41 - Go Public Pacar Baru

198 10 0
                                    

"Bangsat ya lo gila, Ra? Lo baru putus 2 bulan sama Raga loh. Lo kenapa sih, Ra? Lo emang beneran cinta sama kak Edgar?"

Setelah kejadian Edgar menembak Zahra, Zahra pamit ke Edgar untuk pergi dengan Sheza dan menepati janjinya untuk hangout ke cafe.

"Gue harus jawab apa, She? Nggak mungkin gue nolak dia di depan anak-anak HIMA." ujar Zahra.

"Ra, nggak gitu caranya tapi!!!!" Sheza gemas sendiri dengan tingkah Zahra. "Lo berarti sekarang nerima kak Edgar karena kasian kan bukan karena cinta? Lo tega banget anjir!!! Parah lo, Ra. Gue baru tahu sifat lo kaya gini tahu nggak!"

"She, dengerin gue dulu. Setelah ini gue bakal ketemuan sama kak Edgar dan gue bakal jelasin semuanya ke dia. Gue nggak mungkin buat kak Edgar malu di depan anggotanya tadi. Yang ada gue nanti canggung sama dia. Mana gue harus berurusan terus sama dia!"

"Gue doain lo jatuh cinta beneran aja sama kak Edgar."

Zahra melotot, "Mata lo jatuh cinta. Cinta gue masih buat Raga. Gue aja nggak tahu apa gue bisa move on dari dia."

"Yaelah Raga mulu yang dipikiran. Dia udah nunjukin redflag nya dia sendiri lo. Bandingannya sama kak Edgar yang green flag parah. Ya kali kak Edgar kalah!"

"Kak Edgar emang green flag. Tapi kalo gue sukanya yang redflag gimana?"

"Itu goblok namanya!" umpat Sheza yang kemudian dibalas tawa oleh Zahra.

"Lagian gue heran deh, kok bisa kak Edgar suka sama gue anjir. Suka dari apanya coba. Mana gue masih maba. Gue tuh males sebenernya jadi pusat perhatian kaya tadi. Tahu gitu gue tadi nggak usah ke ruangan HIMA deh."

"Nggak papa lah, Ra. Nikmatin aja jadi pacar ketua HIMA. Kapan lagi kan pacaran sama orang yang punya jabatan tinggi." ujar Sheza bercanda.

"Ya tapi gue nggak suka dia."

"Cinta datang karena terbiasa, sist. Coba jalanin aja dulu. Siapa tahu ketagihan."

"Sinting!"

*****

Malam harinya, Zahra dijemput oleh Edgar untuk makan malam bersama. Bagi Edgar ini adalah first date nya dengan sang kekasih, namun lain hal nya dengan Zahra yang hanya mengganggap ini makan malam biasa karena ia akan menjelaskan semuanya pada Edgar.

Zahra menjelaskan tentang apa yang sebenernya ia pikirkan saat di rungan HIMA tadi dan alasan mengapa ia menerima cinta Edgar.

Edgar hanya tersenyum mendengarnya, "Gue tahu kok, Ra. Gue tahu lo nerima gue karena terpaksa dan nggak mau buat gue malu tadi. Sebelumnya gue ucapin makasih dulu ke lo karena kepedulian lo itu." ujarnya. Edgar minum sebentar untuk menetralkan jantungnya yang sejak tadi berdegup kencang saat berbicara dengan Zahra.

"Gue tahu juga kalo lo baru putus sama mantan lo. Gue itu ini berat buat lo, tapi kalo boleh izinin gue buat bahagiain lo dan lupain trauma lo, Ra." ujar Edgar serius.

"Kak aku bukannya—"

Edgar menggenggam tangan Zahra yang membuat Zahra menghentikan ucapannya dan pandangannya beralih pada tangan Edgar.

"Gue nggak papa kalo lo anggap gue sebagai pelampiasan lo karena lo baru putus. Tapi please izinin gue buat jadi pacar yang baik buat lo. Jangan minta putus ya? Izinin gue buat berjuang dulu." ujar Edgar. Kemudian cowok itu berpikir sebentar. "6 bulan. Kasih gue waktu 6 bulan buat bikin lo jatuh cinta sama gue. Kalo gue gagal, gue yang akan lepasin lo."

"Kak— yakin?" tanya Zahra ragu.

Edgar mengangguk mantap. "Boleh?" tanyanya.

"Kak aku aja nggak tahu apa aku bisa move on dari mantan aku atau nggak."

ZAHRAGA 2Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang