07. Air Mata Penyesalan

3.6K 114 13
                                    

🌹السلام عليكم ورحمة الله وبركاته 🌹

Selamat membaca, jangan lupa berikan vote dan komen, ya. Karena itu semua penyemangat saya, syukron

🌹بسم الله الرحمن الرحيم 🌹

"Jika engkau ingin merubah jalan hidupmu tapi tak tau dari mana akan mulai, maka mulailah dengan bersholawat kepada Nabi Muhammad SWA."

(Habib Umar bin Hafidz)

🌹🔪🌹🔪🌹🔪

"Air Mata Penyesalan
by LieWeyWey."

AMP

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

AMP

Sudah dua hari kejadian yang menimpah Alaska dan Alifa. Kini keluarga besar Bagasron Galery dan Arya Farenza sedang berkumpul di kediaman pak Bagas dan ibu Sulastri. Mereka membahas tentang hubungan keluarga mereka, bagaimana agar menjadi semakin dekat.

Tentu pak Arya, ayah dari Nabila menginginkan jika putrinya menikah dengan Alaska. Karena hanya Alaska lah anak dari keluarga Galery ini.

Di mana Alifa? Dia di kamar, dan selama 2 hari itu juga dia hanya berdiam diri. Makan pun hanya diantar oleh BI Ilma atau Bi Santi. Terkadang ibu Sulastri juga menelpon Dokter untuk melihat luka-luka yang dialami Alifa waktu kecelakaan. Yah, setidaknya mertuanya itu masih memiliki hati untuk memperdulikannya.

Di tempat lain, di sebuah kampung, keluarga yang sangat sederhana. Seorang ibu merindukan anaknya yang sudah 6 bulan menikah.

"Bapak," panggil seorang wanita paruh baya kepada suaminya.

"Iya, Bu?"

"Ibu ngerasa gak enak akhir-akhir ini, Ibu kangen banget sama Alifa, anak kita," tutur ibu Tria.

Pak Sudar yang sedang duduk di kursi kayu yang sederhana itu bangkit lalu mendudukkan dirinya disamping sang istri. "Anak kita pasti bahagia di sana, Bu. Bapak yakin pasti suaminya itu memperlakukan putri kita dengan baik." Sambil mengelus punggung istrinya.

"Tapi Ibu ngerasa gak enak, Pak. Insting seorang ibu itu pasti benar."

Pak Sudar terdiam sejenak, sebenarnya dia juga merasakan hal yang aneh. Sebagai seorang ayah, dia juga bisa merasakan apa-apa pada anaknya. Pak Sudar bangkit dari kursi yang mereka duduki lalu mengambil foto pernikahan Alifa.

Kedua orang tua Alifa ini tersenyum melihat putri mereka yang sudah menikah. Setetes air mata jatuh di pipi Pak Sudar, dia teringat bagaimana dia menjabat tangan seorang laki-laki yang sudah dia yakini akan membahagiakan anaknya.

Air Mata Penyesalan Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang