihnya.
Zahra menghela napas, "Gue udah maafin. Lupain semuanya. Kita udah selesai."
"Ra, boleh aku minta satu hal ke kamu?" tanya Raga.
"Apa?" tanya Zahra.
"Rahasiain ini dari Raya ya. Aku nggak mau dia sedih. Dia udah seneng banget selama ini karena punya kamu. Kamu udah dianggep kakak sama dia. Tetep main ke rumah ya, temenin Raya. Dia sendirian di rumah, Ra."
"Mau sampai kapan nyembunyiin ini dari Raya? Kita udah selesai, Ga. Bukannya Raya malah lebih sakit hati kalo taunya nanti?"
"Aku mohon jangan sekarang. Kalo waktunya udah tepat aku yang bakal bilang sendiri ke Raya. But, not now, please." ujar Raga memohon.
Zahra menatap Raga, ada rasa iba yang terbesit di hatinya. Zahra sendiri tau bagaimana Raya jika bersamanya. Raya sama manjanya ketika sedang bersama Raga. Ucapan Raga benar adanya, Raya sudah menganggap Zahra seperti kakaknya untuk pemgganti Raga yang tengah kuliah di kota orang.
KAMU SEDANG MEMBACA
ZAHRAGA 2
Teen FictionCOMPLETED✅ HIGHEST RANK🏅 #1 in ceritajadian (23-02-2024) #1 in duniakuliah (24-02-2024) #2 in ldr (24-02-2024) "Ketika hubungan kita dijatuhi beberapa rintangan" Masa SMA telah usai. Kini masa kuliah yang tiba. Raga Pratama Setiawan memutuskan untu...