1 - Hari Pertama OSPEK

424 35 6
                                    

Pagi ini, Zahra sudah siap dengan pakaian rapi dengan atasan kemeja putih formal, dan rok hitam, dilengkapi pula dengan name tag yang sudah ditentukan oleh panitia OSPEK kampusnya hari ini.

Hari ini merupakan hari pertama Zahra akan menginjakkan ke kampus barunya. Ada senang juga sedih sih. Senang karena Zahra akan memulai kehidupan kampus, tapi juga sedih karena ia takut jika OSPEK yang dialami akan mengerikan seperti cerita kakaknya.

"Zahra, semua udah disiapin? Nggak ada yang ketinggalan kan?" tanya Anjani-- mama Zahra. Wanita paruh baya itu juga tengah sibuk menyiapkan sarapan untuk keluarga kecilnya.

Zahra mengangguk, "Udah, Ma. Mama udah berkali-kali loh nanya ke Zahra." kesalnya. Pasalnya mama nya itu sungguh posesif hingga menanyakan barang-barang keperluan OSPEK berkali-kali.

"Mama cuma antisipasi aja siapa tau kamu ada yang kelupaan kan bingung nanti disana."

"Yaudah, Zahra berangkat dulu, Ma. Ojol nya udah dateng!" ujar Zahra, lalu ia berdiri dan mencium punggung tangan mamanya. Gadis itu langsung berlarian kecil keluar rumah dan memakai sepatunya.

"Loh ini sarapannya nggak dihabisin dulu?!" tanya Anjani dengan sedikit berteriak.

"Nanti Zahra telat! Bye, Ma!"

*****

Pembukaan OSPEK telah dilakukan. Kali ini Zahra masih duduk bersama Nadien, Ardan, Tasya, dan juga Fikri karena mereka masih bebas duduk bersama siapa saja. Namun setelah pembukaan, akan dibagikan beberapa kelompok untuk berlangsungnya kegiatan OSPEK.

"Deg-degan banget gue habis ini dibagi kelompok. Gimana kalo gue nggak ada yang kenal nanti?" kata Tasya waswas.

"Ya kenalan lah!" sahut Nadien.

"Kenalan sama orang nggak segampang itu, Nad. Gue takut aja kalo nggak punya temen nanti!"

"Ya asyik dong nanti kan bisa dapet temen baru." ujar Zahra yang langsung disetujui oleh Nadien.

"Kalian berdua nggak pada deg-degan habis ini dibagi kelompok gitu?" tanya Tasya pada kedua temannya yang nampak biasa saja. Tidak seperti dirinya yang cukup ketakutan. Tasya memang gadis yang paling aktif dan heboh dibanding Zahra dan Nadien. Namun jika bertemu dengan orang baru, Tasya juga sulit beradaptasi.

"Deg-degan sih, tapi yaudah mau gimana lagi, Sya," balas Zahra yang langsung diangguki oleh Nadien.

Akhirnya waktu pembagian kelompok pun tiba. Panitia OSPEK menentukan dibagi menjadi 10 kelompok. Zahra masuk ke kelompok 3, tidak ada satupun yang dikenalnya disana. Dan nasib baik terjadi pada Tasya karena gadis itu satu kelompok dengan Nadien yaitu di kelompok 5. Sedangkan Ardan berada di kelompok 1, dan Fikri di kelompok 10.

Setelah mendengar instruksi dari presiden BEM Universitas, semua MABA langsung berkumpul sesuai kelompoknya masing-masing. Begitupula dengan Zahra, ia segera menghampiri kakak pendamping yang akan menemani dan memberikan arahan selama kegiatan OSPEK ke depannya.

Zahra duduk di sebelah gadis yang berambut panjang dengan dikuncir satu. Kemudian gadis itu menoleh dan tersenyum pada Zahra.

"Hai, kenalin gue Fladisha, bisa dipanggil Fladisha atau boleh Icha." ujar gadis cantik itu sembari memamerkan senyum manisnya dan juga mengulurkan tangan pada Zahra.

Zahra menerima uluran tangan itu dan membalas senyuman, "Gue Zahra. Senang bisa berkenalan." ujarnya. "Btw, dari jurusan apa?" tanyanya.

"Gue dari kedokteran. Lo?"

"Wow!" seru Zahra takjub. Bagaimana tidak, dokter adalah cita-cita impiannya yang sekarang tidak akan kesampaian. Namun ternyata ia bisa mempunyai kenalan seorang mahasiswa kedokteran. Ia sangat senang! "Hebat banget! Gue dari keperawatan." tambah Zahra.

ZAHRAGA 2Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang