Zahra kembali masuk ke cafe dan menghampiri mejanya tadi. Ternyata Clara sudah hadir disana. Hari ini gadis itu akan mulai menyusun laporan acara Hari Kesehatan Nasional kemarin. Tentunya bersama ketua dan sekretaris HIMA.
"Kak, sorry ya, ada insiden bentar tadi," ujar Zahra merasa tak enak pada Edgar.
Edgar tersenyum, "Santai aja. Emangnya dia siapa? Pacar lo ya, Ra?"
"Mantan sih, Kak, lebih tepatnya." jawab Zahra.
"Eh, emangnya ada apaan sih? Kok gue nggak tau?" tanya Clara mulai kepo.
"Mau tau aja lo! Makanya kalo datang tuh tepat waktu jangan molor terus!" ujar Edgar bercanda.
"Yee kan macet tadi di jalan makanya cowok gue lama jemputnya!" balas Clara membela diri.
Edgar terkekeh, kemudian ia menatap Zahra yang tengah melamun.
"Ra." panggil Edgar namun gadis itu masih diam dan tatapannya kosong.
Edgar meraih tangan gadis itu, "Ra," panggilnya lagi.
Zahra yang terkejut langsung menjauhkan tangannya dari tangan Edgar, "Eh sorry Kak, gimana?" tanyanya.
"Lo kenapa ngelamun? Mikirin mantan lo tadi?" tanya Clara.
Zahra menggeleng, "Enggak kok, Kak." jawabnya.
"Ini kita masih bisa lanjut buat ngerjain kan? Atau lo mau ditunda dulu? Kayanya lo banyak pikiran." kata Edgar.
"Enggak, Kak. Sekarang aja. Aku bisa fokus kok. Maaf, Kak. Tadi agak ke-trigger soalnya." ujar Zahra.
*****
Raga menjatuhkan tubuhnya diatas kasur kingsize miliknya. Matanya terpejam namun cowok itu tidak tidur. Ia hanya memejamkan mata agar perasaannya lebih tenang walau sedikit.
Raga masih mengingat kejadian tadi, apakah ia memang salah? Tapi Raga benar-benar tidak bisa mengontrol emosinya sendiri. Siapa yang tak marah jika seseorang yang ia cintai malah bersama orang lain?
Cowok itu mengubah posisinya menjadi duduk, kemudian mengambil ponsel yang berada di kasur. Ia mencari nomor Ardan dan menelponnya.
"Hallo, ada apa?" tanya Ardan to the point.
"Lagi sibuk nggak?"
"Nggak. Ngapa?"
"Bisa ketemu?"
"Sama Fikri, Reyhan juga?"
"Nggak. Lo aja."
"Dimana?"
"Cafe biasa. Gue otw sekarang ya!"
"Oke."
Setelah menelpon Ardan dan mengajaknya bertemu, Raga segera bersiap-siap. Ia mengambil jaket yang ia sampirkan di sofa kemudian memakainya dan segera turun untuk berangkat.
Hanya membutuhkan waktu sekitar 15 menit, Raga sudah sampai di cafe itu. Ternyata Ardan sudah ada disana terlebih dahulu. Raga segera menghampiri Ardan.
"Cepet amat datangnya," ujar Raga sembari terkekeh.
"Gue lagi ada di deket sini tadi. Jadi ya cepet." balas Ardan. "Jadi, ada apa?" tanyanya.
"Buru-buru banget. Gue pesen minum dulu kali ya," ujar Raga yang kemudian memanggil waitress untuk memesan minum dan beberapa camilan.
Setelah waitress pergi dan menyiapkan pesanan Raga, Raga kembali fokus pada Ardan.
"Dan, gue tadi ketemu Zahra." ujar Raga memulai obrolannya.
Ardan menaikkan satu alisnya, "Terus?" tanyanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
ZAHRAGA 2
أدب المراهقينCOMPLETED✅ HIGHEST RANK🏅 #1 in ceritajadian (23-02-2024) #1 in duniakuliah (24-02-2024) #2 in ldr (24-02-2024) "Ketika hubungan kita dijatuhi beberapa rintangan" Masa SMA telah usai. Kini masa kuliah yang tiba. Raga Pratama Setiawan memutuskan untu...