20. Air Mata Penyesalan

4.6K 145 16
                                    

🌹السلام عليكم ورحمة الله وبركاته 🌹

Selamat membaca jangan lupa berikan vote dan komen, xiexie.

🌹بسم الله الرحمن الرحيم 🌹

"Saat jalanmu terasa buntu, doa adalah pilihan terbaik membuka pintu. Saat merasa tidak punya apa-apa, iman adalah harta terindah yang kamu punya."

(Ustadzah Halimah Alaydrus)

🌹🔪🌹🔪🌹🔪

Air Mata Penyesalan
by LieWeyWey.

Air Mata Penyesalanby LieWeyWey

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

AMP





Kini masa pencarian pasal kecelakaan pesawat minggu lalu benar-benar sudah ditutup. Para tim SAR sudah menyerah, karena sisa korban yang tenggelam ke laut itu sudah dinyatakan meninggal. Dan itu sangat tidak mungkin jika mereka masih hidup sampai sekarang. Ibu Liana yang berstatus sebagai salah satu ibu dari korban di sana hanya bisa pasrah dan menerima ini semua.

Sekarang di rumah perempuan paruh baya yang sudah kehilangan putranya itu, tadi tanpa sengaja bertemu dengan keluarga Alifa. Gara, ibu Tria dan pak Sudar sudah berada di rumah itu. Setelah sekian lama akhirnya mereka bertemu kembali.

Ibu Liana tidak pernah menganggap keluarga Alifa ini sebagai pembantu. Justru ibu Liana sangat berterima kasih kepada keluarga pak Sudar, ayah dari Alifa. Karena sudah memberitahunya ketika suaminya mengalami kecelakaan belasan tahun yang lalu. Dan dari situlah ibu Liana mempekerjakan mereka di rumah yang sudah ditinggalkan oleh almarhum sang suami.

Tapi itu semua tidak lama, hanya sekitar dua atau tiga tahunan saja dan setelah itu ibu Liana dan Gabriel pergi ke Jerman, hingga membuat Gabriel dan Alifa terpisah. Ibu Liana masih menangis dipelukan ibu Tria.

"Sudah, Nyonya. Kita do'akan yang terbaik untuk Tuan Gabriel." Ibu Tria juga tidak kalah terkejutnya ketika mendengar mantan dari anak majikannya yang sangat baik itu mengalami kecelakaan.

Dia juga dari kecil sudah ikut mengasuh Gabriel karena usia anaknya Gara dan Gabriel hanya terpaut satu tahun. Apalagi ibu Liana dulu juga sambil bekerja, jadi hal yang wajar jika Gabriel juga ikut terikat dengan Alifa.

"Sepertinya aku benar-benar harus mengikhlaskan putraku pergi, Tria."

Ibu Liana menegakkan tubuhnya di sofa sambil tersenyum dan tak lupa juga mengelap air matanya.

"Apa kamu mau bekerja di rumahku lagi, Tria?"

Ibu Tria terdiam sebentar. "Tapi saya sudah memiliki pekerjaan, Nyonya, walaupun gajinya tidak seberapa." Sebenarnya ibu Tria tidak enak untuk menolak tapi mau bagaimana lagi.

Air Mata Penyesalan Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang