31. Air Mata Penyesalan

5.6K 205 34
                                    

🌹السلام عليكم ورحمة الله وبركاته 🌹

"Hallo, saya kembali lagi, jangan lupa vote dan komen ya. Maaf jika lama up nya."

🌹بسم الله الرحمن الرحيم 🌹

"Orang yang mau menunjukkan di mana letak kesalahanmu, itulah temanmu yang sesungguhnya. Sedangkan mereka yang hanya menyebar omong kosong dengan selalu memujimu, mereka sebenarnya adalah para algojo yang justru akan membinasakanmu."

(Umar bin Khattab)

🌹🔪🌹🔪🌹🔪

Air Mata Penyesalan
by LieWeyWey.

Air Mata Penyesalanby LieWeyWey

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

AMP

Bacanya pelan-pelan aja kok, ada sedikit kisah ibu Liana di sini, selamat membaca.







Seorang perempuan paruh baya memutar tubuhnya dengan menggunakan kursi kebesaran yang ia miliki. Dengan kaki menyilang dan tangan yang menggerak-gerakan pulpen tidak lupa juga kaca mata yang bertengger di atas kepala.

Perempuan ini berdiri dan meletakkan kedua tangan di atas meja dengan sedikit mencondongkan tubuhnya kedepan kepada sekretaris yang sedang berdiri didepan.

"Katakan kepada orang itu jika saya tidak membutuhkan kerjasama dengan perusahaan rendah seperti dia." Kemudian ia mengambil tas mahalnya lalu pergi dari ruangan itu.

Sekretaris tadi hanya menundukkan kepala pertanda hormat sekaligus paham dan ikut menyusul keluar. Ibu Liana memasuki lift dan menekan angka 1, setelah lift terbuka ia langsung menuju mobil dan pergi ke suatu tempat yang sudah cukup lama tidak dikunjungi.

Tidak lupa juga ia singgah ke sebuah tokoh bunga untuk membeli mawar merah. Dan sekarang di sinilah dia berada, di sebuah tempat perkumpulan yang dimana sebagian orang sudah tidak bernyawa lagi. Yah, Ibu Liana pergi ke pemakaman tempat peristirahatan terakhir suaminya.

Matanya menatap nama yang berada di atas pagar pemakaman sebentar kemudian melangkahkan kaki untuk masuk ke dalam. Mata itu langsung tertuju pada sebuah makam yang bernama Jarvas Rowalong.

Perlahan ia hampiri dan duduk di pinggiran makam tempat suaminya, air mata meluruh dengan sendiri tidak ada kata-kata yang bisa dirinya ucapkan. Hanya rasa rindu nan sesak saja yang ada, tangan wanita itu meletakkan bunga tadi di atas kepala pemakaman dan mengelus batu nisan. Rasa sesak di dada kini kembali lagi setelah sekian lama merindukan sang suami.

"Mas."

Kepalanya ia hadapkan ke atas untuk menghalau butiran-butiran air yang sudah terlanjur jatuh. Perlahan wajahnya ia hadapkan lagi ke batu nisan sambil tersenyum.

Air Mata Penyesalan Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang