52. Sialan

2.5K 251 62
                                    

Yuta dan Sana sesekali mengobrol dalam bahasa Jepang yang tentu saja tak bisa Joel pahami. Rupanya wanita yang datang ini asli keturunan Jepang, Hanya bisa sedikit bahasa inggris namun tidak terlalu fasih.

"Sorry, gapapa kan Sana disini? Gue udah nyuruh dia buat nunggu di kamar aja malam ini tapi dia bosen katanya."  Ucap Yuta.

"No Problem." Sebenarnya Joel betul-betul tidak masalah dengan kehadiran Sana karena wanita itu toh tidak pernah mengganggu atau menginterupsi percakapan seru yang mengalir alami antara Yuta dan dirinya sebagai sobat lama.

Masalahnya semakin malam, tingkahnya semakin liar. Sana ini tipe wanita agresif yang sesekali bertindak binal merayu Yuta secara terang-terangan.

Joel sedikit risih dan gerah saat melihat Sana mulai duduk diantara paha Yuta dan menggesekkan tubuhnya mengikuti irama musik dengan ekspresi horny? dan gerakan sensual. Masalahnya dia menghadap kearah Joel. Kenapa tidak berbalik kearah Yuta saja, Ugh!

"Dude, get a room for you and your girlfriend!" Joel menampakkan ekspresi terganggu.

Yuta kemudian kembali mengajak ngobrol Sana dalam bahasa Jepang. Sepertinya keduanya terlihat perdebatan kecil dan Sana terlihat seperti merajuk.

"Joel, Sana punya teman dekat perempuan dari Taiwan namanya Tzuyu yang tinggal di Sydney. Kalo lo mau gue bisa minta dia datang kesini. Sebelum kita cabut." Ucap Yuta merasa sedikit bersalah.

"Gak perlu. I'm 100 percent fine!" Joel menjawab saat Yuta kembali meminta maaf tidak bisa menemani dirinya lebih lama karena Sana bersikeras ingin memonopoli Yuta.

Damn! Tampaknya gairah seks diantara keduanya tidak bisa dibendung lagi. Daripada harus melihat jav versi live mending Joel langsung mengiyakan supaya mereka bergegas pergi dari sini. Bahkan saat mereka menuruni tangga pun Joel bisa melihat Yuta Nakamoto masih sempat-sempatnya meremas bokong pacar barunya itu. Dunia isinya orang kasmaran semua!

Beberapa kali Joel diajak turun ke lantai dansa oleh sekumpulan ladies companion tapi dia menolak secara halus, ia hanya beberapa kali menggelengkan kepala menikmati berbagai musik remix yang disajikan dj. Yah mungkin kalau sohibnya Johnny dan Theron ada disini Joel tak keberatan menggila on the floor. Tapi no, dia tidak dalam mood yang baik untuk melakukannya. Mungkin ia perlu memesan minuman dengan kadar alkohol ringan untuk yang terakhir kalinya sebelum pergi.

"Joel kan?" Ucap seorang pria seumuran dengannya yang entah datang dari arah mana.

"Wait. Doni???" Lelaki itu mengangguk
"Kukira cuma Jakarta yang sempit, nyatanya Sydney ga jauh beda." Joel terheran tapi juga sedikit senang ada sosok yang dia kenal saat ini.

"How's life? Lo pernah kecelakaan berat kan?" Doni ingin membahas soal amnesianya tapi karena itu dirahasiakan dari publik ia memilih untuk tidak membahasnya.

"Dulu kalau kambuh, kepala rasanya mau pecah dan beberapa anggota tubuh kadang masih suka sakit. Sekarang udah jauh lebih baik." Jawab Joel.

"I'm sorry."

"I'm fine now bro? Lo sendirian?" Tanya Joel lagi. Tapi belum sempat Doni menjawab dia terlihat mengangkat panggilan dari seseorang dan menginfokan lokasi table mereka.

"Tadi gue sama klien sekarang udah bubar. Tapi Gue lagi nungguin seseorang udah janjian." Ucapnya. Eh gue minta nomor baru Lo dong." Lanjutnya dan mereka pun bertukar nomor ponsel.

Terlalu asyik mengobrol sampai keduanya tak sadar ada wanita cantik berdiri didepan mereka. Rambutnya pirang, pinggulnya ramping mengenakan dress hitam dengan tali sphagetti dengan belahan dada rendah berbentuk V dan terbuka sedikit di bagian punggungnya.

Lust and LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang