Raga baru saja sampai di Universitas Indonesia. Ardan mengantarkan cowok itu ke Fakultas Ilmu Keperawatan. Raga jadi tidak sabar ingin bertemu gadisnya itu.
Saat di dalam gedung fakultas yang cukup besar, Raga kesulitan menemukan Zahra. Apalagi Raga tidak tau di kelas mana Zahra sedang berada. Saat itu Raga sedang melihat gadis yang tengah menempelkan sesuatu di mading. Raga pun menghampiri gadis itu untuk menanyakan siapa tau ia mengenal Zahra.
"Hai, sorry gue ganggu," sapa Raga pada gadis dengan rambut yang dikuncir kuda dengan pita kuning.
"Oh hai, ada apa?" tanya gadis itu ramah. Kemudian mata gadis itu seperti menelisik wajah Raga. "Bentar, kayanya gue nggak asing sama wajah lo," ujarnya.
Raga terkejut, notabenya ia bukan anak kampus sini kok bisa ada yang mengenalinya? Aneh bukan?
"Emang iya? Gue bukan anak kampus sini soalnya," ujar Raga.
"Lupain deh, gue salah orang mungkin. Oh ya, lo kenapa manggil gue tadi?" tanya gadis itu.
"Ah iya, gue mau tanya lo kenal Zahra? Dia anak fakultas ini. Anak HIMA juga."
"Azzahra Paramita?" tanya gadis itu memastikan.
Raga mengangguk sembari melebarkan senyumnya, akhirnya ia bertemu orang yang mengenali Zahra, "Iya bener itu. Kenal kan?" tanya Raga.
"Bentar deh, lo siapanya?"
"Oh iya, sampai lupa belum kenalan." Raga pun mengulurkan tangannya, "Gue Raga." ujarnya memperkenalkan diri.
"Raga pacarnya Zahra? Ya ampun pantesan muka lo nggak asing sama gue," ujar gadis itu senang akhirnya pertanyaan tentang Raga sedari tadi sudah terjawab.
Raga bingung, "Lo kok tau kalo gue pacarnya Zahra?" tanyanya.
Gadis itu mengulurkan tangannya, "Gue Sheza. Sahabat Zahra. Zahra sering ceritain lo ke gue, dia juga pernah nunjukin foto lo ke gue makanya muka lo nggak asing bagi gue." ujarnya menjelaskan.
Raga mengangguk paham, "Hari ini Zahra ke kampus kan?" tanyanya.
Sheza mengangguk, "Iya ada kok, dia lagi di ruang HIMA. Mau gue anter kesana?"
"Boleh, daripada nanti gue nyasar. Tapi lo nggak keberatan kan?"
Sheza menggeleng, "Gue mau sekalian balik ke ruang HIMA juga soalnya." ujarnya. "Yaudah yuk bareng gue ke ruang HIMA."
******
Sesampainya di ruang HIMA, Raga sudah nampak postur tubuh Zahra yang sedang membelakanginya. Raga hafal betul bahwa itu adalah gadisnya. Ternyata cowok itu masih saja deg-degan jika bertemu dengan Zahra.
"Zahra dicariin tuh!" ujar Sheza dengan sedikit berteriak yang membuat Zahra menoleh ke belakang.
Raga mengembangkan senyumnya sembari melambaikan tangan saat Zahra menoleh ke arahnya. Sementara Zahra ia sangat terkejut dan mungkin gadis itu tak percaya bahwa memang Raga ada disini.
"Sheza, lo ketemu dimana sama dia?" tanya Zahra saat Sheza duduk disampingnya.
"Di depan tadi. Kaya orang bingung dia nyariin lo. Untung ketemunya sama gue jadi bisa langsung gue kasih tau. Udah sana samperin."
"She, gue bisa minta tolong nggak?"
Sheza mengernyit, "Minta tolong apa?"
"Bilangin ke dia dong gue lagi nggak bisa diganggu. Bilang aja banyak kerjaan gitu. Tolong ya," ujar Zahra memohon.
"Lo kenapa deh? Itu pacar lo udah jauh-jauh—"
"Please, kali ini aja. Gue belum siap ketemu dia. Nanti gue ceritain deh semuanya. Tolongin gue kali ini aja ya," Zahra memotong ucapan Sheza dengan cepat.
KAMU SEDANG MEMBACA
ZAHRAGA 2
Dla nastolatkówCOMPLETED✅ HIGHEST RANK🏅 #1 in ceritajadian (23-02-2024) #1 in duniakuliah (24-02-2024) #2 in ldr (24-02-2024) "Ketika hubungan kita dijatuhi beberapa rintangan" Masa SMA telah usai. Kini masa kuliah yang tiba. Raga Pratama Setiawan memutuskan untu...