08. Air Mata Penyesalan

4.3K 137 20
                                        

🌹السلام عليكم ورحمة الله وبركاته 🌹

Selamat membaca, jangan lupa berikan vote dan komen ya, xiexie. Karena itu penyemangat saya.

🌹بسم الله الرحمن الرحيم 🌹

"Jangan jadikan ilmu yang kamu sebarkan sebagai alat untuk membuat orang tunduk padamu. Namun, jadikanlah ilmu yang kau sebarkan sebagai penyebab kamu tunduk kepada Allah SWT."

(Habib Umar bin Hafidz)

🌹🔪🌹🔪🌹🔪

"Air Mata Penyesalan
by LieWeyWey."

AMP

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

AMP





Hari sudah malam. Kini, keluarga Alifa tidak pulang ke rumah karena banyak sekali pertanyaan yang ada di pikiran mereka melihat keadaan putrinya. Gara. Laki-laki itu terus memandangi adiknya yang terlihat tak berdaya di atas kasur.

Tadi siang, saat Gara menanyakan luka yang terdapat di kening adiknya itu, tiba-tiba saja Alifa jatuh pingsan. Mereka yang melihat itupun merasa cemas, karena dari tadi siang Alifa belum sadarkan diri. Itu baarti sudah berapa jam Alifa jatuh pingsan.

Gara menitikkan air matanya, dia sangat menyayangi adik satu-satunya ini. Seumur hidup, mereka tidak pernah melihat Alifa sakit, hanya ada satu kali dan itupun karena Alifa ingin bertemu dengan Gabriel.

Ibu Tria datang dari dapur. Dia membuka pintu kamar Alifa sambil membawa bubur yang dia buat dari dapur tadi setelah minta izin kepada Bi Ilma. Sedangkan Pak Bagas sudah pergi ke rumah sakit menyusul istrinya.

"Alifa," lirih ibu Tria, sambil mengelus pucuk kepala putrinya.

Gara yang melihat ibunya seperti itupun merasa sedih. "Jangan sedih, Bu."

Ibu Tria hanya mengangguk lalu menatap anak laki-lakinya itu. Gara yang ditatap seperti itupun bingung, ada apa dengan ibunya?

"Jika suatu saat nanti kamu sudah menikah. Tolong jaga dan sayangilah istrimu itu, Nak. Jangan biarkan istrimu itu mengeluarkan air mata."

Gara hanya bisa mendengarkan apa yang dikatakan ibunya itu.

"Gara," panggil ibunya lagi.

"Iya, Bu?"

"Ibu merasa ada yang tidak baik kepada adikmu ini. Insting seorang Ibu itu kebanyakan benar, Nak."

"Iya, Bu, Gara juga merasa seperti itu."

Tidak lama dari itu, tangan Alifa bergerak. "Mas Alaska," gumamnya.

"Alifa, kamu sudah bangun, Nak?"

Air Mata Penyesalan Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang