22 - Flashback

108 11 0
                                    

*Flashback sebelum bertemu Michelle*

Setelah mendapatkan perintah dari Satya untuk mengambil jersey bersama Michelle, Raga meminta saran pada Vico dan Erlan. Ketiga cowok itu kini tengah berada di warung kopi dekat kampus untuk membicarakan masalah ini. Raga harus ekstra berhati-hati. Ia cukup kapok dengan masalahnya beberapa minggu lalu.

"Menurut gue mending lo omongin dulu sama Zahra. Bilang ke dia kalo lo mau keluar lagi sama Michelle, jangan lupa bilang juga kalo diperintah sama kapten basket," saran Erlan.

"Bener tuh, Ga. Tau sendiri kan kalo komunikasi dalma hubungan tuh yang paling penting. Jadi mendingan ngomong dulu sana sama Zahra."

"Nanti deh gue omongin ke dia. Jam segini tadi dia ngechat masih ada kelas. Gue nggak mau ngedistract konsentrasinya dia." ujar Raga.

Vico mengangguk, kemudian tiba-tiba ide brilian muncul di kepalanya.

"Gue punya ide!" seru Vico.

"Apaan?" tanya Erlan.

"Gimana kalo gue sama Erlan ikut sama lo aja?"

"Maksud?" tanya Raga tak mengerti.

"Lo nanti bawa mobil lo aja, Ga. Terus gue sama Erlan ngikut. Nah jadinya kan lo nggak keluar berdua doang sama Michelle. Ntar kita bantu ngomongin sama Zahra." ujar Vico.

"Ide bagus tuh! Gue setuju. Zahra juga pasti ngizinin kalo kaya gini mah." tambah Erlan.

"Boleh juga sih. Pinter juga lo, Vic!" kata Raga memuji kecerdasan Vico kali ini. Vico memang paling bisa diandalkan disaat-saat seperti ini.

"Oke berarti nanti gue bawa mobil ya, gue jemput kalian dulu. Kumpul disini aja lo pada, biar gue nggak bolak balik jemput lo nya."

"Iye iye! Dasar pelit bensin!" ejek Erlan.

Raga menoyor kepala Erlan, "Enak aja lo, gue beli pertamina nya juga bisa!" sombongnya sembari tertawa.

"Songong banget lo! Gue beli juga nih mulut lo!" kata Erlan.

"Udah cukup! Gue nggak bisa beli apa-apa jadi gue nggak bisa ikutan pamer nih!" ujar Vico tak terima yang membuat Raga dan Erlan tertawa karenanya.

Tak lama kemudian ponsel Raga berbunyi yang menunjukkan ada notifikasi chat disana. Raga membuka ponsel dan langsung membacanya.

Azzahra Paramita❤️ : Aku baru sampe rumah Ga. lumayan capek hari ini

Raga Pratama : Istirahat dulu, Yang. Aku nanti mau ngomong penting sama kamu ya

Setelah mengirimkan pesan itu, tiba-tiba Zahra langsung menelfonnya. Itu sudah menjadi kebiasaan antara Raga dan Zahra apabila ada yang mau berbicara penting maka langsung saja lewat telfon.

"Gercep amat neng langsung di telfon," ujar Raga sembari terkekeh saat telfon sudah tersambung dengan kekasihnya.

"Mau ngomong apa cepetan!" ujar Zahra tak sabar.

"Ngapain sih cepet-cepet, kaya balapan aja," Raga masih menggoda Zahra.

"Ih Raga cepetan deh mau ngomong apa kamu? Kalo nggak cepetan aku ngambek nih!" Akhirnya Zahra pun mengeluarkan senjata andalannya agar Raga segera bicara padanya.

"Iya-iya. Jelek banget ih ngancemnya." ujar Raga menyerah. "Jadi nanti malam aku ditugasin sama kapten basket buat ambil jersey." Raga akhirnya memulai pembicaraan penting itu.

"Terus pentingnya dimana? Ambil ya ambil aja lah,"

"Bentar dulu Sayang, belum selesai ngomong,"

ZAHRAGA 2Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang